Senin, 18 Februari 2013

Minggu Pertama Pra Paskah 2013


Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman


Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, meninggalkan sungai Yordan dan dituntun oleh Roh Kudus ke padang gurun, disitu dicobai oleh iblis selama empat puluh hari. Selama waktu itu Dia tidak makan apa-apa dan akhirnya Dia lapar. 


Orang Kristiani selama empat puluh hari masa Prapaskah mencerminkan Yesus saat berada di padang gurun, yaitu setelah Dia dibaptis dan sebelum memasyarakatkan ajaran-Nya yang berbahaya. Tiga macam godaan yang datang pada akhir masa puasa-Nya yaitu ego – kesombongan, hawa nafsu dan kekuasaan– pada saat Dia lapar.


Ketika kita merasa pantas untuk mendapatkan imbalannya khayalanlah yang paling menggoda. Setiap pecandu tahu perasaan itu bahwa kelekatan berikutnya adalah sesuatu yang sepantasnya ia dapatkan – setelah seharian kerja keras atau pujian karena pengendalian diri selama jangka waktu tertentu. Kelemahan dari tubuh adalah terciptanya pertahanan diri yang palsu dan penipuan diri. Tidak ada yang lebih rumit daripada pikiran yang berkutat di jalur lama, nyaman dengan melakukan hal yang sama lagi dan menentang keras perubahan.

Latihan meditasi menuntut pembangunan bertahap pemikiran yang baru – kebiasaan berpikir – yang butuh waktu dan jarang dapat dilakukannya sendiri. Bahkan pada tahap awal proses belajar, meditasi mengajarkan kita bahwa pada dasarnya kita saling berhubungan satu dengan yang lain. Khayalan terbesar adalah kita itu mandiri mendasari sebagian besar kesalahan dan keputusan buruk kita. Bermeditasi bersama orang lain adalah penerimaan yang sederhana dan gaib bahwa kita saling berhubungan dan orang lain bukanlah obyek untuk dipandang dari atas, melainkan orang tempat kita berbagi usaha bermasyarakat.

Yesus dicobai dengan keilahian palsu tetapi memilih sebagai manusia sebenarnya. Penemuan yang kita dapatkan dalam latihan meditasi yang kita lakukan di ‘padang gurun’ batin – keadaannya sederhana sekali – adalah selain sebagai manusia kita juga di-ilahi-kan. Pendapat aneh ini menjadi nyata ketika kita mengalami buah-buah meditasi di dalam hidup sehari-hari. Kita melihat bahwa kita benar diubah dan dipenuhkan melampaui batasan apapun yang kita tentukan sendiri.

Godaan berarti perjumpaan dengan kekuatan bujukan khayalan. Para guru-guru padang gurun meyakinkan kita bahwa perjumpaan ini memang diperlukan untuk pertumbuhan kita. Khayalan menguap segera saat ia muncul.


Diterjemahkan : Sisca Hadiprojo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar