Senin, 08 Februari 2016

Menjadi sederhana

Untuk orang di zaman modern, kata meditasi sering ditangkap sebagai tindakan yang pasif atau tanpa berbuat sesuatu, tetapi ini tidak benar. Meditasi adalah jalan pemenuhan diri. Semua tindakan dalam hidup kita harus mengalir dari diri kita dan menyatu dengan diri kita. Ini berarti bahwa dalam meditasi, kita mulai belajar untuk menyadari secara penuh; untuk menerima diri kita seutuhnya; untuk mencintai diri kita; dan untuk memahami bahwa diri kita berakar dan dibangun berdasarkan kenyataan yang kita sebut sebagai Allah.


Sebagian besar dari hidup kita, kita hidup pada tingkat permukaan, acap kali kita bertindak karena ada kebutuhan mendesak untuk segera dikerjakan. Tetapi dalam meditasi kita tidak menanggapi kebutuhan yang datang dari luar diri kita. Kita belajar untuk menghidupi kedalaman diri kita, dimana kita menemukan dan menanggapi Sang Pencipta. Kita belajar untuk menjadi orang sesuai dengan panggilan kita, sebagaimana yang diinginkan oleh Pencipta kita. Menjadi manusia berarti kita menikmati karunia penciptaaan kita melebihi segala keinginan, harapan dan kebutuhan kita.

Bapa monastik perdana menyebutnya sebagai keadaan dimana kita menjadi satu, dan melampaui segala keinginan kita karena kita dipenuhi oleh Allah. Menjadi satu berarti kita menjadi utuh. Kita mempunyai semua yang kita butuhkan untuk menjadi satu, utuh dan melampaui segala keinginan kita. Keinginan menjadi tidak didambakan lagi kalau ternyata keinginan itu hanya menyebabkan kita menjadi ruwet dan memecah belah diri kita yang seharusnya sederhana dan utuh.

Pengalaman meditasi adalah pengalaman untuk menjadi sederhana, belajar untuk menjadi lebih
sederhana lagi. Ini adalah rahasia segala kebahagiaan; untuk menikmati apa yang ada. Ada
adalah pengalaman utama bagi kita semua. Sebelum kita mempunyai sesuatu, sebelum kita
melakukan sesuatu, kita sudah ada. Keberadaan ini adalah abadi bagi kita semua.


The Way of Unknowing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar