Selasa, 26 Maret 2013

Selasa Pekan Suci 2013

Holly Week Reflections
Oleh : Laurence Freeman, OSB

Ada banyak orang yang duduk dan bicara. Lebih sedikit yang berjalan dan berbicara. Bahkan lebih sedikit lagi orang yang dapat membuat berjalan menjadi ungkapan penuh dan terbaik dari berbicara. Dengan tindakan mereka mengungkapkan segala yang dimaksudkan oleh kata-kata mereka. Dalam hal ini mereka memperoleh kefasihan murni keheningan.

Titik ini adalah puncak dari semua yang telah diantisipasi dan dipahami pada masa lampau – sebuah pemenuhan nubuat. Rasanya seperti berjalan menuju tepian tebing dan melihatnya mendekat saat kita berjalan menghampirinya. Apakah tebing itu yang mendekati anda atau anda yang berjalan mendekatinya? Anda tidak dapat melihat apa yang langsung ada di bawah tepian tebing tersebut tetapi anda dapat melihat apa yang ada dibalik kejauhan – lautan Atlantik luas di dalam wadah tebing Bere Island.


Atau, rasanya seperti sedang menghadapi ujian, yang bayangannya semakin menakutkan saat hari terakhir semakin mendekat. Atau, seperti malam yang mengagumkan sebelum sebuah janji khidmat atau komitmen ritual, sebuah perkawinan atau panggilan membiara. Pikiran dapat mengatasi hal-hal besar saat hal-hal tersebut berada di kejauhan. Lebih mudah untuk menunda keputusan atau menyangkal dekatnya waktu kedatangan. Namun ketika waktu itu benar-benar datang, semuanya jadi berubah. 
Harinya telah tiba. Dadu sudah dilempar. Tidak ada waktu lagi untuk bersiap atau memikirkan kembali. Anda masih dapat menolak dan menyangkal kenyataan, tetapi dengan resiko kehilangan kewarasan anda. Satu-satunya hal yang waras adalah berpasrah pada peristiwa yang sekarang sedang terjadi, pada hal yang mungkin terjadi dari hasil yang tak terhindarkan.
Tak peduli berapa lama hal tersebut telah dipikirkan, pada saat ini kenyataan tersebut membuat kita terkesiap. Ketakutan melebur dalam masa lampau. Perasaan tersebut hanya menjadi bagian dari yang telah terjadi. Kecemasan akan masa datang menghilang. Yang terpenting adalah apa yang ada, apa yang sedang terjadi. Dalam bahasa Inggris, kata ‘happen’ (terjadi) berasal dari kata ‘hap’, yang berarti kesempatan atau keberuntungan. Seberapapun baiknya persiapan untuk menghadapi apa yang terjadi memiliki suatu perasaan tidak siap, sesuatu yang tiba-tiba atau murni diberikan.
Konsekuensi dari peristiwa masa lampau yang membawa ke masa kini telah ada di dalam hal yang akan muncul darinya, seperti bunga di dalam benih. Dan pada inti benih tersebut ada sebuah kandungan kekosongan yang luar biasa. Inilah saat kini, satu-satunya realitas. Bersentuhan dengannya adalah kedamaian. Berserah dan menerimanya adalah kisah sengsara Yesus. Hal ini menjelaskan bangkitnya kehadiran yang dapat kita rasakan sepanjang Pekan Suci dan semakin dalamnya keseimbangan batin Yesus pada setiap tahap hari-hari terakhir-Nya.


Sumber : www.wccm.org
Diterjemahkan : Sisca Hadiprojo



Tidak ada komentar:

Posting Komentar