Kamis, 14 Maret 2013

Mata Air yang Murni

Lent Daily Reflections - Laurence Freeman, OSB
Kamis Minggu IV Prapaskah 2013



Masa Prapaskah segera akan beralih dan berujud sebagai salah satu permenungan terbesar dan terdalam dan makna dari suatu penderitaan. Kita berharap bahwa kita siap menghadapinya tahun ini.

Ada banyak bentuk penderitaan, seperti halnya ada banyak perwujudan kasih. Mungkin di dalam rahasia besar alam semesta ini, keduanya benar-benar sebanding. Ketika pikiran bingung, dilanda keraguan, bercabang dan gelisah kita mengalami suatu penderitaan yang khusus. Mungkin saat itu belum muncul dalam kehidupan kita dan dalam hubungan kita dengan orang lain. Tergantung pada ukuran pengendalian diri kita atau kemampuan kita untuk tampil baik. Namun, pada akhirnya tidak ada rahasia yang tak terkuak. Beberapa rahasia dikubur - atau lama tetap di sana.

Penderitaan jiwa seringkali dikatakan lebih buruk daripada hanya sakit fisik; meskipun membandingkan tingkatan ataupun bentuk penderitaan hanyalah mujarad, nyaman bagi yang mengamati namun tidak mengalaminya sendiri. Meskipun penderitaan batin mungkin memang benar lebih buruk karena dikucilkan secara khusus; dan bagi orang luar - bahkan bagi mereka yang memberikan penyelesaian dan penghiburan untuk anda - seringkali nampak dibesar-besarkan. Anda merasa mereka akan mendengarkan dengan iba tetapi secara diam-diam mereka berpikir (mungkin anda juga demikian), 'mengapa kamu tidak menghadapinya saja dan mengambil keputusan?'

Masalahnya, pikiran tidak bisa memutuskan sendiri. Memikirkan tentang sesuatu tidak menyelesaikan masalah. Untuk memutuskan suatu pilihan dan mengurangi derita kebingungan, kita butuhkan pemahaman, kebijaksanaan, dan kecerdasan yang tidak dapat diukur dengan uji kecerdasan. Semuanya ada di sana, seperti mata air murni di bawah tanah berlumpur, yang selalu mengalir.

Mungkin kita gemar sekali mengikuti politik dan pertunjukan iklan karena kita melihat tercermin disitu, pada jarak yang aman, debat yang tidak meyakinkan dan pelanturan keramahan diri yang meliputi pikiran dan gaya hidup kita sendiri.

Ya, memang sulit untuk menempatkan meditasi dalam suatu gambaran yang kacau. Kesampingkan pikiran-pikiran. Berimanlah di mata air yang murni. Sabar melakukan latihan teratur itu sendiri merupakan sejenis penderitaan - namun jenis yang menyelamatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar