Sabtu, 16 Februari 2013

Mengungkapkan dan Memperdalam Meditasi

Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB.
Sabtu setelah Rabu Abu.



Latihan jenis ketiga adalah mengungkapkan dan memperdalam meditasi selama Pra Paskah.

Memberi yang sejati adalah sebuah pencapaian yang langka  Biasanya kita memberi dengan melekatkan tali yang tidak kelihatan. Kita mungkin mengharapkan suatu balasan - pemberian balik, penghargaan, pahala, rasa terima kasih - atau sekedar menikmati rasa bahwa kita adalah orang yang murah hati, dan baik. Jika kita tidak mendapat pahala kita jadi merasa sakit hati atau marah.


Yesus berkata bahwa saat kita memberi kita tidak boleh membiarkan tangan kiri kita mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanan. Sebuah perintah yang sulit, menjadi sangat sederhana dan tidak menyadari diri. Namun sama pentingnya dengan meditasi ketika kita melepaskan tuntutan dan harapan kita, mengucapkan mantra seperti seorang anak kecil. Para guru padang gurun mengatakan demikian : rahib yang mengetahui bahwa dirinya sedang berdoa berarti tidak benar-benar berdoa, rahib yang tidak tahu bahwa dia sedang berdoa berarti sungguh-sungguh berdoa.

Dalam budaya psikologis akan kesadaran diri dan evaluasi diri seperti budaya kita ini, sungguh sulit untuk memahami makna tersebut dan bahkan lebih sulit lagi untuk mempercayai hal tersebut sebagai suatu wisdom. Bukankah hal tersebut bdertentangan dengan nilai-nilai kesadaran diri dan pengenalan diri? Namun jika kita tidak belajar untuk mencicip wisdom ini sendiri ( dalam bahasa Latin, wisdom adalah sapientia, dari kata sapere yang artinya mencicip) kita akan tetap terkurung dalam fiksasi diri pemberi yang memberi tetapi tidak dapat melepaskan pemberian yang mereka berikan.

 Setiap tindakan memberi yang sejati merupakan kendaraan dari pemberian itu sendiri. Ketika kita sudah merasakan pemberian semacam ini kita tahu bahwa pemberian tersebut tidak diukur dari obyek yang diberikan. Dampaknya adalah untuk mengubah kita dengan membangkitkan kemampuan selanjutnya untuk memberikan kita sendiri. Memberi ada pada inti misteri Paskah yang sedang kita siapkan untuk kita masuki secara lebih mendalam melalui masa Prapaskah.

John Main pernah berkata bahwa persiapan yang terbaik untuk meditasi adalah kebiasaan untuk melakukan tindakan kecil kebaikan. memberi orang lain, tanpa diminta dan tanpa meminta imbalan apapun; mungkin uang atau benda dan juga waktu. Sebuah senyuman dan ucapan terimakasih pada seorang sopir bus yang kelelahan atau tukang bersih toilet. Memberi semacam itu - dimana kita sudah dilatih oleh mantra kita - membawa cahaya keemasan bagi dunia yang menjemukan atau tertekan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar