Kamis, 15 Maret 2012

Kamis Prapaskah Minggu III

 Laurence Freeman OSB

Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. tetapi ada di antara mereka yang berkata : "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul

Selalu saja ada orang yang merusak kesenangan atau berpikir, seperti banyak dalam media kita, bahwa kesinisan itu adalah tanggapan yang tepat bagi antusiasme. Di suatu tempat dalam ego ada sebuah mekanisme kecil yang siap terpicu setiap kali merasa semangat kita mulai naik. Mekanisme tersebut berusaha untuk menekannya, menariknya mundur dan mengendalikannya.



Kita harus mengawasinya, dalam diri sendiri atau dalam kelompok, karena kesinisan tersebut bukanlah kritik yang sejati yang disampaikan dengan kasih dan tidak pernah lupa untuk menunjukkan sisi yang positif. Ini adalah kritik palsu yang bertujuan hanya untuk membatasi dan menegatifkan. Begitu kritik palsu ini dimulai, mulailah penularannya. Tiba-tiba setiap orang hanya berfokus pada yang negatif dan tidak percaya atau menolak yang kreatif.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengusir setan bisu dan memulihkan kekuatan bicara. Di padang gurun, dalam meditasi, kita terpapar pada kuasa keheningan sejati. Ketika keheningan bertemu dengan setan bisu ketakutan dan kesombongan yang mencegah kita untuk mengatakan kebenaran dan hanya mengatakan yang negative, maka setan itu dimusnahkan. Ketakutan mencair dan kesombongan dijadikan rendah hati. Maka saat kita berbicara, jika kita berbicara, keluarlah kata-kata yang membangun dan memulihkan hati yang remuk redam atau yang kecil hati. Perkataan-perkataan seperti itu tidak akan berhenti terserap dalam keheningan yang mengalirinya.

(Sumber : Lent Daily Reflections 2012 - www.wccm.org; diterjemahkan : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar