Rabu, 24 Juni 2015

Kembali ke Pusat Diri


Panggilan untuk bermeditasi merupakan undangan untuk tidak hidup berdasarkan pengalaman dari tangan ke dua. Panggilan itu ditujukan pada setiap dari kita untuk mengenal hidup rohani kita dan menemukan sendiri kekayaan dari kemampuan manusia yang bersumber pada yang Ilahi, dalam kuasa ilahi. Itu juga merupakan undangan untuk terbuka pada kuasa tersebut, untuk dikuatkan oleh-Nya dan untuk masuk dalam realitas ilahi itu sendiri.

Prosesnya sendiri sangat penting. Kita harus berhati-hati agar tidak takjub hanya pada pesannya, hanya pada berita gembira, hanya pada gagasan-gagasan Injil. Kita harus masuk, merasakan dan melihat. Dan meditasi adalah proses memasuki, merasakan dan melihat. Mengucapkan mantra anda setiap hari, menyisihkan waktu untuk meditasi, pagi dan malam, dan menempatkan kehidupan rohani anda sebagai pusat hidup anda merupakan hal yang penting.

Itulah apa yang dimaksud dengan meditasi – kembali ke pusat diri anda dan menemukan pusat anda yang merupakan jalan ke pusat dari segalanya. Dan untuk itu kita harus berhenti hidup di permukaan, kita harus masuk pada kedalaman diri kita.

( The Heart of Creation – John Main, OSB )

sumber: www.wccm.org

Rabu, 17 Juni 2015

Berani Untuk Memulai

Anak-anak yang berkunjung ke biara untuk bermeditasi adalah bukti yang sungguh baik dari jalan meditasi yang alami. Mereka adalah contoh yang nyata untuk orang dewasa yang datang. Mereka menunjukkan sifat seperti anak yang kita butuhkan untuk menjalani perziarahan ini.

"Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya" (Mrk 10:15)

Rabu, 10 Juni 2015

Tergoda untuk Menyerah

Ketika anda mulai bermeditasi, anda mengharapkan bahwa meditasi akan membantu hidup anda. Saya duga kebanyakan dari kita terus bermeditasi karena, dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikir sebelumnya, meditasi terbukti sangat praktis, meditasi menolong kita. Ketika kita mulai bermeditasi, kita harus mengerti tantangan apa yang akan kita hadapi bila kita terus bermeditasi. Pada saat-saat tertentu kita tergoda untuk menyerah. Kita menjadi cemas oleh keadaan yang absolut yang mungkin timbul, baik oleh misteri Allah sendiri, dan bahkan dengan keadaan yang absolut dari jalan meditasi itu.

Rabu, 03 Juni 2015

Memberi Perhatian Penuh


Kita harus mengarahkan pikiran kita pada Kerajaan Allah. Ada dua orang filsuf yang sangat mempunyai pengaruh pada masyarakat kita akhir-akhir ini. Satu diantaranya adalah Simone Weil dan yang lainnya Fritz Schumacher. Simone Weil berpikir bahwa apa yang paling penting yang kita dapat terima selama hidup kita adalah apa yang dia sebut perhatian yang tidak mengarah pada diri sendiri. Fritz Schumacher sampai pada kesimpulan yang sama dan ia menyebutnya sebagai perhatian yang tidak mengarah pada diri sendiri, yang dikatakan oleh Simone Weil, sebagai "perhatian", belajar untuk memberi perhatian. Keduanya dipengaruhi oleh tradisi yang kita katakan, tradisi doa kontemplatif, tradisi meditasi yang berasal dari bapa monastik perdana.

Ini adalah pelajaran penting yang kita pelajari dari meditasi: untuk memberi perhatian penuh dan secara total. Kita semua tahu dari bacaan Sabda Bahagia bahwa setiap dari kita tidak hanya harus berubah tetapi juga harus mangalami transformasi. Kita juga mengetahui dari bacaan surat St. Paulus bahwa kita hanya bisa di transformasi dalam Kristus, melalui Kristus dan dengan Kristus. Jika anda ingin mengubah sesuatu dalam hidup anda, anda mempunyai dua pilihan. Anda berusalah untuk berubah, anda dapat berusaha mengubah hidup anda dengan usaha kehendak anda. Saya pikir kebanyakan dari kita menemukan dari pengalaman kita sendiri bahwa kehendak kita lemah dan tidak konstan. Ada jalan lain yaitu jalan keterbukan penuh dari pribadi yang utuh. Itu bukan jalan kehendak atau “intention" tetapi jalan perhatian atau “attention"

( Being On The Way – John Main, OSB )