Selasa, 27 Maret 2012

Senin Prapaskah Minggu V

 Daily Reflections by Fr Laurence Freeman, OSB
 
Hari Raya Kabar Sukacita, ketika Maria muda, ibu yang harus belajar takdirnya. Saat mengandung memenuhi pikiran ketika cakrawala kehidupan yang menakutkan tampak jelas. Tak mengherankan para orang tua kehilangan ingatan jangka pendeknya tetapi tetap mengingat awal-awal kehidupan dengan jelas. Yang muda melihat ke depan, merenungkan keputusan-keputusan yang harus mereka ambil dan keuntungan-keuntungan yang mereka takut kehilangan. Yang tua belajar untuk menyesuaikan hal-hal yang sudah terjadi, mungkin potensi yang tidak pernah memuaskan, karena pengalaman mereka semakin memenuhi lukisan kehidupan mereka.

Dia ‘sangat terganggu’ oleh pesan malaikat dan tidak dapat memahami apa yang terjadi pada dirinya. Kita merindukan sesuatu terjadi, ingin Allah muncul di hadapan kita, agar supaya kenyataan berkembang di dalam kehidupan harapan dan frustasi kita. Dan jika memang terjadi kita hampir tidak dapat mengenalinya dan bertanya-tanya akan artinya. Tidak ada jawaban final dan keinginan akan Allah, untuk segala sesuatu yang kita butuhkan, tidak akan pernah dapat terpuaskan. Kita tidak dapat menyamai rahmat. Itulah sebabnya kerendahan hati menjadi sebuah kebijaksanaan.

Yang dapat kita lakukan hanyalah melepaskan sudut pandang kita dan belajar melihat segala sesuatu dari perspektif Sang Pemberi. Namun kemudian kita merasa seolah-olah kita sedang disingkirkan. Sang ego mulai berkampanye menuntut haknya. Maka kita berusaha membiarkan Allah menjadi pusat sejati sambil tetap mempertahankan sebuah lubang persembunyian bagi keterpusatan diri kita sendiri. Kekonyolan ini dan frustasi yang timbul di dalamnya bisa memakan waktu lama untuk menjadi tampak jelas.

Maria bergumul dan menyerahkan sudut pandanya seperti layaknya setiap orang tua yang penuh kasih, setiap orang yang mengasihi tahu bahwa mereka dipanggil untuk melakukannya. Fiat-nya (fiat = tekad bulat), terjadilah padaku menurut perkataan-Mu, adalah sebuah kekalahan sekaligus kemenangan, kejatuhan dan sekaligus terobosan, kematian dan sekaligus permulaan kelahiran baru melampaui siklus kematian dan kelahiran kembali.
Mantra kita adalah fiat kita. Biarlah terjadi.
 
 
(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar