Rabu, 07 Maret 2012

Selasa Prapaskah Minggu II


Laurence Freeman, OSB


Barangsiapa terbesar di  antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapmeninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Sungguh sebuah ideal yang tak masuk akal dan tak bisa diterapkan. Bagaimana mungkin sistem pemerintahan atau organisasi dapat benar-benar beroperasi berdasarkan prinsip ini?
Setiap orang yang diberi kepercayaan dengan kuasa dan otoritas akan menyatakan bahwa mereka melayani. Kita semua berpura-pura lebih rendah hati dari diri kita yang sebenarnya. Tetapi dalam semua relasi, ada proyeksi-proyeksi/perkiraan-perkiraan, bermain peran dan permainan-permainan yang dimainkan bersama atau saling melawan. Dalam kebanyakan permainan, orang ingin menang.

Jadi, sebelum anda tahu apa yang sedang terjadi, pelayanan itu menjadi sebuah langkah awal untuk memanipulasi dan kerendahan hati menjadi sebuah bentuk dominasi. Topeng-topeng terlepas, seperti di Suriah sekarang ini atau di Libia beberapa bulan yang lalu – atau dimana saja kasih yang terdistorsi kekuasaan atas orang lain terancam. Menari Tango perlu dua orang, dan puluhan tahun bisa berlalu sebelum mereka yang diekploitasi bereaksi dan memberontak. Keluarga, perusahaan, bangsa-bangsa, kita semua memainkan permainan kekuasaan yang sama.
Lalu dari mana datangnya ajaran Yesus ini dan menunjuk pada apa?
Relasi yang sehat tentu saja sebuah proses dua arah dan unsur kimia dari multi relasi mempunyai banyak dimensi. Tetapi prinsip dasar dari kesehatan relasi adalah kesendirian. Jika kita tidak dapat menemukan dan duduk di dalam ‘kamar’ batin kita atau membiarkan kita ‘dibimbing ke padang gurun’ kita tidak dapat menahan pelepasan yang diperlukan bagi relasi yang baik. Kesendirian adalah penemuan dasar keberadaan kita yang adalah dasar samudra bagi semua relasi. Hanya pada saat kita direndah hatikan oleh penemuan itu, kita dapat menyadari bahwa setiap relasi manusia berakar pada dasar keberadaan tersebut. Setiap relasi dalam kosmos mencerminkan relasi sentral makluk itu sendiri.
Yesus tidak hanya memberi tahu kita bagaimana kita harus bersikap. Dia memberi tahu kita Tuhan itu seperti apa.
(Diterjemahkan : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar