Jumat, 22 Maret 2013

Meditasi Pemicu Perubahan


Lent Daily Reflections - Laurence Freeman, OSB
JUMAT MINGGU V PRAPASKAH 2013

Baru-baru ini sebuah kendaraan riset tak berpenumpang tercebur  ke laut pada tingkat paling dalam sekali, saya kira tujuh mil dalamnya ke bawah. Para ilmuwan heran ketika terkejut saat menemukan banyak sekalinya kehidupan medi sana, makan detritusa ri(sisa yang tidak termakan hewan lain) sampah yang tenggelam dari permukaan tingkat laut yang lebih tinggi.

Pola emosi dan syaraf yang menentukan tingkah laku dan tanggapan kita terhadap peristiwa-peristiwa yang kita alami, juga kesannya berjalan sangat dalam. Kita bisa menyadari adanya sebuah proses perubahan sedang dimulai ketika kita menjalani latihan rohani spiritual yang cukup mendalam untuk mengatasi pola-pola pikiran dan gaya hidup kita ini. Namun perubahan yang nyata yang sejati terjadinya cukup lambat. Perubahan nyata sejati artinya tidak dapat diubah dan positif. Ketika perubahan itu terjadi kita tidak dapat kembali lagi ke pengaturan yang lama seperti halnya karet gelang kembali asalnya saat kita berada di bawah tekanan atau saat kita lengah.

Ada dua tingkatan motivasi yang harus kita pelihara tumbuh kembangkan. Pada tingkat pertama, misalnya, kita menerima bahwa adanya pola-pola yang kita tidak diinginkan lanjut untuk diteruskan. Kita makan atau minum berlebihan. Kita terlalu sering menuruti keinginan bermanjakan khayalan. Kita tidak dapat mengendalikan kemarahan kita. Kesedihan yang membenamkannyelimuti dan melumpuhkan kita. Kita mengusir orang-orang yang kita cintai dan kita butuhkan, lebih memilih untuk menyendiri. Dengan menyadari pola-pola ini sebuah motivasi untuk perubahan akan berkembang. Kita barangkali sudah memikirkan hal ini lima minggu yang lalu ketika mulai masa Prapaskah dimulai.

Kemudian kita menemukan harapan dari berbagai sumber dan kita percaya bahwa perubahan itu memungkinkan bisa terjadi. Kita mulai melakukan sesuatu. Meditasi adalah pemicu utama alat perubahan yang utama, Mirip seperti kendaraan riset tak berpenumpang tersebut. Maksud tidak berpenumpang  karena ego - apa yang yang kita pikirkan tentang siapa adalah diri kita dan apa diri kita saat kita memikirkannya - bukan suatu tanggung jawab tidak berkuasa. Ada orang lain yang menarik tuas-tuasnya. Kita mempercayakan diri kita pada Roh Kudus.

Namun itu suatu perjalanan lama dan kemudian menjadi suram. (Saya tidak akan memaksal anjutkan persamaan gambaran ini lebih lanjut). Yang terjadi kemudian adalah kita perhatikan terjadinya  perubahan- perubahan-perubahan di dalam diri kita atau orang lain yang yang mengatakannya. Tetapi kesegalanya terlihatannya dan tampaksepertinya tetap masih sama saja. Pola-pola tersebut mungkin bergeser dan berkurang tetapi mereka tetap masih berjalankerja. Saya suatu saat pernah menjalani akupunktur pada lutut saya yang sakit. Ahli akupunktur yang cerewet dan mengganggu itu tampaksepertinya ingin menemukan trauma masa kecil untuk menjelaskannya. Namun dia adalah harapan terbaik saya yang terbaik pada waktu itu dan akhirnya selama perawatan itu saya perhatikan ada melihat perubahan - rasa sakit tetap ada tetapi hanya ber pindah ke kaki saya yang bawah. Matahari tropis, perhentian saya yang berikutnya, telah menyelesaikan pekerjaan proses perawatan tersebut dengan lebih hening.

Pada saat kita melihat ada perubahan pola-pola tersebut tetapi dan kita menj jadi kecewa karena mereka masih ada di sana, maka kita perlu menumbuhkan tingkat motivasi tingkat yang kedua. Di sinilah kita beralihgerak dari teknik menuju disiplin latihan. Dan saat itu iman terbukti menjadi kekuatan perubahan dan penyembuhan. 'Imanmu menyembuhkanmu'.

Dan oleh iman inilah - cirri-ciri kualitas kesadaran yang kuat namun sulit dicari - kita melihat orang yang mengajarkan hal ini dakan terus menjadi sumber motivasi yang dalam terus menerus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar