Senin, 28 Februari 2011

ROH-KU KUBERIKAN DIAM DALAM BATINMU


"Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu"

(Yeh 36:27)

Satu hal yang penting tentang meditasi ialah bahwa meditasi adalah suatu proses belajar. Proses untuk masuk lebih dalam, bahkan lebih kaya dari suatu misteri. Saya pikir apa yang semua dari kita temukan dalam pengalaman kita sendiri bahwa Tuhan adalah Roh. Tuhan adalah nafas kehidupan. Tuhan hadir dan Dia hadir di kedalaman diri manusia, didalam hati manusia. Hanya dengan ketekunan kita, kita akan menemukan bahwa kekuatan dari Roh-Nya memperbaharui, menciptalkan kita kembali sehingga kita menjadi manusia baru. "Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu" (Yeh 36:27) Roh hadir dalam kekuatan, kekuatan cinta kasih.

Meditasi mengajar kita tentang kebijaksanaan yang mendasar dari kehidupan kita dan agama yang benar. Kita menemukan bahwa kita hanya benar-benar menghidupi hidup kita, bila kita selalu terbuka pada misteri kehadiran Roh, dan selalu terbuka akan kehadiran ini. Itu adalah suatu perziarahan, dimana kita menjalaninya setiap kali kita duduk bermeditasi. Kita membuka pikiran kita, hati kita, kesadaran kita pada kenyataan yang absolut yang ada pada saat kini dan disini.

(The Teaching of John Main on Christian Meditation - WCCM Sby)

Rabu, 23 Februari 2011

UCAPKAN KATA DOAMU


Saya pertama belajar meditasi kurang lebih 30 tahun yang lalu dan guru saya selalu berkata kepada saya - sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya tentang meditasi - "Ucapkan mantramu dan ucapkan kata doamu". Semakin lama saya bermeditasi, semakin saya menyadari betapa bijaksana apa yang dia ajarkan kepada saya. Belajar mengucapkan kata-doa dan terus mengucapkannya selama 20 sampai 30 menit, dan mengulang-ulangi kata-doa itu dari awal sampai akhir meditasi. Dengan demikian akhirnya anda dapat melepaskan segala macam gagasan dan pikiran anda, semuanya ini bercampur aduk dan selalu mengganggu pikiran kita. Tetapi bila anda sadar dan setia, maka akan datang waktunya bahwa pikiran kita menjadi jernih.

Apapun yang terjadi pada anda - apakah itu dalam rupa warna atau suara atau penglihatan - anggaplah semuanya sebagai sesuatu yang tidak penting. Itu semua tidak penting kecuali mungkin anda harus lebih rileks sebelum memulai meditasi anda. Salah satu hal yang penting dalam bermeditasi ialah bahwa kita tidak mengharapkan sesuatu akan terjadi. Banyak dari kiita bermeditasi dengan harapan bahwa meditasi dapat membuat kita bisa mempunyai penglihatan, memahami kehidupan ini dengan lebih mendalam dan menjadi lebih arif bijaksana.Tetapi anda harus datang dengan murah hati dan benar-benar miskin dalam roh, yang berarti kita tidak mempunyai tuntutan maupun harapan apapun kecuali keyakinan bahwa kita diciptakan untuk tinggal dan menjalin hubungan dengan Pencipta kita.

(The Teaching of John Main on Christian Mediation -WCCM Sby)

Sabtu, 19 Februari 2011

TERBUKA PADA DOA YESUS SENDIRI


Disarankan untuk melihat waktu meditasi anda bukan sebagai waktu yang menjadi milik anda. Lihatlah waktu meditasi anda, doa anda tidak sebagai milik anda tetapi sebagai doa Yesus sendiri. Selama kita berpikir bahwa meditasi kita atau doa kita untuk kepentingan kita sendiri, maka kita tidak dapat secara penuh memmulai peziarahan kita. Waktu itu adalah milik Dia, doa itu adalah milik Dia juga. Mujizat yang kita peroleh adalah bahwa Doa-Nya menjadi doa kita. Mujizat ini membawa kita pada kepercayaan yang penuh dan tak tergoyahkan kepada Bapa, yang dalam Injil dikatakan sebagai pengharapan. Kita bermeditasi dengan pengharapan dari pada keinginan : tanpa ragu-ragu dan dengan sikap seperti anak-anak yang terbuka pada Allah.

Kita belajar mengucapkan mantra dengan cara yang sederhana. Kita tidak menganalisanya, atau melihat hasilnya, sama seperti kalau kita berdagang. Kita mengucapkannya dengan tulus, dengan cinta yang mengosongkan diri. Cinta yang mengosongkan diri akan diisi oleh kekuatan Allah dan bahwa kita menjadi satu dengan Allah karena kita dicinta dan mencinta. Syarat satu-satunya adalah kita sungguh-sungguh tidak mementingkan diri sendiri, yang dinyatakan dengan meninggalkan secara penuh segala pikiran, imajinasi, pengertian dan, yang terpenting, doa kita sendiri. Dengan demikian kita terbuka pada doa Yesus dalam hati kita.

(The Teaching of John Main on Christian Meditation - wccm sby)

Selasa, 08 Februari 2011

MEDITASI MENUJU KETERBUKAAN TAK TERBATAS


Meditasi meminta kemurahan hati kita karena meditasi meminta segalanya. Kita diminta untuk meninggalkan keinginan kita dan tidak menginginkan sesuatu yang lain. Meditasi meminta keterbukaan kita pada panggilan Tuhan, akan rencana-Nya untuk kita, akan Cinta-Nya untuk kita. Dalam meditasi anda menemukan bahwa Cinta-Nya untuk anda.

Begitu banyak orang ketika mereka mendengar meditasi untuk pertama kali, mereka akan berpikir bahwa meditasi itu sangat kering, intelektual, tidak memakai perasaan baik emosi maupun afeksi. Tetapi sebenarnya mereka keliru. Meditasi adalah komitmen dan keterbukaan pada cinta yang tidak terbatas, dan cinta ini bagai air mancur yang menyembur dari dalam hati anda.

Mantra seperti jarum sebuah kompas. Ia akan selalu menunjukkan arah panggilan anda. Ia menunjukkan ke arah yang tepat yang anda harus ikuti, beralih dari diri kita kepada Allah dan, kemanapun ego kita membawa kita, jarum kompas selalu setia menunjukkan arah pada kita. Kalau kita mengucapkan mantra dengan setia dan dengan cinta, maka ia akan memperlihatkan pada anda arah menuju Tuhan dan hanya di dalam Tuhan panggilan kita yang sebenarnya dinyatakan.

(The Teaching of John Main on Christian Meditation – WCCM Sby)

Kamis, 03 Februari 2011

SAYA SUDAH BERJALAN CUKUP JAUH


Guru doa ternama dari abad keempat, Yohanes Kassianus, telah mencatat bahaya ini dengan apa yang ia sebut sebagai 'pax perniciosa', perasaan damai yang berbahaya. Pax Perniciosa harus diingat jika kita berpikir bahwa, "Saya sudah berjalan cukup jauh dan tidak dapat berjalan lebih jauh lagi, maka cukup sampai disini saja". Perniciosa berarti sesuatu yang merusak atau berakibat fatal. Saya sendiri yakin bahwa banyak orang tidak dapat mencapai perkembangan yang seharusnya, yang dapat mereka capai di dalam doa, dan tidak menjadi lepas-bebas dalam doa hanya karena mereka memilih kemalasan yang merusak ini, mereka terlalu cepat menyerah dalam perjalanan mendaki gunung; mereka berhenti mengucapkan mantra.

Saat kita bermeditasi kita harus mengucapkan mantra selama duapuluh atau tigapuluh menit, tanpa menghiraukan suasana hati kita saat itu. Bila kita semakin setia mengucapkan mantra, maka kita menggemakannya selama seluruh waktu meditasi kita, apapun gangguan atau suasana hati yang mungkin timbul. Kemudian, saat mantra telah mengakar dalam hati kita, kita harus mendengarkannya terus menerus dengan penuh perhatian.

(The Teaching of John Main on Christian Mediation - WCCM Sby)