Jumat, 02 Maret 2012

Kamis Prapaskah Minggu 1

Laurence Freeman OSB
Mintalah maka engkau akan mendapat…(bdk Mat 7:7).

Jika kita menerima dorongan seperti ini di panggung ajaib pertumbuhan kita, kita bisa segera sangat kecewa; atau kita dipaksa masuk ke ruang olah raga metafisik yang memporak porandakan pikiran kita.

Pikiran rasional tidak dapat memahami penegasan yang menyatakan bahwa latihan rohani kita itu bermanfaat. Dengan bertanya .. tetapi untuk apa? Berapa sering? Apa yang harus kami berikan sebagai balasannya? Seribu rosario, tidak minum-minum selama Prapaskah? Namun bagi pikiran kontemplatif, yang merupakan rumah bagi paradoks dan kebajikan, kata-kata Yesus tersebut sangat masuk akal.

Memohon/meminta sesuatu berarti menyadari bahwa kita tidak memilikinya. Hal ini merendahkan dan beresiko bagi ego mandiri karena pengakuan akan kebutuhan membuat kita rapuh.  Taktiknya adalah dengan menyadari  bahwa kita tidak memohon segala hal yang kita inginkan. Kita hanya menempatkan diri kita dalam keadaan meminta – sebuah langkah pertama menuju kemiskinan roh dan pelepasan yang radikal. Tidak meminta hal apa-apa berarti kita mendapat semua yang kita minta karena telah diberikan lewat cara kita memintanya. Jawabannya ada dalam pertanyaan seandainya kita mendengar dengan cukup hening.

Hal ini tidak membuat anda menang lotere atau menenangkan anda dengan khayalan-khayalan, tetapi dapat membantu anda hidup dengan puas tanpa mendapatkannya.
Dengan cara yang sama, meditasi  adalah perhatian, memberi perhatian tanpa bergantung pada obyek yang diperhatikan dan melepas semua gambaran dan pikiran. Doa murni tanpa zat aditif/tambahan.

Meditasi bukan permainan yang rumit, tetapi seperti semua permainan, meditasi punya aturan. Sesungguhnya inilah satu-satunya aturan permainan ini. Aturan dua kali disiplin meditasi harian tidak tidaklah berat sebagai tiket masuk dalam permainan.
(Diterjemahkan : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar