Rabu, 21 Maret 2012

Selasa Prapaskah Minggu IV

 Daily Lent Reflections by Laurence Freeman OSB
 
Ada hari baik dan hari buruk dan hari-hari penuh dengan warna warni yang indah. Cuaca. Satu hal yang dapat kita katakan tentang cuaca adalah bahwa cuaca selalu ada. Pada dasarnya tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap cuaca; harus diterima saja. Oscar Wilde berkata setiap orang di Inggris mengeluh tentang cuaca tapi tak seorang pun yang melakukan sesuatu terhadapnya. Hari-hari hujan, hari-hari tenang…dan juga tsunami dan angin badai. Cuaca meteorologist mempengaruhi mood kita.

Tetapi mood kita, atau keadaan mental, juga adalah sebuah bentuk cuaca. Tanpa sebab yang jelas terkadang mood kita dapat berubah dari panas ke hujan, dari matahari tenggelam penuh ketenangan menjadi badai besar. Beberapa orang sebenarnya lebih suka berawan, jenis cuaca tengah-tengah dan mendapati bahwa sinar matahari Kalifornia tanpa putus jadi membosankan setelah beberapa waktu. Mereka suka perubahan cuaca. Yang lain memindahkan rumah dan keluarganya untuk mendapatkan waktu sinar matahari  sebanyak mungkin. Beberapa orang lagi lebih suka film epic laga penuh warna, yang lain suka film hitam putih.
Bagaimanapun juga ada sebuah kebenaran yang tak dapat disangkal yaitu, apapun temperamen pribadi kita, sinar matahari memunculkan warna pada dunia sedangkan hitam putih awan mendung tidak. Sinar putih yang paling murni itu sendiri merupakan konsentrasi dari spektrum warna, beberapa di antaranya ada di luar kapasitas penglihatan fisik kita sehingga tidak terlihat dan membentuk sesuatu yang kita namakan cahaya.
Kita bahkan tidak dapat melihat atau menyukai hari hujan yang nyaman yang kita habiskan di depan perapian di rumah jika tidak demi cahaya.

"Akulah Cahaya dunia."

Kita bermeditasi karena kita sudah cukup melihat, apapun temperamen kita atau tahap perjalanan yang sudah kita capai, untuk mengetahui bahwa hal ini penting, cahaya kesadaran murni tanpa syarat ada di dalam diri kita. Cahaya ini juga berada di luar dan di balik semua bentuk cuaca. Cahaya ini merupakan gambaran dan wajah dari satu-satunya “Aku” yang dapat diberi nama dengan otentik.
 
(Sumber : www.wccm.org; diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar