Minggu, 25 Maret 2012

Sabtu Prapaskah Minggu IV

Daily Lent Reflections - Fr Laurence Freeman, OSB
 
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia... Lalu mereka pulang, masing-masing kerumahnya.
 
Ketika orang-orang maju untuk menerima komuni saat Misa, cara mereka menerimanya seringkali menggambarkan sifat gereja mereka dan juga menyatakan karakter individu dalam sedikit saat-saat pengungkapan.

Orang-orang yang lebih muda cenderung membuat kontak mata dan sering tersenyum, mencari hubungan pribadi. Lalu yang lain, biasanya umat yang tua yang datang seolah-olah mereka memiliki senjata di punggung mereka atau bahwa Allah akan menyerang mereka sampai mati karena menerima komuni, saat mereka tidak berada dalam rahmat semurni  gabungan Mother Teresa dan St. Fransiskus. Mereka adalah orang-orang yang terlalu gengsi atau maskulin untuk menunjukkan ketaatan jadi mereka mengambil hosti dan segera pergi. Atau mereka yang lebih saleh mungkin maju dengan berlutut dan memaksa anda meletakkan hosti di lidah mereka.
Keragaman orang-orang dan alasan-alasan mereka yang tampak jelas untuk maju menerima komuni mungkin membuat anda bertanya-tanya dimana persatuan itu seharusnya ada. Namun semua relasi yang benar melakukan hal itu – membuat kutub persamaan dan perbedaan tetapi tidak menyerah pada potensi untuk bersatu. Keragaman semacam itu merupakan tanda betapa luasnya undangan Yesus untuk ‘datang pada-Ku’ telah dibagikan. Tak seorangpun yang ditolak sekalipun pada awalnya mereka tidak mengerti apa yang mereka terima.

Kita bermeditasi setiap kali adalah karena pada dasarnya kita percaya dan mengetahui – pada inti keberadaanku yang dalam – ada satu hal yang saya yakini dan berharap meskipun saya tidak dapat melihat, menyentuh atau menggambarkannya. Saya tahu dan saya tidak tahu. Artinya saya mungkin pada saat itu merasa konyol.  Saya bisa saja gagal melihat alasan di balik segala hal atau bahwa mereka ada hanya untuk membantu saya supaya lebih dekat dengan pusat yang sulit untuk dipahami.

Demikian juga, saya mungkin bermeditasi di mana saja di sepanjang spectrum pada setiap hari tertentu. Yang menjadi masalah bukanlah penampilan yang dangkal atau bahkan pada tingkat perasaan melainkan kesatuan pada tingkat yang dalam yang sudah ada dan merupakan kekuatan daya tarik yang besar.

Kita mengucapkan mantra dengan sederhana sehingga kita dapat meninggalkan semua analisa kesadaran diri. Hanya pada saat kita sekali saja menghirup udara roh murni selama pencarian ini, maka kita dapat melihat diri kita sebagaimana kita adanya.
 
(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar