Minggu, 12 Desember 2010

PELANTURAN


Banyak orang dalam bermeditasi sering mengalami kesulitan besar, adalah pikiran yang datang silih berganti. Kesulitan ini seakan-akan tidak ada habis-habisnya. Semua orang mengalaminya baik yang baru mulai maupun yang sudah lama. Semua itu hanya merupakan akibat dari aktivitas pikiran kita. "Mantra" atau Kata Doa adalah cara yang paling sederhana dan efektif untuk mengatasi segala macam pikiran dan khayalan yang mengganggu tersebut.

  • Jangan berusaha memerangi semua gangguan tsb : pikiran yang datang silih berganti, khayalan atau perasaan semata.
  • Arahkan seluruh perhatian Anda pada "mantra"; kembalilah kepadanya dengan setia dan tenang, sepanjang waktu meditasi Anda.
  • Jangan memberikan perhatian pada pikiran-pikiran yg datang silih berganti. Perlakukanlah seolah-olah gangguan itu adalah keramaian di latar belakang, seperti hiruk pikuk lalulintas diluar.
  • Bersikaplah rendah hati, sabar, setia, dan peliharalah rasa humor Anda: Jangan menciptakan malam kelam dari setiap awan. Namun janganlah menganggap remeh ketekunan yang Anda butuhkan dan rahmat yang akan diberikan kepada Anda.

"Mantra" atau Kata Doa, ibarat jalan setapak melewati hutan rimba. Betapapun sempitnya jalan setapak itu, ikutilah dan ia akan mengantar Anda keluar dari rimba pikiran ke tanah lapang hati sanubari yang luas.Setiap kali Anda menyadari bahwa Anda sudah melantur dari jalan setapak itu, segeralah kembali kepadanya.

Karunia besar mantra adalah cepat didapatkan kembali. Betapapun lamanya Anda sudah terganggu, hilang dalam rimba pikiran, Anda tidak pernah berada jauh dari satu langkah dari jalan setapak itu. Mulailah mengucapkan "mantra" lagi, maka Anda sudah berada kembali di jalan tersebut. Berikanlah perhatian, maka Anda kembali ke saat ini - saat Kristus.

Kegagalan dan keberhasilan bukanlah istilah-istilah yang relevan untuk melukiskan pengalaman meditasi Anda. Istilah-istilah tersebut adalah istilah-istilah ego., dan dalam meditasi kita justru belajar "meninggalkan ego". Tidak ada keberhasilan atau kegagalan, yang ada hanyalah iman: iman yang hidup dalam kasih.

Kapan saja perasaan tentang keberhasilan dan kegagalan timbul, amatilah saja sekedarnya, dan ingatlah dari mana asalnya. Perasaan-perasaan tersebut segera akan menjadi reda kembali dan iman Anda niscaya akan menjadi lebih kuat.


(di petik dari : Latihan Harian Meditasi Kristiani" Laurence Freeman, OSB; Obor Jkt.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar