Sabtu, 24 Maret 2012

Kamis Prapaskah Minggu IV


Daily Lent Reflection - Fr Laurence Freeman.

"Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian-Nya tentang Aku adalah benar."

Kerendahan hati adalah kebajikan yang menggelitik karena hal-hal yang nyata tidak pernah terlihat rendah hati. Merendahkan diri anda, dengan sadar membiarkan orang lain mendominasi, mencari kerendahan hati, mungkin membuat anda dapat diterima oleh orang lain – biasanya tipe relijius yang cenderung munafik. Mereka yang selalu suka bermain-main dan tidak mengerti hidup yang sebenarnya.

Kerendahan hati yang sejati sungguh luar biasa percaya diri. Bisa tegas jika diperlukan dan beresiko, hampir mengundang salah pengertian.


Orang yang rendah hati, seperti Yesus, adalah orang-orang yang mengenal diri mereka sendiri, dari mana mereka datang dan kemana mereka pergi. Pengenalan diri semacam ini mempermudah penerimaan penolakan karena anda tidak kehilangan apa-apa. Anda tidak bersembunyi di belakang topeng kepribadian anda. Jika anda tidak dikendalikan oleh cara orang lain melihat anda, anda memiliki kebebasan kesendirian yang sesungguhnya.
Tetapi di dalam kesendirian pengenalan diri dan kerendahan hati itu anda tidak sendiri. ‘Ada yang lain’, seperti kata Yesus. Dari yang lain  ini yang merupakan keintiman kita yang terdalam muncullah penegasan yang kita perlukan – kesaksian yang sejati.

Untuk dapat menjadi rendah hati, pertama-tama kita harus mentransendensikan ego. Menegaskan diri anda tanpa yang lain (membawa kesaksian pada diri sendiri) pada dasarnya adalah tidak benar, tidak otentik. Anda akan selalu mencari tanda jasa atas kemartiran anda. Anda akan menuntut untuk diadakan sebuah perayaan bagi anda. Kita hanya dapat mengenali diri kita sendiri karena kita tahu bahwa kita dikenali. Pengetahuan semacam ini juga berarti sebuah pengalaman penerimaan. Seseorang harus mengenali pemainan yang dimainkan oleh ego dan tidak terhadang oleh ego tersebut. Inilah kasih.

Anda boleh bersiap untuk berjalan di jalan satu arah dari arah yang berlawanan jika memang perlu. Anda bahkan mungkin mendapatkan tendangan keluar. Anda melawan dunia. Jalannya akan selalu terasa salah dan juga sangat berbahaya. Jika anda bertemu dengan sebuah mobil dari arah lain, anda langsung akan bertabrakan. Pengenalan diri (istilah psikologis untuk kerendahan hati) memerlukan jalan dua arah.

Diri adalah sebuah saluran persatuan yang disadari dalam komunikasi yang penuh kebenaran. Tidak cukup hanya dengan memberikan benda-benda, bahkan waktu, ataupun hidup anda. Mengasihi, menjadi sahabat, menjadi hidup sepenuhnya berarti memberikan diri anda. Hanya mereka yang mengenal diri mereka sendiri dan tahu bahwa mereka dikenali yang dapat melakukannya.

(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar