Jumat, 03 Desember 2010

Fr. JOHN MAIN, OSB


Pater John Main OSB, adalah salah satu pembimbing rohani yang paling berpengaruh di zaman ini. Ia adalah seorang rahib Benediktin asal Irlandia. Dia lahir di Inggris pada tahun 1926 dan meninggal di Kanada dalam usia 56 tahun. Segera setelah Pastor John Main meninggal, Pastor Bede Griffiths menulis bahwa Pastor John Main adalah seorang pembimbing rohani yang sangata penting dalam Gerja dewasa ini.


Sebagai seorang diplomat Katolik yang ditempatkan di AsiaTenggara (Malaysia), John Main mengenal meditasi melalui seorang Pandita Hindu bernama Swami Satyananda. John Main segera menyadari bahwa meditasi juga memperdalam dan memperkaya doa kristianinya, dan meditasi tidak mempengaruhi sedikitpun iman kristianinya. Beberapa tahuin kemudian, ia baru menyadari bahwa doa hening ini sesungguhnya juga berakar di dalam tradisi Kristiani.Ia pun melihat secara baru ajaran Yesus tentang doa. Ia juga membaca penjelasan John Cassian tentang kehidupan para pertapa Kristen perdana, yang melakukan dan mengajar suatu disiplin dari "doa yang terdiri dari satu kata". Ia melihat betapa ampuh disiplin ini menghadapi pelanturan, yang tidak dapat dihindari dan sangat mengganggu itu, terutama pada waktu doa hening dan juga pada waktu yang lain.

Melalui mantra dia melihat jalan menujui hening. Umat Kristen Ortodoks menamainya "hesychia" atau "doa murni" yang berarti "menyembah dalam Roh dan kebenaran". Pastor John Main melihat bagaimana disiplin mengucapkan mantra dapat memurnikan hati kita dari segala keinginan yang saling bertentangan, dan mempersatukan kita. Hati merupakan tempat yang dapat mempersatukan kita karena didalamnya kita menemukan keterarahankepada Allah sebagai sumber dan tujuan hidup kita. Ia juga memahami bagaimana mantra itu membawa kita kepada semangat kemiskinan sebagaimana dikatakan oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit. Itulah syarat utama manusia untuk mencapai kebahagiaan.

Dari pengalaman meditasinya, Pastor John Main memahami bahwa disiplin meditasi pagi dan sore memberikan kepada kita keseimbangan batin sepanjang hari. Semakin hari kita dibawa semakin dalam menuju sukacita dan kedamaian. Dan semakin jelas pula ia melihat hubungan antara pengalaman sukacita dan damai dengan semangat Injil dan iman Krsitiani.

Sekarang, baginya, doa merupakan sesuatu yang jauh lebih berarti daripada berkata-kata kepada Tuhan atau berpikir tentang Tuhan. Doa adalah hadir di hadirat Allah.


(dari : "A Pearl of Great Price" Berbagi Karunia melalui Meditasi Kelompok, Laurence Freeman OSB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar