Sabtu, 04 Desember 2010

BAGAIMANA BERLATIH MEDITASI


MEDITASI, merupakan kebutuhan yang alami bagi jiwa kita seperti halnya napas bagi tubuh. Meditasi ini berakar dalam tradisi Kristiani, dan merupakan suatu disiplin rohani, suatu jalan yang sederhana untuk bersatu dengan Roh Kristus. Tradisi tidak pernah mengatakan meditasi adalah satu-satunya jalan atau bahkan merupakan cara yang terbaik untuk berdoa. Meditasi hanya menyampaikan pentingnya doa hening atau doa kontemplatif.

Pada awalnya, meditasi diajarkan dalam Gereja perdana oleh Bapa Padang Gurun dan disperkenalkan kembali pada masa kini oleh Pastor John Main OSB. Tradisi menganjurkan praktek sederhana berikut ini :

  1. Pilihlah suatu tempat yang tenang.
  2. Duduk senyaman mungkin dengan punggung tegak.
  3. Tutuplah mata.
  4. Duduklah setenang mungkin.
  5. Napas dalam. Rileks, tetapi tetap sadar.
  6. Mengucapkan mantra pelahan-lahan di dalam hati.
  7. Terus mengucapkan mantra dengan tekun selama bermeditasi.
  8. Segera setelah Anda sadar bahwa Anda telah berhenti mengucapkan mantra, kembalilah mengucapkan mantra lagi.
  9. Tetap menggunakan kata yang sama selama bermeditasi dari hari-kehari.

Ingatlah bahwa akar segala pelanturan adalah "keakuanku" Selama kita bermeditasi, kita sesungguhnya meninggalkan "ke-akuan-ku". Mantra yang dianjurkan adalah Maranatha, sebuah doa Kristiani bahasa Aram. yang berarti "Datanglah Tuhan" . Ulangi kata doa ini dalam empat suku kata yang sama : Ma-ra-na-tha.

Saat Anda mengucapkan kata tersebut dalam hati, dengarlah dengan perhatian. Namun, jangan berpikir tentang arti kata itu. Pelanturan akan terjadi tetapi jangan berusaha untuk menekan atau melawannya. Biarkan pelanturan itu berlalu. Pada waktu Anda sadar bahwa Anda melantur, kembalilah mengucapkan mantra. Itulah fungsi dari mantra. Dianjurkan untuk bermeditasi dua kali sehari, sebaiknya di pagi hari dan sore hari. Lama meditasi yang terbaik adalah 30 menit dan secara bertahap menjadi 25 menit, dan akhirnya 30 menit.

Setelah Anda mulai melakukan meditasi harian yang sederhana ini, ada beberapa petunjuk tentang sikap Anda dalam bermeditasi agar Anda dan teman kelompok dapat masuk ke kedalaman diri Anda.

Pertama-tama, jangan menilai kemajuan meditasi Anda. Perasaan gagal atau berhasil dapat menjadi pelanturan yang terbesar dari segala pelanturan. Jangan mengharapkan atau mencari suatu "pengalaman istimewa" dalam meditasi. Anda tidak perlu merasakan harus ada sesuatu yang terjadi. Mungkin pada permulaan hal ini terasa aneh, karena pengalaman hening masih sangat asing bagi sebagian besar dari kita dan juga bukanlah hal yang membudaya di dalam masyarakat.

Kita tidak terbiasa menjadi sederhana. Namun HENING, DIAM, dan SEDERHANA benar-benar mempunyai suatu tujuan. Dalam salah satu perumpamaan tentang Kerajaan Surga, Yesus membandingkan Kerajaan Surga tersebut dengan seseorang yang menabur benih di tanah. Orang itu kemudian pergi dan meneruskan pekerjaan sehari-hari lainnya. Benih itu tumbuh dan muncul dipermukaan. "Bagaimana benih itu tumbuh, orang itu tidak mengetahuinya". Hal yang sama terjadi pada kita, mantra itu mengakar dalam hati kita. Dan sama seperti di dalam perumpamaan tadi, suatu waktu pasti ada tanda-tanda pertumbuhan. Bisa saja Anda tidak menemuinya dalam meditasi, tetapi justru dalam hidup Anda. Anda akan mulai menuai buah-buah Roh. Anda akan menemukan bahwa Anda mulai berubah dalam kasih. Dan bila Anda pernah menghentikan latihan meditasi Anda, misalnya sehari atau sebulan atau setahun, sebaiknya mulailah lagi, dengan penuh kepercayaan akan kemurahan yang tak terbatas dari Roh Kudus yang hadir di dalam dan di antara kita semua.


(Laurence Freeman OSB, "A Pearl of Great Price" )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar