Senin, 06 Desember 2010

KELOMPOK MEDITASI

oleh: Pater Gerry Pierse CSsR

Banyak orang merasa sangat terbantu bila mereka bergabung dalam salah satu kelompok meditasi. Beberapa orang merasa dapat bermeditasi dengan lebih baik bila berada bersama orang lain. Menurut saya masih ada beberapa keuntungan lain bila bergabung dalam sebuah kelompok. Tersedianya buku-buku, CD dan sumber-sumber lain yang dapat dipakai bersama. Yang lebih penting lagi adalah saling berbagi pengalaman, terutama pengalaman 'gagal'. Kita tidak perlu 'sukses' dalam bermeditasi, dalam arti bahwa kita dapat 'bebas dari pelanturan' yang secara alami masuk ke dalam pikiran kita. Kita hanya diminta untuk tetap setia dan setiap kali kembali mengucapkan kata-doa kita. Dengan mendengarkan perjuangan orang lain, kita diyakinkan bahwa perjuangan kita sama dengan orang lain dan kita tidak boleh putus asa hanya karena kita tampaknya tidak memperoleh apa-apa.

Kebanyakan kelompok meditasi memulai pertemuan mingguan dengan mendengarkan ajaran pokok meditasi, kemudian dilanjutkan dengan meditasi dan pertemuan diakhiri dengan atau tanpa sharing atau diskusi. Dalam kelompok-kelompok yang saya bimbing, kita mempunyai tiga tahapan. Menurut saya, tiga tahapan ini sangat penting.

Membahas Kitab Suci Bersama.

Biasanya kita mulai dengan saling berbagi pengalaman tentang bagaimana bacaan Injil hari Minggu itu telah menyentuh hidup kita. Bagi kebanyakan orang, Allah ada "diatas sana" di surga dan di dalam kepala kita. Dengan saling berbagi pengalaman sejauh mana bacaan Injil itu telah menyentuh kehidupan kita sehari-hari, maka kita menarik Allah dari surga ke dalam dunia sekitar kita. Saya menganjurkan agar kelompok meditasi sebaiknya bergabung dengan doa Gereja dengan mengikuti bacaan Injil tahun liturgi. Setelah membahas Injil bersama dan kemudian masuk dalam keheningan, maka perayaan Ekaristi pada Minggu itu akan menjadi lebih kaya.

Untuk tahap ini kita akan mengambil ceritera orang Majus dari Injil Matius 2 :1-12 sebagai contoh:

“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. "Ketika Raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, dimana Mesias akan dilahirkan. "Di Bethlehem di tanah Yudea karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Bethlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda; karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel."

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Bethlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu. Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, dimana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan kerena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Cara Bermeditasi Yang Benar

Disini kita hadir bersama Roh yang tinggal dalam hati kita. Menurut Pater John Main beginilah cara bermeditasi:

"Anda hanya duduk diam dengan punggung tegak. Tutup mata anda perlahan-lahan. Duduk dengan nyaman tetapi sadar penuh. Secara hening, dalam batin mulailah mengucapkan kata-doa anda. Kita menganjurkan kata-doa 'MARANATHA'. Ucapkan sebagai empat suku kata yang sama panjangnya. Dengarkan kata doa itu sewaktu anda mengucapkannya perlahan-lahan dan terus menerus di dalam hati. Jangan berpikir atau membayangkan sesuatu - baik yang rohaniah ataupun yang lain. Pikiran dan imajinasi akan datang, tetapi biarlah semuanya berlalu. Alihkan kembali perhatian anda - dengan rendah hati dan kesederhanaan - dengan mengucapkan kembali kata-doa anda, dari permulaan sampai akhir meditasi anda. Bermeditasi tiap pagi dan sore selama 20 sampai 30 menit."

Saling Berbagi Pengalaman

Di dalam kelompok kita bisa mendengar berbagai pengalaman, masalah dan informasi yang salah yang mungkin ada diantara para meditator. Berbagi pengalaman bukanlah waktu untuk mencari pemecahan masalah walaupun beberapa masalah dibagikan pada pertemuan itu. Ini adalah waktu untuk berbagi pengalaman dalam bermeditasi. Dengan mendengarkan perjuangan orang lain, kita diteguhkan untuk 'terus berjalan,' seperti yang dikatakan Pater John Main. Kita akan melewati dua masalah besar untuk para meditator:

1. Keinginan untuk sukses dalam arti kata tidak mempunyai pelanturan lagi

2. Keinginan untuk mendapatkan pengalaman rohani yang luar biasa.

Seringkali amat sukar untuk menemukan seorang pembimbing rohani yang baik, terutama seorang yang mengerti tentang doa hening. Seringkali dalam kelompok kita saling memberikan bimbingan rohani satu sama lain. Berbagi pengalaman di dalam kelompok dapat membantu seseorang untuk memahami pengalamannya sendiri dan kelompok seringkali dapat memberikan dukungan bila diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar