Rabu, 27 Februari 2013

Kebiasaan yang Memberi Kehidupan

Lent Daily Reflections - Fr. Laurence Freeman, OSB
Rabu Minggu II Prapaskah.


Marilah kita kembali pada topik kebiasaan. Prapaskah adalah mengenai kebiasaan. Mark Twain mengatakan tidak ada yang perlu diperbaiki selain kebiasaan orang lain. (Ambillah balok dari matamu sendiri sebelum menunjuk adanya selumbar di mata orang lain).


Prapaskah adalah tentang memperbaiki kebiasaan diri kita sendiri.


Ada kebiasaan-kebiasaan yang melalui kesadaran tingkat rendah telah menjadi kewajiban atau bahkan kecanduan. Memang sulit dan memalukan untuk mengakui hal ini - terutama bagi diri kita sendiri. Namun, seperti halnya dalam program dua belas langkah, kita bahkan belum mulai pengenalan juga tidak pengakuan ketika hal ini terjadi. Betapa dalamnya kebiasaan merusak ini melekat yang telah menentukan penyembuhannya yang membawa perasaan bebas yang diperbaharui di semua unsur kehidupan kita. Kecanduan akhirnya meracuni seluruh perasaan kita seluruhnya dan pendapat dunia.



Ada juga kebiasaan-kebiasaan yaitu disiplin yang telah kita pelajari untuk ditanamkan dalam hidup kita. Kebiasaan tersebut memberi kehidupan, kekuatan yang menyeimbangkan dan kita merasa bersyukur bila itu ditanamkan. Namun kita tidak akan pernah menerimanya begitu saja. Kehidupan perkawinan akan terguncang setelah puluhan tahun puas dengan diri sendiri. Bahkan, setelah bertahun-tahun bermeditasi, peristiwa-peristiwa atau dorongan-dorongan batin dapat mengguncang seseorang dan membuat mereka menyerah pada sesuatu yang tampaknya adalah pelindung kesehatan dan kesehatan jiwa.



Disiplin setiap hari diperbaharui melalui perbuatan iman. Sekali kita sudah memilih untuk memulai meditasi ini perlu pengulangan teratur. Mengajarkan pada kita apa yang dituntut oleh iman, tetapi juga ganjarannya yang luar biasa.



Beberapa kebiasaan adalah ritual. Dalam kehidupan kita berlangsungnya tidak tertentu frekuensinya (dalam dua pengertian). Ritual adalah perbuatan berkala untuk membaharui kesetiaan. Ritual tersebut menciptakan situasi yang sama tempat kita memulai kebiasaan tetapi tidak pernah usang. Kenyataannya, semakin kita mengulangi, ritual tersebut semakin muda kita. Ekaristi atau bentuk-bentuk penyembahan bersama-sama lainnya menunjukkan hal ini. Begitu juga dengan kelompok meditasi mingguan atau retret tahunan. Atau, latihan Prapaskah.



Kebiasaan semacam itu menghasilkan energi yang sangat penting yang mendorong kita masuk ke dalam kebebasan yang murni.


sumber : www.meditasikristiani.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar