Minggu, 28 Februari 2016

Minggu Ketiga Prapaskah 2016

WCCM Lent Reflections 2016
Third Sunday of  Lent

Injil Minggu Ketiga Prapaskah ini adalah Lukas 13: 1-9. Injil ini memberi kita sedikit gambaran tentang Yesus dari timur tengah. Umat Kristen dengan disposisi lemah harus melewati bacaan ini karena ajaran Yesus kali ini sangat keras. Dan orang-orang non Kristen harus membacanya dengan cermat atau mereka akan mendapati bahasanya tidak toleran. Dengan perikop semacam itu, saya selalu merasa (tentu saja saya tidak bisa membuktikannya) bahwa bacaan itu adalah laporan ajaran atau kesalahan terjemahan yang bertanggung jawab atas kekerasan ini. Saya yakin Yesus tidak selalu mudah untuk didengarkan dan bahwa kata-kata-Nya bisa membelah namun kesan penolakan, pengasingan dan hukuman kejam menurut saya asing bagi kepribadian-Nya meskipun umum dalam jaman dan budaya-Nya.

Minggu, 21 Februari 2016

Minggu Kedua Prapaskah 2016

WCCM Lent Reflections 2016
Second Sunday of Lent

Bukan hanya masalah berubah, tetapi Transfigurasi. Ada saat dimana pengikut Yesus yang dekat melihatnya sekilas meskipun saat bersejarah semacam itu tepatnya seperti apa tentu saja kita tidak bisa tahu. Yang pasti peristiwa tersebut sangat nyata karena menggabungkan yang agung dengan yang biasa:

Minggu, 14 Februari 2016

Minggu Pertama Prapaskah 2016

WCCM Lent Reflections 2016
First Sunday of Lent
                               
Bacaan `Injil untuk Minggu Pertama Prapaskah ini adalah Lukas 4: 1-13. Lukas menulis untuk pembaca non Yahudi secara luas dan lebih menekankan peran wanita dan kondisi orang miskin. Dalam perikop ini Yesus dituntun oleh Roh Kudus ke padang gurun dan mengalami ujian klasik kepribadiannya – menghadapi tuntutan-tuntutan ego untuk pemenuhan diri sendiri dan menganggap diri penting, tuntutan-tuntutan yang dapat ditembus-Nya dan oleh karena itu Dia dapat bebas merangkul diri sejati-Nya serta misi-Nya.

Rabu, 10 Februari 2016

Rabu Abu 2016

WCCM Lent Reflections 2016
Ash Wednesday
  
Hari ini kita umumnya akan mendapat abu – sisa pembakaran dari palma tahun lalu – dioleskan ked ahi kita, seperti banyak tokoh Kitab Suci dalam masa perkabungan atau krisis ‘menutup kepala mereka dengan abu’. Bagi anak-anak hal ini bisa menjadi kekudusan yang menyenangkan, menemukan simbol baru dan memperkaya kosa kata hidup rohani mereka. Bagi umat Kristiani dewasa, peristiwa ini merupakan ritual yang sudah biasa yang membawa ingatan yang sedikit lebih tajam tentang mortalitas: ‘Ingatlah, oh manusia, bahwa engkau adalah abu dan akan kembali menjadi abu.’ Bagi banyak orang dalam dunia sekular sekarang ini, hari ini hanya merupakan sisa-sisa dunia keagamaan kuno yang tidak dapat dipahami.

Senin, 08 Februari 2016

Menjadi sederhana

Untuk orang di zaman modern, kata meditasi sering ditangkap sebagai tindakan yang pasif atau tanpa berbuat sesuatu, tetapi ini tidak benar. Meditasi adalah jalan pemenuhan diri. Semua tindakan dalam hidup kita harus mengalir dari diri kita dan menyatu dengan diri kita. Ini berarti bahwa dalam meditasi, kita mulai belajar untuk menyadari secara penuh; untuk menerima diri kita seutuhnya; untuk mencintai diri kita; dan untuk memahami bahwa diri kita berakar dan dibangun berdasarkan kenyataan yang kita sebut sebagai Allah.