Rabu, 27 Februari 2013

Kebiasaan yang Memberi Kehidupan

Lent Daily Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB
Rabu Minggu II Prapaskah.


Marilah kita kembali pada topik kebiasaan. Prapaskah adalah mengenai kebiasaan. Mark Twain mengatakan tidak ada yang perlu diperbaiki selain kebiasaan orang lain. (Ambillah balok dari matamu sendiri sebelum menunjuk adanya selumbar di mata orang lain).


Prapaskah adalah tentang memperbaiki kebiasaan diri kita sendiri.


Melepaskan Diri

Lent Daily Reflection - Fr. Laurence Freeman.
Selasa Minggu II Prapaskah 2013

Setelah matahari terbit, ada satu keluarga mengendarai mobil untuk bepergian jauh. Ketika senja hari mereka tiba, anaknya keluar dari mobil dan melihat ke langit lalu berkata 'wah, mataharinya mengikuti kita!'

Suatu tahapan penting dalam pertumbuhan kejiwaan adalah yang dikenal dengan penemuan 'benda abadi'. Hal ini kita sadari bahwa benda itu ada, sekalipun kita tidak berada disitu. 

Senin, 25 Februari 2013

Menjadi Manusia Pemberi


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman OSB.
SENIN MINGGU II PRAPASKAH 2013

Berilah maka hadiah-hadiah akan engkau dapatkan: suatu takaran penuh, dipadatkan, digoyang-goyangkan dan digilas akan dicurahkan ke dalam ribaanmu; sebab jumlah ukuran yang kamu gunakan akan diukurkan kembali kepadamu. (Luk 6: 37)

Tahap pertama dari memberi (salah satu latihan Prapaskah kita) adalah untuk menunda pengambilan – atau sekurang-kurangnya mengambil seadanya saja. Saya sering heran dan disadarkan betapa banyaknya saya menerima begitu saja; betapa beruntungnya saya menerima kemurahan hati orang lain tanpa ada rasa syukur secara tulus yang muncul dari rasa heran itu dan dari rasa diri tidak berharga (bukan penolakan diri). Ketika hal itu terjadi, suatu ukuran rasa syukur sebenarnya dirasakan. Kemudian setelah bersyukur atas hal ini atau itu, kita akan dipenuhi oleh rasa terima kasih sederhana apa adanya – yang sebenarnya merupakan keadaan kesadaran murni, merasakan doa murni.


Minggu Kedua Prapaskah 2013

Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB

Petrus dan teman-temannya sudah terlelap, tetapi mereka tetap terjaga dan melihat kemuliaan-Nya. (Lukas 9: 31)

Injil hari ini mengenai Transfigurasi. Yesus mengajak tiga orang murid yang paling dipercayainya ke atas bukit dan terjadi transfigurasi fisik di depan mereka. Suara Allah berbicara dari awan yaitu kehadiran ilahi. Kehadirannya secara nyata sehari-hari ini selalu tampak dan tersembunyi silih berganti.

Sabtu, 23 Februari 2013

Sabtu Minggu I Prapaskah 2013


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB

Sebagian besar ilmuwan di jaman kita ini tidaklah materialistis. Mereka mengamati alam semesta seperti jaringan keterkaitan, ruang antara benda-benda yang sebenarnya adalah medan hubungan energi – selama ini adalah sumber pemahaman baru tentang manusia, alam semesta dan yang ilahi.

Jumat Minggu I Prapaskah 2013


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB.


Seperti kita ketahui kisah Marta dan Maria dalam Injil Lukas, stres bukanlah kejadian yang baru. Stres ini sudah melekat dalam jiwa manusia yang kadang-kadang kita merasa tidak dapat mengatasinya. Hidup rasanya menyesakkan, kita rasanya terasing dan putus asa.


Stres tentu saja ada hubungannya. Stress pada seseorang bisa menjadi kesenangan bagi orang lain. Mungkin karena desakan adrenalin atau kebutuhan alami untuk melampaui keterbatasan kita, seorang olah ragawan atau pengusaha wanita menikmati diri mereka berada dalam keadaan yang penuh stres. Sedangkan yang lainnya lebih memilih hidup tanpa gejolak dan menerima dengan nyaman sesuai dengan kemampuan dirinya.

Kamis, 21 Februari 2013

Rabu Minggu I Prapaskah


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman,


Anak-anak butuh adanya kebiasaan. Kita semua selalu memperbaharuinya seturut keadaan yang berubah Kebiasaan adalah sumber rasa aman dan rasa percaya diri dalam hidup. Tetapi kita semua ingin menghindar dan bebas dari itu - suatu yang kita pikir dapat kita kendalikan dan kita sebut sebagai liburan. 


Kita akan bagaimana jadinya tanpa kebiasaan? Pada tingkat kejiwaan, kebiasaan memberi ketenangan batin (meskipun seringkali kita merasa terjebak). Secara kejiwaan kita mengulang kebiasaan dan pola pikiran yang membosankan itu. Kita sebenarnya jarang memikirkan karena kita hanya mengulang kebiasaan lama menanggapi perasaan yang menyamar sebagai pemikiran. 

Rabu, 20 Februari 2013

Selasa Minggu I Prapaskah

Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman.


Beberapa waktu yang lalu ketika saya di India, salah seorang pemandu kami menyatakan bahwa ia dan keluarganya adalah ahli nujum dengan ini menambahkan pengetahuannya pada tempat yang sedang kami kunjungi. Tak lama kemudian orang-orang diam-diam mendekati dan meminta dia untuk membaca telapak tangan mereka. Seperti biasa tanggapannya adalah – ‘luar biasa, bagaimana dia bisa tahu ya…’ dsb.

Selasa Minggu I Prapaskah

Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman 


Kebiasaan sangat menentukan siapa diri kita. Namun kita salah menganggap bahwa ‘hidup’ kita itu alamiah dan terima saja apa adanya. Tentu saja bukan demikian dan kita sebaiknya tidak demikian. Hidup kita dapat berbalik dari atas kebawah dan dari dalam keluar hanya dalam sekejap mata. Semua susunan saraf kita menyusut dan pecah dan kita harus mulai dari awal lagi. Kita ‘membangun kembali hidup kita’ sebagai kebiasaan yang benar-benar dipasang kembali di otak dan tubuh kita yang terluka. 




Selasa, 19 Februari 2013

Senin Minggu I Prapaskah


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman.


Kitab Keluaran secara tradisional,adalah kitab pendamping Prapaskah. Kitab ini menceritakan kisah - atau tepatnya mitos dasar - tentang pelarian bangsa Israel dari tindasan di Mesir. Catatan sejarah tidak mendukung secara harfiah kisah ini namun hal ini merupakan salah satu cerita lanjut tentang arti,kemanusiaan. Suatu kebenaran yang lain lagi.

Senin, 18 Februari 2013

Minggu Pertama Pra Paskah 2013


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman


Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, meninggalkan sungai Yordan dan dituntun oleh Roh Kudus ke padang gurun, disitu dicobai oleh iblis selama empat puluh hari. Selama waktu itu Dia tidak makan apa-apa dan akhirnya Dia lapar. 


Orang Kristiani selama empat puluh hari masa Prapaskah mencerminkan Yesus saat berada di padang gurun, yaitu setelah Dia dibaptis dan sebelum memasyarakatkan ajaran-Nya yang berbahaya. Tiga macam godaan yang datang pada akhir masa puasa-Nya yaitu ego – kesombongan, hawa nafsu dan kekuasaan– pada saat Dia lapar.

Sabtu, 16 Februari 2013

Mengungkapkan dan Memperdalam Meditasi

Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB.
Sabtu setelah Rabu Abu.



Latihan jenis ketiga adalah mengungkapkan dan memperdalam meditasi selama Pra Paskah.

Memberi yang sejati adalah sebuah pencapaian yang langka  Biasanya kita memberi dengan melekatkan tali yang tidak kelihatan. Kita mungkin mengharapkan suatu balasan - pemberian balik, penghargaan, pahala, rasa terima kasih - atau sekedar menikmati rasa bahwa kita adalah orang yang murah hati, dan baik. Jika kita tidak mendapat pahala kita jadi merasa sakit hati atau marah.

Jumat, 15 Februari 2013

Mengurangi dan Melepaskan Sesuatu

Lent Reflections 2013  bersama Fr. Laurence Freeman, OSB
Jumat setelah Rabu Abu

Jenis kedua latihan harian untuk Prapaskah adalah mengurangi atau melepaskan sesuatu.

Meditasi - seperti yang disiratkan oleh kata tersebut - adalah suatu jalan tengah antara dua ekstrim. Budha mencoba jalan menuju pencerahan yang ekstrim dan gagal. St. Benediktu memberi inspirasi sebuah jalan hidup yang dapat dijabarkan sebagai moderasi (secukupbya) dalam segala hal kecuali hal moderasi itu sendiri. Tao menurut arti katanya adalah 'jalan tengah. Inilah jalan sempit yang membawa kehidupan' yang diajarkan oleh Yesus.

Kamis, 14 Februari 2013

Memperkuat atau Memulai Kebiasaan Baik

Lent Daily Reflections 2013 - Fr. Laurence Freeman OSB
Kamis setelah Rabu Abu 

Latihan pertama untuk Prapaskah - memperkuat atau memulai kebiasaan baik.

Jika anda belum bermeditasi secara teratur, hari ini adalah hari yang tepat untuk memulainya. Jika anda sudah bermeditasi, bayangkan bahwa anda sedang memulainya dari awal lagi. Seperti yang dikatakan oleh para mistikus abad pertengahan - anda tidak tahu apa-apa, anda tidak menginginkan apa-apa, anda tidak memiliki apa-apa. Seperti kata John Main, kita bermeditasi, tanpa tuntutan ataupun harapan.
Oleh karena itu, sejak awal sudah ada sekilas kebebasan sejati.

Rabu, 13 Februari 2013

Rabu Abu

Lent Daily Reflection 2013 - Fr. Laurence Freeman OSB.


Dalam biara yang baru saja saya kunjungi ada sebuah program satu bulan pemulihan dari kecanduan obat yang berhasil. Saya terkesan dengan sumpah yang mereka ucapkan pada awal masa perawatan mereka. Secara harafiah sumpah tersebut adalah sumpah untuk ‘kebenaran’.


Sumpah tersebut melibatkan suatu komitmen untuk mengikuti seluruh program dan tidak menyerah. Atau – menurut kodrat manusia – untuk memulai lagi jika mereka memang menyerah. Sumpah ini dapat diambil atas nama iman mereka sendiri atau atas nama alam semesta. Dalam rumusan apa pun, sumpah ini adalah sebuah tindakan mempercayai diri mereka sendiri, mempercayai kedalaman dan dimensi transenden mereka, dan juga kemampuan mereka untuk menjadi utuh.



Senin, 11 Februari 2013

Pentingnya Disiplin Bermeditasi

Saya ingin mengingatkan anda lagi akan pentingnya disiplin. Duduk diam adalah langkah pertama untuk keluar dari egoisme kita, dari kekuatiran dalam diri kita, dari tubuh kita sendiri. Duduk diam. Anda memasuki, turun ke, daerah dimana anda dapat menjadi sederhana, daerah dimana anda dapat menjadi rendah hati - kemampuan untuk menjadi seperti anak-anak, percaya untuk melepaskan segala tuntutan, segala keinginan dan terus mengucapkan kata-doa anda selama waktu meditasi. 

Rabu, 06 Februari 2013

Mengapa Seseorang Sebaiknya Bermeditasi?


Mengapa anda sebaiknya bermeditasi? Mengapa seseorang sebaiknya bermeditasi? Tradisi menyampaikan kepada kita bahwa setiap orang memerlukan meditasi bila kita ingin hidup secara utuh, bila kita ingin roh kita berkembang secara penuh, dan apa yang kita perlukan adalah "hati yang murni" - persepsi yang jelas untuk melihat kenyataan sebagaimana adanya, untuk melihat diri kita sebagaimana adanya, melihat Tuhan sebagai Tuhan yakni Cinta yang absolut. Untuk dapat melihat semuanya ini kita memerlukan hati yang murni yang berarti bahwa kita dapat melihat kemuka dengan jelas tanpa adanya refraksi dari penglihatan kita karena dibelokkan oleh prisma ego kita.