Jumat, 03 Desember 2010

INTRODUKSI MEDITASI KRISTIANI

Cyprianus Verbeek. OCarm


Para Saudara yang terkasih,

Saya diminta untuk memperkenalkan Meditasi Kristiani kepada para pembaca sekalian. Pastor Laurence OSB adalah pimpinan dari World Community for Christian Meditation yang berkantor pusat di Inggris. Ia menjadi penerus Pastor John Main OSB, seorang rahib Benediktin yang tahun ini kita memperingati 25 tahun wafatnya.

Pastor John Main memperkenalkan kembali suatu cara berdoa yang sudah lama dilupakan dan tak dilakukan lagi. Awalnya ia mengenal meditasi ketika ia (masih sebagai seorang awam) bekerja di perwakilan Inggeris di Kualalumpur. Ia belajar meditasi dari seorang pandita Hindu. Tetapi kemudian ia menemukan bahwa cara sederhana itu sebenarnya sudah dikenal oleh bapa-bapa padang gurun pada abad keempat. Saya hanya membuka jalan bagi Pastor Laurence Freeman untuk memperkenalkan Meditasi Kristiani di Indonesia.

Anda membaca tulisan ini karena anda tertarik entah oleh apa. Mungkin kata "meditasi" sendiri mempunyai daya tarik besar. Tetapi kalau saya bertanya kepada anda, apa yang anda bayangkan atau pikirkan bila mendengar kata "meditasi"? Mungkin anda tidak dapat dengan pasti memberikan jawaban. Atau kalau saya bertanya: Apa yang anda harapkan dari "meditasi", mungkin akan ada sejumlah jawaban yang berbeda-beda. Barangkali tepat, barangkali tidak.
Jelaslah bahwa anda membaca tulisan ini karena suatu "keinginan" – "kerinduan". Bagi saya itu titik-tolak yang baik untuk sedikit berbicara tentang meditasi. Kita sudah biasa berdoa kepada Allah, ada doa pujian, ada doa permohonan dan banyak jenis lain yang kita kenal. Bila anda menggunakan salah satu jenis doa, pasti dalam hati anda ada suatu kerinduan. Apa yang anda rindukan? Mungkin agar permohonan tertentu dikabulkan!

Tetapi di dalam lubuk hati kita semua ada suatu kerinduan mendasar. Sering kurang disadari, dan dari kerinduan mendasar itu timbul segala jenis keinginan yang baik. Kita ingin menjadi bahagia. Sumber kebahagiaan sejati ialah Tuhan sendiri. Oleh karena itu kerinduan akan Allah adalah yang paling mendasar dalam diri kita. Tetapi kita kurang menyadarinya. Maka kita perlu menjadi semakin sadar dan yakin bahwa sebenarnya Allah yang paling kita rindukan. Biasanya kita mengharapkan sesuatu dari Allah, tetapi barangkali jarang merindukan Allah sendiri. Tujuan utama dari meditasi sejati ialah menyadarkan lalu meningkatkan kerinduan akan Allah.

Ada banyak latihan rohani yang diberi nama "meditasi" baik di kalangan Katolik maupun di agama lain. Mereka menyediakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya dalam meditasi diskursif kita merenungkan pokok-pokok ajaran Injil agar menjadi pegangan dalam hidup kita. Misalnya "jangan menghakimi" dapat kita renungkan hingga kita benar-benar yakin bahwa jalan ini amat baik dan berguna. Kita lalu mau menjadi orang yang tidak menghakimi sesama. Kita mengusahakan suatu perubahan dalam sikap hati kita.

Tetapi ada meditasi lain seperti Meditasi Kristiani lebih mirip dengan sikap Bartimeus, orang buta yang duduk mengemis di pinggir jalan menuju Yerikho. Ia boleh memikiran dan mengkhayalkan suatu masa depan baru kalau saja dia bisa melihat kembali. Tetapi itu tidak mengubah sedikitpun situasinya: ia buta dan tetap buta. Ia hanya duduk, menunggu dan merindukan. Baru ketika ketemu Yesus melalui doa yang ia teriakan, ia disembuhkan oleh Yesus. Ia melihat orang di depannya, ia melihat Yesus.

Pastor John Main menemukan dalam karangan seorang penulis abad kelima, bernama Yohanes Kasianus, metode yang dipakai oleh para rahib di padang gurun. Mereka itu seringkali orang kurang terpelajar dan sangat sederhana Dalam hati mereka hanya ada suatu keinginan: Allah. Maka mereka mengulangi suatu doa yang singkat, diambil dari mazmur atau teks kitab suci lain. Sepanjang hari mereka mengulangi doa yang sama yaitu waktu mereka berdoa, makan maupun kerja. Bukan untuk dipikirkan, melainkan untuk meng-ARAH-kan kerinduan hati dan perhatian budi mereka kepada Allah. Mungkin cara ini tak banyak berbeda dengan metode mantra lain. Tetapi tujuannya ialah meningkatkan kerinduan akan Allah, sehingga Dia menentukan hidup kita seterusnya atau dengan kata lain: seperti Yesus, kita pun mau dibimbing oleh Roh Allah dalam hidup kita, dalam doa dan pekerjaan, dalam kesendirian dan pergaulan, dimana saja dan kapan saja.

Pastor John Main mengajarkan Meditasi Kristiani untuk membantu orang orang sibuk di era globalisasi ini. Ia menjadi seorang pembimbing rohani ternama, mungkin terbesar dalam abad ke-20, kata Pastor Bede Griffith, OSB. Pastor Laurence Freeman menjadi penerusnya dan membentuk wadah yang disebut 'World Community for Christian Meditation', bukan suatu organisasi, melainkan suatu ikatan antar meditator diseluruh dunia untuk saling meneguhkan, saling membantu dan menyebarkan ajaran Pastor John Main: Meditasi Kristiani.

Dalam "Meditasi Kristiani", kita dibantu untuk mengatasi segala macam pengalaman yang timbul baik yang menyenangkan maupun yang mengejutkan. Tetapi justeru karena itu sangat bergunalah kalau cara berdoa yang sederhana ini, juga dilakukan dalam kelompok. Kita akan dibantu oleh pengalaman orang lain yang lebih dahulu menekuni Meditasi Kristiani. Selain itu dapat juga dibantu oleh buku dan sarana audio visual lainnya tentang Meditasi Kristiani. Ini tidak hanya berguna pada saat kita mulai berdoa dengan cara ini, tetapi juga kalau kita sudah melangkah maju di jalan ini.

Bila anda tertarik pada cara berdoa seperti yang diajarkan oleh Pastor John Main, sebaiknya bergabung dalam kelompok yang sudah ada di berbagai kota di Indonesia. Anda bisa juga mengikuti program 6 minggu yang diadakan secara berkala, lalu putuskan apakah anda pun mau memperdalam hidup kristiani anda dengan cara berdoa ini.

Sekian. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar