Kamis, 23 Desember 2010

YOHANES KASIANUS SUMBER INSPIRASI DOA



Disepanjang sejarah Kekristenan, pria wanita pendoa menjalankan misinya untuk membawa sesama mereka dan generasi penerus mereka pada pencerahan yang sama, dilahirkan kembali dalam Roh seperti yang dikhotbahkan Yesus. Salah seorang guru ini adalah Yohanes Kasianus dari abad ke empat telah diakui sebagai salah seorang guru yang berpengaruh dalam kehidupan rohani di Barat. Peranan penting yang dimainkan oleh Yohanes Kasianus adalah ia merupakan guru yang memberikan inspirasi bagi St. Benediktus dan kehidupan membiara di Barat, dengan membawa tradisi spiritualitas Timur kedalam pengalaman hidup di Barat.

Dalam mendengarkan dengan perhatian yang penuh pada pengajaran Abbas Iskak membuat Kasianus dibakar oleh semangat berdoa dan keputusan bulat untuk bertekun dalam doa. Abbas berbicara dengan fasih dan tulus tetapi, sebagaimana yg disimpulkan oleh Kasianus dalam konferensi-konferensi yg pertama. "Dengan kata-kata Abbas Iskak, kami terpesona daripada terpuaskan, karena kami merasa bahwa walaupun doa yang sempurna telah diperlihatkan pada kami tetapi kami merasa bahwa walaupun doa yang sempurna telah diperlihatkan kepada kami, tetapi kami masih saja tidak dapat memahaminya dan membutuhkan displin untuk terus berdoa dengan tekun dan setia".

Kasianus dan Germanus kembali pada Abbas Iskak setelah beberapa hari, dengan pertanyaan sederhana: "Bagaimana kami harus berdoa? Ajarlah kami, tunjukkanlah pada kami." Jawaban atas pertanyaan mereka dapat ditemukan dalam Konferensi Kasianus Yang Kesepuluh, yang mempengaruhi pemahaman orang-orang dinegara Barat tentang doa sampai saat ini.

Unsur-unsur yang berkaitan erat dengan doa : kemiskinan dan penebusan, menyebabkan Kasianus menyebut doa sebagai "kemiskinan". "Pikiran harus terus menerus berpegang teguh pada mantra", tulis Kasianus, "sampai kita merasa kuat karena kita telah menggunakannya secara terus menerus", mantra mengesampingkan segala kekayaan pikiran yang lalu lalang dan membatasi pada kemiskinan satu kata.

Bagi mereka kemiskinan ini menggenapi kalimat sabda bahagia pertama: "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah empunya Kerajaan Sorga" (Mat 5:3)


(The Teaching of John Main on Christian Meditation - MK Sby)

Senin, 20 Desember 2010

KETEKUNAN JALAN MEDITASI


Mungkin sangat sulit mengetahui apa yang membuat seseorang ingin bermeditasi. Ini merupakan teka-teki bagi saya selama bertahun-tahun. Kelihatannya ada banyak alasan mengapa orang mulai bermeditasi. Tetapi saya rasa hanya ada satu alasan yang membuat orang harus bermeditasi. Saya pikir kita dapat menyebutnya sebagai komitmen yang tumbuh terhadap kenyataan.

Semakin lama anda bermeditasi, semakin tekun anda menghadapi kesulitan-kesulitan dalam bermeditasi dan semakin jelas bagi anda bahwa anda harus terus bermeditasi jika anda ingin membawa hidup anda pada jalan menjuju hidup anda akan berarti dan mendalam. Anda tidak boleh melupakan meditasi anda untuk mengucapkan mantra/kata doa anda dari awal sampai akhir. Ini adalah kebenaran dasar yang sudah terbukti dan jangan anda terkecoh dari kebenaran ini. Waktu anda mebaca buku tentang meditasi, anda dapat menemukan da banyak variasi dan alternatif.

Tetapi disiplin meditasi meminta kita untuk menyangkal diri, meninggalkan segala pikiran kita, analisa kita dan perasaan-perasaan kita, sehingga kita dapat memberikan perhatian penuh pada Tuhan. Kita harus melakukan secara penuh dan ini adalah yang diminta waktu kita mengucapkan mantra, untuk mengucapkannya dari awal sampai akhir, dengan segala kerendahan hati dan kesetiaan yang penuh...


(The Teaching of John Main on Christian Mediation)

Sabtu, 18 Desember 2010

PERLUNYA HENING


Waktu meditasi bukanlah waktu untuk mengucapkan kata-kata walaupun kata-kata itu dirangkai dengan begitu indah dan dengan segala ketulusan. Semua kata-kata kita tidak ada artinya ketika kita masuk dalam persatuan yang erat dengan Allah. Agar kita dapat masuk dalam persatuan yang erat dan kudus dengan Sabda Allah yang tinggal dalam hati kita, kita harus mempunyai keberanian untuk menjadi hening. Di dalam keheningan, kita bertemu dengan Tuhan dengan cara yang melampaui nalar dan bahasa kita. Kita harus mendengarkan, memberikan perhatian dan hadir secara penuh daripada berpikir.

Keheningan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh roh manusia bila mereka tumbuh, dan tidak hanya untuk tumbuh, tetapi juga menjadi kreatif, tanggapan yang kreatif terhadap kehidupan, lingkungan dan juga teman-teman. Karena keheningan memberikan ruang bagi roh kita untuk bernafas, ruang untuk hidup.

Dalam keheningan, anda tidak perlu membuat pembenaran diri, meminta maaf untuk diri anda dan berusaha untuk mengambil hati orang lain. Anda hanya tampil seadanya dan itu merupakan sebuah pengalaman yang paling indah. Anda merasa kagum karena anda merasa bebas. Anda tidak perlu bermain sandiwara, anda tidak perlu memenuhi harapan orang lain.

(The Teaching of John Main on Christian Meditation, MK Sby)

Kamis, 16 Desember 2010

UCAPKAN KATA DOA ANDA



Nasihat praktis dari para guru doa dapat disimpulkan dalam petunjuk sederhana: "Ucapkan mantra anda", Gunakanlah kata-kata sederhana ini". The Cloud of Unknowing menasihatkan, "berdoa bukanlah banyak berkata-kata tetapi cukup dengan mengucapkan sebuah kata pendek. Tanamkanlah kata ini ke dalam hati anda sehingga selalu ada disana. Dengan kata ini anda akan menekan semua pikiran".

Abbas Chapman, dalam suratnya kepada Michaelmas tahun 1920, menjelaskan bahwa penggunaan mantra yang sederhana dan diucapkan dengan setia, ia temukan sendiri berdasarkan pengalamannya bertekun dalam doa dan bukan ia dapatkan dari ajaran para guru. Ia telah menemukan kembali sebuah tradisi doa yang telah lama ada dan yang memasuki dunia Barat melalui kehidupan membiara. Pertama kali dipelopori oleh Yohanes Kasianus di akhir abad keempat. Kasianus sendiri menerimanya dari bapa-bapa padang gurun yang merupakan warisan hidup sejak zaman para Rasul.

Doa dengan mantra dalam tradisi doa Kristiani diminati orang terutama karena kesederhanaannya. Doa ini menjawab segala persyaratan doa dari nasehat para guru doa karena mantra membawa kita pada keheningan dan keselarasan antara pikiran, tubuh dan roh. Kita tidak membutuhkan bakat atau anugerah khusus kecuali kemauan yang serius dan tekad untuk tetap tekun berdoa.

Kasianus berkata bahwa "Tidak ada seorangpun yang tidak dapat memiliki hati yang murni oleh karena ketidak mampuannya membaca atau karena orang sederhana. Setiap rintangan yang ada dapat mereka atasi kalau saja mereka mau menjaga pikiran dan hati untuk tetap penuh perhatian kepada Allah dengan mengulangi kalimat ini secara terus menerus". Mantra kita adalah doa dalam bahasa Aram kuno, "Maranatha, Maranatha". "Datanglah Tuhan. Datanglah Tuhan Yesus".


(The Teaching of John Main on Christian Meditation - WCCM Sby)

Selasa, 14 Desember 2010

JALAN MENUJU PUSAT DIRI



Meditasi adalah jalan menuju ke pusat diri anda, menuju diri anda yang terdalam dan tinggal disana - diam, hening, penuh perhatian. Meditasi pada dasarnya berarti belajar untuk menjadi sungguh sadar, sungguh hidup dan diam. Cara untuk menjadi sungguh sadar ialah menjadi hening dan diam.Ini merupakan tantangan bagi orang-orang zaman sekarang, karena kebanyakan dari kita tidak mempunyai banyak pengalaman untuk masuk dalam keheningan dan keheningan dapat menjadi sesuatu yang menakutkan. Anda harus membiasakan diri untuk menjadi hening. Inilah sebabnya mengapa meditasi menjadi jalan untuk belajarmengucapkan satu kata dalam batin anda.

Saya pikir apa yang kita harus pahami ialah bukanlah kita harus menciptakan keheningn. Keheningan sudah ada dalam diri kita. Apa yang harus kita lakukan ialah masuk ke dalam keheningan itu, menjadi hening dan menjadi keheningan itu sendiri. Tujuan dari meditasi dan tantangan untuk bermeditasi ialah untuk membiarkan diri kita menjadi cukup hening untuk membiarkan keheningan dalam diri kita muncul. Keheningan adalah bahasa roh.

Belajar untuk mengucapkan mantra anda, belajar untuk mengucapkan kata anda, meninggalkan semua kata-kata lain, ide-ide, imajinasi dan fantasi adalah belajar untuk memasuki hadirat roh yang tinggal di hati anda, yang tinggal disana dalam cinta. Roh Allah tinggal dalam hati kita dalam keheningan. Dan dengan rendah hati dan dengan iman, kita harus masuk dalam keheningan.

Tujuan utama Meditasi Kristiani ialah agar misteri kehadiran Allah dalam keheningan tidak hanya semakin menjadi suatu kenyataan dalam hati kita, ettapi juga suatu kenyataan yang mempengaruhi hidup kita. Dengan bermeditasi kita membiarkan kehadiran Allah memberikan makna, bentuk dan tujuan pada segala sesuatu yang kita lakukan, dan apa yang ada pada kita.


(The Teaching of John Main on Christian Mediation)


Minggu, 12 Desember 2010

PELANTURAN


Banyak orang dalam bermeditasi sering mengalami kesulitan besar, adalah pikiran yang datang silih berganti. Kesulitan ini seakan-akan tidak ada habis-habisnya. Semua orang mengalaminya baik yang baru mulai maupun yang sudah lama. Semua itu hanya merupakan akibat dari aktivitas pikiran kita. "Mantra" atau Kata Doa adalah cara yang paling sederhana dan efektif untuk mengatasi segala macam pikiran dan khayalan yang mengganggu tersebut.

  • Jangan berusaha memerangi semua gangguan tsb : pikiran yang datang silih berganti, khayalan atau perasaan semata.
  • Arahkan seluruh perhatian Anda pada "mantra"; kembalilah kepadanya dengan setia dan tenang, sepanjang waktu meditasi Anda.
  • Jangan memberikan perhatian pada pikiran-pikiran yg datang silih berganti. Perlakukanlah seolah-olah gangguan itu adalah keramaian di latar belakang, seperti hiruk pikuk lalulintas diluar.
  • Bersikaplah rendah hati, sabar, setia, dan peliharalah rasa humor Anda: Jangan menciptakan malam kelam dari setiap awan. Namun janganlah menganggap remeh ketekunan yang Anda butuhkan dan rahmat yang akan diberikan kepada Anda.

"Mantra" atau Kata Doa, ibarat jalan setapak melewati hutan rimba. Betapapun sempitnya jalan setapak itu, ikutilah dan ia akan mengantar Anda keluar dari rimba pikiran ke tanah lapang hati sanubari yang luas.Setiap kali Anda menyadari bahwa Anda sudah melantur dari jalan setapak itu, segeralah kembali kepadanya.

Karunia besar mantra adalah cepat didapatkan kembali. Betapapun lamanya Anda sudah terganggu, hilang dalam rimba pikiran, Anda tidak pernah berada jauh dari satu langkah dari jalan setapak itu. Mulailah mengucapkan "mantra" lagi, maka Anda sudah berada kembali di jalan tersebut. Berikanlah perhatian, maka Anda kembali ke saat ini - saat Kristus.

Kegagalan dan keberhasilan bukanlah istilah-istilah yang relevan untuk melukiskan pengalaman meditasi Anda. Istilah-istilah tersebut adalah istilah-istilah ego., dan dalam meditasi kita justru belajar "meninggalkan ego". Tidak ada keberhasilan atau kegagalan, yang ada hanyalah iman: iman yang hidup dalam kasih.

Kapan saja perasaan tentang keberhasilan dan kegagalan timbul, amatilah saja sekedarnya, dan ingatlah dari mana asalnya. Perasaan-perasaan tersebut segera akan menjadi reda kembali dan iman Anda niscaya akan menjadi lebih kuat.


(di petik dari : Latihan Harian Meditasi Kristiani" Laurence Freeman, OSB; Obor Jkt.)

Jumat, 10 Desember 2010

BUAH-BUAH MEDITASI




Apa "yang terjadi" selama meditasi tidaklah terlalu penting. Seringkali, bahkan biasanya, tidak terjadi apa-apa. Ibarat dalam perjalanan panjang dengan pesawat terbang. Anda menengok ke luar lewat jendela dan melihat awan-awan, tidak ada yang lain, kecuali awan dan langit biru.

Kadangkala pesawat terguncang, tetapi Anda mengenakan sabuk pengaman dan mempercayai pilot. Anda mungkin melihat fajar menyingsing yang indah atau sunset yang mempesona atau pancaran sinar matahari yang menyilaukan. Namun yang penting adalah bahwa Anda tetap terbang menuju tempat tujuan. Apapun yang terjadi, baik itu pemandangan yang mempesona atau penerbangan yang penuh guncangan atau perasaan bosan. Anda tidak berpikir untuk meminta pilot mematikan mesin.

Meditasi bukanlah untuk membuat kesadaran kita berubah, atau mengalami suatu yang luar biasa. Meditasi adalah menghidupi suatu yang biasa secara penuh dan menemukan di dalamnya kehadiran Allah. Sesuatu yang biasa dilihat dengan cara yang luar biasa.

Bila anda semakin tertaur melakukan meditasi dua kali sehari, Anda akan merasakan bahwa keteraturan itu menjadikan Anda lebih seimbang dan damai. Bila Anda tidak melakukan sekali saja anda merasakan kehilangan sesuatu yang sangat penting. Juga meskipun waktu melakukan meditasi. Anda tidak bisa tenang dan terganggu oleh banyak hal, meditasi tetap merupakan bagian yg penting dari hati anda. Anda tetap setia sebagai seorang murid dengan mengikut suatu disiplin yang begutu sederhana setiap hari.

Perubahan Batin
Dalam kehidupan sehari-hari dan teristimewa dalam hubungan dengan orang lain, Anda akan mengenal dan melihat buah-buah meditasi Anda. Untuk bisa merasakan perubahan batin, barangkali tidak terjadi secara cepat atau dramatis. Barangkali hal itu dismpaikan kepada Anda oleh orang-orang yang hidup dan bekerja bersama Anda. Merkedapat memberikan catatan bahwa Anda berubah.

Perubahan itu dijelaskan dengan sangat baik oleh St. Paulus dengan nama "buah Roh", yaitu : kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri. (Gal 5:22-23)

Renungkan setiap sifat ini dalam hubungan dengan kepribadian Anda. Anda tahu lebih baik daripada siapapun, terkecuali Roh, sifat mana yang paling Anda butuhkan.


(Sumber: "Latihan Meditasi" Laurence Freeman, OSB)

Kamis, 09 Desember 2010

MEDITASI JALAN SEDERHANA



Anda harus belajar mengucapkan kata-doa anda dan anda harus belajar mengucapkannya dengan penuh kesabaran. Salah satu akar masalah bagi orang-orang masa kini adalah proses itu sederhana. Anda hanya diminta untuk duduk diam setiap pagi dan malam dan bermeditasi selama 20 menit, kemudian 25 menit dan selanjutnya waktu optimal 30 menit.

Yang penting anda menyadari bahwa anda dalam perjalanan, dalam suatu perziarahan - menuju kebebasan roh, kemerdekaan - anda dalam perjalanan menuju pada kesadaran yang membuka tabir 'kesadaran yang berpusat pada diri sendiri'. Ini adalah kebebasan anda tidak terperangkap lagi di dalam diri anda. Jalan selanjutnya, jalan kedepan bagi anda untuk bersatu, dengan Tuhan, dalam Yesus, melalui Roh Kudus.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, pokok permasalahan bagi kita adalah bahwa jalan ini sederhana. Yesus berkata : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Mat 18:3). Saya mengatakan ini kepada anda dari sebuah tradisi yang diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Dengan itu, mereka menjadi suci, mereka hidup sebagai manusia yang utuh : Mencintai, ramah, memaafkan, penuh pengertian dan, diatas segalanya, penuh sukacita. Sukacita yang berasal dari kesucian : dimana kita menemukan dalam diri kita, keserupaan kita dengan Tuhan; Tuhan, seperti yang dikatakan dalam surat rasul Yohanes, adalah kasih. "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8)


(The Teaching of John Main on Christian Meditation)

Rabu, 08 Desember 2010

Fr. Laurence Freeman OSB



Laurence Freeman OSB, adalah seorang biarawan Benediktin dari Kongregasi Monte Oliveto dan Pimpinan The World Community for Christian Meditation. Ia dilahirkan di Inggris di mana dia memasuki di Biara Benediktin dan belajar Sastra Inggris di Universitas Oxford. Sebelum memasuki kehidupan monastik ia memiliki pengalaman dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, perbankan dan jurnalisme.

Di biara guru spiritual-nya adalah Dom John Main OSB, dari beliau dia belajar dan juga membantu dalam pendirian Christian Meditation Centre yang pertama di London. Pada tahun 1977 ia pergi bersama John Main atas undangan Uskup Agung Montreal untuk mendirikan sebuah komunitas biarawan Benediktin dan orang awam yang didedikasikan untuk praktik dan ajaran meditasi Kristiani.

Setelah kematian John Main pada tahun 1982 ia melanjutkan pekerjaan mengajar meditasi dan sekarang mulai mengembangkan komunitas global. Pada tahun 1991 Fr Laurence kembali ke Inggris untuk mendirikan Pusat Internasional yang baru dibentuk, yaitu Komunitas Mondial Meditasi Kristiani yang kini berada di sekitar seratus negara.

Laurence Freeman adalah penulis banyak buku dan artikel termasuk "Light Within", "Selfless Self", "Web of Silence", "Common Ground", "A Short Span of Days", "Your Daily Practice" dan "Jesus: The Teacher Within".. Ia juga editor karya-karya John Main dan anggota Board of Medio Media, badan penerbitan World Community. Dia telah melakukan dialog dan inisiatif perdamaian seperti riwayat Way of Peace dengan Dalai Lama dan aktif dalam dialog antar-agama dengan agama lain serta dalam mendorong pengajaran Meditasi Kristiani untuk anak-anak dan siswa dan penguasaan kembali tradisi kebijaksanaan kontemplatif dalam Gereja dan masyarakat luas.

Beberapa buku tersebut diatas telah di terjemahkan dalam bahsa Indonesia a.l ; "Latihan Harian Meditasi Kristiani" dan "A Pearl of Great Price - Berbagi Karunia Melalui Meditasi Kelompok" diterbitkan oleh Penerbit Obor, juga berupa DVD "The Journey of Meditation" produksi Penerbit Kanisius.


www.wccm.org



Selasa, 07 Desember 2010

MEDITASI SUATU PERJALANAN


John Main menamakan latihan meditasi sebagai suatu perziarahan menuju hati kita sendiri. Ziarah adalah suatu perjalanan dengan bimbingan Roh menuju suatu tempat suci. Tempat yang paling suci adalah hati manusia. Kita mungkin pergi ke sana seorang diri, tetapi kita tidak merasa kesepian. Kesendirian waktu bermeditasi menyembuhkan rasa kesepian kita yg menyakitkan, danmenyadarkan bahwa kita berada dalam relasi yang mendasar dan dalam.

Lebih baik kita membayangkan perjalanan meditasi itu sebagai suatu spiral atau labirin daripada sebagai suatu garis lurus di antara dua titik. Itulah sebabnya mengapa mandala merupakan lambang universal dari perjalanan rohani. Kadang-kadang kita merasa seolah-olah kita berputar-putar dalam suatu lingkaran, tetapi sebenarnya kita berputar sambil masuk, makin lama makin dekat dengan pusat.

Gambar labirin yang melambangkan ziarah batin dapat dilihat di lantai Katedral Chartre dari abad 13 di Perancis. ikutilah lorong labirin mulai dari pintu masuk sampai ke pusat, dan Anda akan merasakan juga seperti suatu perjalanan menuju hati waktu kita melakukan meditasi. Sewaktu-waktu timbul rasa frustasi, merasa seperti kita tersesat atau membuang-buang waktu, tetapi sebenarnya tidak menjauh dari pusat, melainkan berkeliling semakin lama semakin mendekat sampai akhirnya Anda pun tiba. Jangan pernah berhenti selama Anda masih di jalan. "Seluruh perjalanan menuju surga adalah surga" kata St Katarina dari Siena. "Karena Yesus adalah jalan".

Yesus membandingkan Roh dengan angin, 'kita tidak tahu darimana ia pergi" (Yoh 3:8). Kita tidak dapat mengukur hal yang bersifat rohani. Maka kita tidak perlu mengevaluasi.

Yesus mengatakan bahwa Ia tahu dari mana Ia datang dan kemana Ia pergi. Doa adalah suatu perjalanan menuju pengenalan diri. Kalau kita sedikit demi sedikit melepaskan ego kelekatan dan egoisme kita, maka kita akan bertumbuh menjadi diri kita yang sebenarnya. 'Diri kita yang sebenarnya' adalah nilai yang paling berharga dalam hidup, karena disitulah titik pertemuan antara kita dengan Allah, dimana kita menjadi satu dengan Allah, dan dengan demikian menjadi satu dengan semua orang. Meditasi setiap hari adalah proses untuk menyadari hal ini.


Ada tiga tahapan dalam setiap perjalanan, meskipun karena sifat perjalanan itu adalah perjalanan rohani, kita tidak dapat mengukurnya.

Pertobatan
Kata tobat berarti suatu perubahan arah. Bila kita untuk pertama kalinya mulai bermeditasi, kita merasa "bersemangat". Disiplin dirasakan mudah dan kita merasa bergairah, seperti halnya masa pertama dari relasi kita dengan seseorang. Kegairahan awal ini tentu saja harus diuji dan dimurnikan lewat komitmen.

Hambatan.
Dalam perjalanan selanjutnya, kita dapat menemui hambatan, tetapi bila kita tetap tekun, niscaya kita akan menyelami rahasia ilahi dan kodrat manusia. Dalam proses akan ada waktu-waktu sulit ketika perasaan atau ingatan yang ditekan dibawah sadar akan muncul ke permukaan. Hal ini memurnikan dan membebaskan kita, tetapi kadang-kadang kita merasakannya sebagai perasaan negatif yang timbul setelah melakukan meditasi. Dukungan orang lain pada saat demikian sangat membantu.

Terobosan.
Pada waktu lain, khususnya sesudah melewati sulit, kita merasa berhasil mengatasi hambatan sehingga lebih memahami dan mengasihi Allah, diri kita sendiri, dan orang-orang lain. Kita lalu merasakan kedamaian dan kegembiraan yang mendalam. Sangatlah penting untuk menerima saat-saat dan poengalaman-pengalaman semacam ini tanpa berusaha untukmemilikinya, untuk mengulanginya atau memanipulasinya. Rahmat berarti pemberian. Pemberian bukan merupakan karunia kalau kita menggenggamnya.
Miskin di Hadapan Allah.

Sifat utama yang kita pelajari dan hormati selama kita membuat perjalanan ini ialah kemiskinan.
Dalam Kotbah di Bukit Yesus bersabda : " Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga." (Mat 5:3)

Kalau kita memahami mantra sebagai jalan kemiskinan, perjalanan akan tetap sederhana. Namun, sederhana tidak sama dengan mudah. Kemiskinan berati melepaskan kelekatan diri secara terus menerus dan dari segala-galanya. Julian dari Norwich menggambarkan kemiskinan sebagai 'suatu sikap sederhana yang menuntut supaya kita melepaskan sungguh-sungguh segalanya'. Mantra membantu kita untuk melaksanakan ajaran Yesus 'meninggalkan segala sesuatu' dan 'menjual seluruh harta kita'.

Bila kita bermeditasi hari demi hari, kita akan menemukan bahwa mantra berakar dengan sendirinya dalam hati kita sehingga kita akan menghidupi kesibukan dan istirahat sehari-hari dalam kesadaran yang lebih besar akan kehadiran Allah. Hidup kita menjadi lebih kontemplatif, yakni lebih berakar dalam 'saat ini' , dengan penuh kesadaran dan lebih berbelas kasih.

Tahap-tahap perjalanan rohani tercermin dengan semakin berakarnya mantra dan berkurangnya usaha untuk mengucapkannya. Mula-mula kita mengucapkan mantra dengan segala gangguan yang muncul silih berganti. Lalu, kita mengucapkan mantra dengan lebih mudah dan tidak terlalu terganggu lagi. Akhirnya, kita mendengarkan mantra dengan segenap hati dan memberi kita kekuatan yang melebihi dari gangguan itu sendiri.

Mantra adalah suatu disiplin. Mantra sendiri bukanlah tujuan. Ia hanya merupakan jalan menuju kemiskinan di hadapan Allah; ia bukanlah Kerajaan Allah. Waktunya akan datang diluar perkiraan kita, mantra itu akan mengantar kita memasuki keheningan yang mutlak, melampaui mantra itu sendiri, masuk kedalam pengalaman doa yang murni. Ini bukanlah suatu pengalaman yang direncanakan, ditiru, atau dibayangkan.

Bila Anda menjadi sadar akan keheningan, tentunya Anda tidak sepenuhnya berada dalam keadaan hening, tetapi berpikir, dan karena itu Anda harus terus mengucapkan mantra.

Petunjuk untuk bermeditasi mudah untuk dilakukan kalau Anda mengikutinya dengan cara yang sederhana:
  • ucapkanlah mantra sampai Anda tidak bisa mengucapkannya lagi;
  • janganlah menentukan kapan Anda akan berhenti mengucapkannya;
  • dan mulailah mengucapkannya lagi segera sesudah Anda menyadari bahwa Anda sudah berhenti.
Semua tahap meditasi ini seolah-olah berputar-putar, tetapi beranjak maju menuju pusat. Kita menimbuni tanah yang sama sampai seluruh pekerjaan selesai. Hal terpenting yang harus kita ingat bila berpikir tentang kemajuan ialah bahwa kita, semua kita, adalah senantiasa orang-orang yang baru mulai. Kesadaran akan hal itu mengisi kehidupan dengan ketakjuban dan kebebasan. Orang-orang yang baru mulai paling mengetahui bagaimana harus berterima kasih.


(dari : "Latihan Harian Meditasi Kristiani"; Laurence Freeman OSB, Obor,2004)

Senin, 06 Desember 2010

KELOMPOK MEDITASI

oleh: Pater Gerry Pierse CSsR

Banyak orang merasa sangat terbantu bila mereka bergabung dalam salah satu kelompok meditasi. Beberapa orang merasa dapat bermeditasi dengan lebih baik bila berada bersama orang lain. Menurut saya masih ada beberapa keuntungan lain bila bergabung dalam sebuah kelompok. Tersedianya buku-buku, CD dan sumber-sumber lain yang dapat dipakai bersama. Yang lebih penting lagi adalah saling berbagi pengalaman, terutama pengalaman 'gagal'. Kita tidak perlu 'sukses' dalam bermeditasi, dalam arti bahwa kita dapat 'bebas dari pelanturan' yang secara alami masuk ke dalam pikiran kita. Kita hanya diminta untuk tetap setia dan setiap kali kembali mengucapkan kata-doa kita. Dengan mendengarkan perjuangan orang lain, kita diyakinkan bahwa perjuangan kita sama dengan orang lain dan kita tidak boleh putus asa hanya karena kita tampaknya tidak memperoleh apa-apa.

Kebanyakan kelompok meditasi memulai pertemuan mingguan dengan mendengarkan ajaran pokok meditasi, kemudian dilanjutkan dengan meditasi dan pertemuan diakhiri dengan atau tanpa sharing atau diskusi. Dalam kelompok-kelompok yang saya bimbing, kita mempunyai tiga tahapan. Menurut saya, tiga tahapan ini sangat penting.

Membahas Kitab Suci Bersama.

Biasanya kita mulai dengan saling berbagi pengalaman tentang bagaimana bacaan Injil hari Minggu itu telah menyentuh hidup kita. Bagi kebanyakan orang, Allah ada "diatas sana" di surga dan di dalam kepala kita. Dengan saling berbagi pengalaman sejauh mana bacaan Injil itu telah menyentuh kehidupan kita sehari-hari, maka kita menarik Allah dari surga ke dalam dunia sekitar kita. Saya menganjurkan agar kelompok meditasi sebaiknya bergabung dengan doa Gereja dengan mengikuti bacaan Injil tahun liturgi. Setelah membahas Injil bersama dan kemudian masuk dalam keheningan, maka perayaan Ekaristi pada Minggu itu akan menjadi lebih kaya.

Untuk tahap ini kita akan mengambil ceritera orang Majus dari Injil Matius 2 :1-12 sebagai contoh:

“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. "Ketika Raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, dimana Mesias akan dilahirkan. "Di Bethlehem di tanah Yudea karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Bethlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda; karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel."

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Bethlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu. Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, dimana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan kerena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Cara Bermeditasi Yang Benar

Disini kita hadir bersama Roh yang tinggal dalam hati kita. Menurut Pater John Main beginilah cara bermeditasi:

"Anda hanya duduk diam dengan punggung tegak. Tutup mata anda perlahan-lahan. Duduk dengan nyaman tetapi sadar penuh. Secara hening, dalam batin mulailah mengucapkan kata-doa anda. Kita menganjurkan kata-doa 'MARANATHA'. Ucapkan sebagai empat suku kata yang sama panjangnya. Dengarkan kata doa itu sewaktu anda mengucapkannya perlahan-lahan dan terus menerus di dalam hati. Jangan berpikir atau membayangkan sesuatu - baik yang rohaniah ataupun yang lain. Pikiran dan imajinasi akan datang, tetapi biarlah semuanya berlalu. Alihkan kembali perhatian anda - dengan rendah hati dan kesederhanaan - dengan mengucapkan kembali kata-doa anda, dari permulaan sampai akhir meditasi anda. Bermeditasi tiap pagi dan sore selama 20 sampai 30 menit."

Saling Berbagi Pengalaman

Di dalam kelompok kita bisa mendengar berbagai pengalaman, masalah dan informasi yang salah yang mungkin ada diantara para meditator. Berbagi pengalaman bukanlah waktu untuk mencari pemecahan masalah walaupun beberapa masalah dibagikan pada pertemuan itu. Ini adalah waktu untuk berbagi pengalaman dalam bermeditasi. Dengan mendengarkan perjuangan orang lain, kita diteguhkan untuk 'terus berjalan,' seperti yang dikatakan Pater John Main. Kita akan melewati dua masalah besar untuk para meditator:

1. Keinginan untuk sukses dalam arti kata tidak mempunyai pelanturan lagi

2. Keinginan untuk mendapatkan pengalaman rohani yang luar biasa.

Seringkali amat sukar untuk menemukan seorang pembimbing rohani yang baik, terutama seorang yang mengerti tentang doa hening. Seringkali dalam kelompok kita saling memberikan bimbingan rohani satu sama lain. Berbagi pengalaman di dalam kelompok dapat membantu seseorang untuk memahami pengalamannya sendiri dan kelompok seringkali dapat memberikan dukungan bila diperlukan.

Minggu, 05 Desember 2010

RODA DOA

Bayangkanlah doa itu sebagai sebuah roda yang besar. Roda itu berputar membawa seluruh hidup kita menuju Allah. Doa adalah bagian yang penting dari hidup manusia. Kalau kita tidak berdoa, kita hanya setengah hidup dan iman kita hanya berkembang setengah saja.

Jari-jari roda mewakili berbagai jenis doa. Kita berdoa dengan berbagai cara pada waktu yang berbeda-beda dan sesuai dengan perasaan kita pd saat itu. Orang yg berbeda menyukai doa yg berbeda. Satu jari roda misalnya mewakili Ekaristi Kudus, dan jari lain mewakili Sakramen-sakramen, doa dari Kitab Suci, doa permohonan, doa karismatik, devosi, doa rosario dsb.

Akan tetapi, yang membuat semua doa yang berbeda-beda ini Kristiani ialah bahwa semuanya berpusat pada Kristus. Jari-jari roda adalah bentuk atau pengungkapan doa yang berpangkal pada poros roda, yakni doa Yesus sendiri.

Doa Yesus mempunyai arti penting dan menjadi sumber doa seorang Kristen. Kita dapat berkata bersama St. Paulus, "Bukan aku lagi yg berdoa, melainkan Kristuslah yang berdoa di dalam aku".
Maka menurut model roda ini, segala bentuk doa berpusat pada Yesus, yang memuliakan Allah di dalam ciptaan-Nya. Semua bentuk doa benar. Semuanya baik. Semuanya dijiwai oleh kesadaran manusia akan Yesus yang berada di dalam hati kita oleh rahmat Roh Kudus.

Inilah pemahaman iman mengenai roda doa, tetapi kita tidak berpikir tentang semua ini pada saat meditasi. Lewat pengalaman, roda doa juga mengajarkan kita tentang sesuatu yang sangat penting. Pada poros roda yang tidak bergerak atau diam, seperti pada pusat doa. Anda akan menemukan keheningan. Tanpa keheningan pada pusat doa, tidak mungkin akan terjadi gerakan atau pertumbuhan. Meditasi adalah upaya untuk menemukan dan menjadi hening. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah" (Mzm 46:11)


(Laurence Freeman OSB, "Latihan Harian Meditasi Kristiani", Obor-Jkt 2004)

Sabtu, 04 Desember 2010

BAGAIMANA BERLATIH MEDITASI


MEDITASI, merupakan kebutuhan yang alami bagi jiwa kita seperti halnya napas bagi tubuh. Meditasi ini berakar dalam tradisi Kristiani, dan merupakan suatu disiplin rohani, suatu jalan yang sederhana untuk bersatu dengan Roh Kristus. Tradisi tidak pernah mengatakan meditasi adalah satu-satunya jalan atau bahkan merupakan cara yang terbaik untuk berdoa. Meditasi hanya menyampaikan pentingnya doa hening atau doa kontemplatif.

Pada awalnya, meditasi diajarkan dalam Gereja perdana oleh Bapa Padang Gurun dan disperkenalkan kembali pada masa kini oleh Pastor John Main OSB. Tradisi menganjurkan praktek sederhana berikut ini :

  1. Pilihlah suatu tempat yang tenang.
  2. Duduk senyaman mungkin dengan punggung tegak.
  3. Tutuplah mata.
  4. Duduklah setenang mungkin.
  5. Napas dalam. Rileks, tetapi tetap sadar.
  6. Mengucapkan mantra pelahan-lahan di dalam hati.
  7. Terus mengucapkan mantra dengan tekun selama bermeditasi.
  8. Segera setelah Anda sadar bahwa Anda telah berhenti mengucapkan mantra, kembalilah mengucapkan mantra lagi.
  9. Tetap menggunakan kata yang sama selama bermeditasi dari hari-kehari.

Ingatlah bahwa akar segala pelanturan adalah "keakuanku" Selama kita bermeditasi, kita sesungguhnya meninggalkan "ke-akuan-ku". Mantra yang dianjurkan adalah Maranatha, sebuah doa Kristiani bahasa Aram. yang berarti "Datanglah Tuhan" . Ulangi kata doa ini dalam empat suku kata yang sama : Ma-ra-na-tha.

Saat Anda mengucapkan kata tersebut dalam hati, dengarlah dengan perhatian. Namun, jangan berpikir tentang arti kata itu. Pelanturan akan terjadi tetapi jangan berusaha untuk menekan atau melawannya. Biarkan pelanturan itu berlalu. Pada waktu Anda sadar bahwa Anda melantur, kembalilah mengucapkan mantra. Itulah fungsi dari mantra. Dianjurkan untuk bermeditasi dua kali sehari, sebaiknya di pagi hari dan sore hari. Lama meditasi yang terbaik adalah 30 menit dan secara bertahap menjadi 25 menit, dan akhirnya 30 menit.

Setelah Anda mulai melakukan meditasi harian yang sederhana ini, ada beberapa petunjuk tentang sikap Anda dalam bermeditasi agar Anda dan teman kelompok dapat masuk ke kedalaman diri Anda.

Pertama-tama, jangan menilai kemajuan meditasi Anda. Perasaan gagal atau berhasil dapat menjadi pelanturan yang terbesar dari segala pelanturan. Jangan mengharapkan atau mencari suatu "pengalaman istimewa" dalam meditasi. Anda tidak perlu merasakan harus ada sesuatu yang terjadi. Mungkin pada permulaan hal ini terasa aneh, karena pengalaman hening masih sangat asing bagi sebagian besar dari kita dan juga bukanlah hal yang membudaya di dalam masyarakat.

Kita tidak terbiasa menjadi sederhana. Namun HENING, DIAM, dan SEDERHANA benar-benar mempunyai suatu tujuan. Dalam salah satu perumpamaan tentang Kerajaan Surga, Yesus membandingkan Kerajaan Surga tersebut dengan seseorang yang menabur benih di tanah. Orang itu kemudian pergi dan meneruskan pekerjaan sehari-hari lainnya. Benih itu tumbuh dan muncul dipermukaan. "Bagaimana benih itu tumbuh, orang itu tidak mengetahuinya". Hal yang sama terjadi pada kita, mantra itu mengakar dalam hati kita. Dan sama seperti di dalam perumpamaan tadi, suatu waktu pasti ada tanda-tanda pertumbuhan. Bisa saja Anda tidak menemuinya dalam meditasi, tetapi justru dalam hidup Anda. Anda akan mulai menuai buah-buah Roh. Anda akan menemukan bahwa Anda mulai berubah dalam kasih. Dan bila Anda pernah menghentikan latihan meditasi Anda, misalnya sehari atau sebulan atau setahun, sebaiknya mulailah lagi, dengan penuh kepercayaan akan kemurahan yang tak terbatas dari Roh Kudus yang hadir di dalam dan di antara kita semua.


(Laurence Freeman OSB, "A Pearl of Great Price" )

MANTRA


Meditasi adalah latihan rohani yang universal yang membimbing kita ke dalam keadaan doa, kedalam doa Kristus.Ia membawa kita kepada hening, diam, dan sederhana, dengan cara hening, diam dan sederhana itu sendiri.

Caranya adalah mengulangi suatu kata yang suci dengan setia dan penuh cinta selama waktu meditasi. Sekarang ini kata suci itu kita namakan "mantra". Inilah cara berdoa kristiani yang kuno yang telah ditemukan kembali oleh seorang rahib Benediktin, Pater John Main (1926-1982).

John Main menemukan kembali cara membawa pikiran untuk beristirahat dalam hati lewat ajaran para rahib Gereja Perdana,terutama John Cassian pada abad ke-4. Tradisi yang sama seperti dalam buku Cloud of Unknowing yang ditulis di Inggris pada abad ke 14.

Berikut cara bermeditasi yang diajarkan oleh John Main.
- Duduk diam dengan punggung tegak.
- Tutuplah mata.
- Ulangi mantra dalam hati secara terus menerus.
Pilihlah waktu dan tempat yang tenang dan bermeditasilah kira-kira 20-30 setiap pagi dan malam.

Mantra yang ideal adalah ungkapan dalam bahasa Aram kuno, "Maranatha". Ucapkanlah denga jelas dan tanpa berhenti selama meditasi, sebagai empat suku kata yang sama panjang : MA-RA-NA-THA.

Ucapkanlah tanpa tergesa-gesa dan tanpa mengharapkan sesuatu akan terjadi. Dengarlah mantra dan kembalilah mengucapkannya bilamana pikiran Anda melayang atau melamun. Bersikaplah sederhana dan lakukanlah dengan setia.

Bahasa Aram adalah bahasa percakapan Yesus, kata 'abba', yang terus menerus digunakan untuk Allah, juga dari bahasa ini. 'Maranatha' adalah doa kuno, yang berarti 'Tuhan datanglah', 'Tuhan telah datang'. St. Paulus mengakhiri Surat Pertama kepada umat di Korintus dan St Yohanes mengakhiri Kitab Wahyu dengan ungkapan ini, yang menyatakan iman yang dalam dan sederhana dari Gereja Perdana.

Sementara Anda mengucapkan mantra, jangan berpikir tentang artinya. Mantra lebih membimbing kita ke kedalaman diri daripada pikiran. Ia membimbing kita dengan iman. Kita mengucapkan mantra dengan penuh iman dan cinta kasih. Mendengarkan mantra ketika kita mengucapkannya merupakan proses yang semakin mendalam dari suatu perjalanan iman.


(dipetik dari : Latihan Harian Meditasi Kristiani - Laurence Freeman, OSB , Obor 1998)

SIMBOL DUA MERPATI


Simbol dua merpati yang hinggap di tepi piala adalah simbol dari The World Community for Christian Meditation dan Medio Media.

Simbol ini adalah sebuah simbol kuno yang telah dikenal di banyak kebudayaan. WCCM (The World for Christian Meditation) menggunakan simbol ini karena terinspirasi dari mosaik abad kelima di Galia Placidia, satu Gereja Perdana di Ravenna, yang aslinya dibangun sebagai makam kekaisaran. Simbol ini meiliki akar dalam kebudayaan Romawi dan Yunani tetapi akarnya barangkali dari orang Phoenicia.

Dalam ajaran Kristiani, merpati merupakan simbol Roh Kudus. Dalam mitologi Yunani merpati adalah Venus = burung cinta. Dalam seni Kristiani, tujuh anugerah Roh Kudus dinyatakan sebagi merpati yang hinggap di pohon kehidupan atau meminum air kebijaksanaan dan kehidupan abadi.

Piala mengingatkan kita akan misteri kurban, yang merupakan jantung Ekaristi Kristiani dimana Sang Putera mempersembahkan diri-Nya kepada Bapa dalam cinta Roh Kudus dan menyatukan semua ciptaan dalam rangkulannya.

Dualisme dalam simbol burung sesungguhnya memperlihatkan kesatuan kehidupan aktif dan kontemplatif dalam setiap diri manusia. Marta dan Maria adalah saudari-saudari yang tak bisa dipisahkan di dalam kehidupan semua orang. Sebagaimana dikatakan oleh Pastor John Main :

"Ada keselarasan antara "diam" dan "aksi" Tuhan adalah perpaduan yang sempurna dari keduanya Diam yang sesungguhnya itu bukanlah berarti tidak aktif "Diam" adalah aksi yang telah mencapai tujuan utamanya. Dan dalam tujuan ini terkandunglah arti dan kepenuhan semua tindakan atau "aksi" Meditasi adalah perwujudan "diam" dan "aksi" yang sesungguhnya Meditasi bukanlah sebuah keadaan pasif melulu karena meditasi adalah keduanya "diam" dan "aksi"

Jumat, 03 Desember 2010

Fr. JOHN MAIN, OSB


Pater John Main OSB, adalah salah satu pembimbing rohani yang paling berpengaruh di zaman ini. Ia adalah seorang rahib Benediktin asal Irlandia. Dia lahir di Inggris pada tahun 1926 dan meninggal di Kanada dalam usia 56 tahun. Segera setelah Pastor John Main meninggal, Pastor Bede Griffiths menulis bahwa Pastor John Main adalah seorang pembimbing rohani yang sangata penting dalam Gerja dewasa ini.


Sebagai seorang diplomat Katolik yang ditempatkan di AsiaTenggara (Malaysia), John Main mengenal meditasi melalui seorang Pandita Hindu bernama Swami Satyananda. John Main segera menyadari bahwa meditasi juga memperdalam dan memperkaya doa kristianinya, dan meditasi tidak mempengaruhi sedikitpun iman kristianinya. Beberapa tahuin kemudian, ia baru menyadari bahwa doa hening ini sesungguhnya juga berakar di dalam tradisi Kristiani.Ia pun melihat secara baru ajaran Yesus tentang doa. Ia juga membaca penjelasan John Cassian tentang kehidupan para pertapa Kristen perdana, yang melakukan dan mengajar suatu disiplin dari "doa yang terdiri dari satu kata". Ia melihat betapa ampuh disiplin ini menghadapi pelanturan, yang tidak dapat dihindari dan sangat mengganggu itu, terutama pada waktu doa hening dan juga pada waktu yang lain.

Melalui mantra dia melihat jalan menujui hening. Umat Kristen Ortodoks menamainya "hesychia" atau "doa murni" yang berarti "menyembah dalam Roh dan kebenaran". Pastor John Main melihat bagaimana disiplin mengucapkan mantra dapat memurnikan hati kita dari segala keinginan yang saling bertentangan, dan mempersatukan kita. Hati merupakan tempat yang dapat mempersatukan kita karena didalamnya kita menemukan keterarahankepada Allah sebagai sumber dan tujuan hidup kita. Ia juga memahami bagaimana mantra itu membawa kita kepada semangat kemiskinan sebagaimana dikatakan oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit. Itulah syarat utama manusia untuk mencapai kebahagiaan.

Dari pengalaman meditasinya, Pastor John Main memahami bahwa disiplin meditasi pagi dan sore memberikan kepada kita keseimbangan batin sepanjang hari. Semakin hari kita dibawa semakin dalam menuju sukacita dan kedamaian. Dan semakin jelas pula ia melihat hubungan antara pengalaman sukacita dan damai dengan semangat Injil dan iman Krsitiani.

Sekarang, baginya, doa merupakan sesuatu yang jauh lebih berarti daripada berkata-kata kepada Tuhan atau berpikir tentang Tuhan. Doa adalah hadir di hadirat Allah.


(dari : "A Pearl of Great Price" Berbagi Karunia melalui Meditasi Kelompok, Laurence Freeman OSB)

INTRODUKSI MEDITASI KRISTIANI

Cyprianus Verbeek. OCarm


Para Saudara yang terkasih,

Saya diminta untuk memperkenalkan Meditasi Kristiani kepada para pembaca sekalian. Pastor Laurence OSB adalah pimpinan dari World Community for Christian Meditation yang berkantor pusat di Inggris. Ia menjadi penerus Pastor John Main OSB, seorang rahib Benediktin yang tahun ini kita memperingati 25 tahun wafatnya.

Pastor John Main memperkenalkan kembali suatu cara berdoa yang sudah lama dilupakan dan tak dilakukan lagi. Awalnya ia mengenal meditasi ketika ia (masih sebagai seorang awam) bekerja di perwakilan Inggeris di Kualalumpur. Ia belajar meditasi dari seorang pandita Hindu. Tetapi kemudian ia menemukan bahwa cara sederhana itu sebenarnya sudah dikenal oleh bapa-bapa padang gurun pada abad keempat. Saya hanya membuka jalan bagi Pastor Laurence Freeman untuk memperkenalkan Meditasi Kristiani di Indonesia.

Anda membaca tulisan ini karena anda tertarik entah oleh apa. Mungkin kata "meditasi" sendiri mempunyai daya tarik besar. Tetapi kalau saya bertanya kepada anda, apa yang anda bayangkan atau pikirkan bila mendengar kata "meditasi"? Mungkin anda tidak dapat dengan pasti memberikan jawaban. Atau kalau saya bertanya: Apa yang anda harapkan dari "meditasi", mungkin akan ada sejumlah jawaban yang berbeda-beda. Barangkali tepat, barangkali tidak.
Jelaslah bahwa anda membaca tulisan ini karena suatu "keinginan" – "kerinduan". Bagi saya itu titik-tolak yang baik untuk sedikit berbicara tentang meditasi. Kita sudah biasa berdoa kepada Allah, ada doa pujian, ada doa permohonan dan banyak jenis lain yang kita kenal. Bila anda menggunakan salah satu jenis doa, pasti dalam hati anda ada suatu kerinduan. Apa yang anda rindukan? Mungkin agar permohonan tertentu dikabulkan!

Tetapi di dalam lubuk hati kita semua ada suatu kerinduan mendasar. Sering kurang disadari, dan dari kerinduan mendasar itu timbul segala jenis keinginan yang baik. Kita ingin menjadi bahagia. Sumber kebahagiaan sejati ialah Tuhan sendiri. Oleh karena itu kerinduan akan Allah adalah yang paling mendasar dalam diri kita. Tetapi kita kurang menyadarinya. Maka kita perlu menjadi semakin sadar dan yakin bahwa sebenarnya Allah yang paling kita rindukan. Biasanya kita mengharapkan sesuatu dari Allah, tetapi barangkali jarang merindukan Allah sendiri. Tujuan utama dari meditasi sejati ialah menyadarkan lalu meningkatkan kerinduan akan Allah.

Ada banyak latihan rohani yang diberi nama "meditasi" baik di kalangan Katolik maupun di agama lain. Mereka menyediakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya dalam meditasi diskursif kita merenungkan pokok-pokok ajaran Injil agar menjadi pegangan dalam hidup kita. Misalnya "jangan menghakimi" dapat kita renungkan hingga kita benar-benar yakin bahwa jalan ini amat baik dan berguna. Kita lalu mau menjadi orang yang tidak menghakimi sesama. Kita mengusahakan suatu perubahan dalam sikap hati kita.

Tetapi ada meditasi lain seperti Meditasi Kristiani lebih mirip dengan sikap Bartimeus, orang buta yang duduk mengemis di pinggir jalan menuju Yerikho. Ia boleh memikiran dan mengkhayalkan suatu masa depan baru kalau saja dia bisa melihat kembali. Tetapi itu tidak mengubah sedikitpun situasinya: ia buta dan tetap buta. Ia hanya duduk, menunggu dan merindukan. Baru ketika ketemu Yesus melalui doa yang ia teriakan, ia disembuhkan oleh Yesus. Ia melihat orang di depannya, ia melihat Yesus.

Pastor John Main menemukan dalam karangan seorang penulis abad kelima, bernama Yohanes Kasianus, metode yang dipakai oleh para rahib di padang gurun. Mereka itu seringkali orang kurang terpelajar dan sangat sederhana Dalam hati mereka hanya ada suatu keinginan: Allah. Maka mereka mengulangi suatu doa yang singkat, diambil dari mazmur atau teks kitab suci lain. Sepanjang hari mereka mengulangi doa yang sama yaitu waktu mereka berdoa, makan maupun kerja. Bukan untuk dipikirkan, melainkan untuk meng-ARAH-kan kerinduan hati dan perhatian budi mereka kepada Allah. Mungkin cara ini tak banyak berbeda dengan metode mantra lain. Tetapi tujuannya ialah meningkatkan kerinduan akan Allah, sehingga Dia menentukan hidup kita seterusnya atau dengan kata lain: seperti Yesus, kita pun mau dibimbing oleh Roh Allah dalam hidup kita, dalam doa dan pekerjaan, dalam kesendirian dan pergaulan, dimana saja dan kapan saja.

Pastor John Main mengajarkan Meditasi Kristiani untuk membantu orang orang sibuk di era globalisasi ini. Ia menjadi seorang pembimbing rohani ternama, mungkin terbesar dalam abad ke-20, kata Pastor Bede Griffith, OSB. Pastor Laurence Freeman menjadi penerusnya dan membentuk wadah yang disebut 'World Community for Christian Meditation', bukan suatu organisasi, melainkan suatu ikatan antar meditator diseluruh dunia untuk saling meneguhkan, saling membantu dan menyebarkan ajaran Pastor John Main: Meditasi Kristiani.

Dalam "Meditasi Kristiani", kita dibantu untuk mengatasi segala macam pengalaman yang timbul baik yang menyenangkan maupun yang mengejutkan. Tetapi justeru karena itu sangat bergunalah kalau cara berdoa yang sederhana ini, juga dilakukan dalam kelompok. Kita akan dibantu oleh pengalaman orang lain yang lebih dahulu menekuni Meditasi Kristiani. Selain itu dapat juga dibantu oleh buku dan sarana audio visual lainnya tentang Meditasi Kristiani. Ini tidak hanya berguna pada saat kita mulai berdoa dengan cara ini, tetapi juga kalau kita sudah melangkah maju di jalan ini.

Bila anda tertarik pada cara berdoa seperti yang diajarkan oleh Pastor John Main, sebaiknya bergabung dalam kelompok yang sudah ada di berbagai kota di Indonesia. Anda bisa juga mengikuti program 6 minggu yang diadakan secara berkala, lalu putuskan apakah anda pun mau memperdalam hidup kristiani anda dengan cara berdoa ini.

Sekian. Terima kasih.