Sabtu, 16 Maret 2013

Habemus Papam.


Lent Daily Reflections - Laurence Freeman, OSB.
SABTU MINGGU IV PRAPASKAH 2013

Habemus Papam!. Masa Prapaskah cenderung ada wawasan baru. Semoga Fransiskus I diberkati.


Beberapa waktu yang lalu, dibutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk menyebarkan berita terpilihnya Paus baru. Hari ini kita semua berada di Alun-Alun sana saat berita tersebut disampaikan. Kesan pertama dibuat seketika keseluruh dunia. Dia tampaknya mempunyai karunia membuat kesan tanpa dibuat-buat, yang disebut kerendahan hati. Dalam beberapa menit saja dia telah di google oleh berjuta-juta orang, dan bertumpuk-tumpuk ramalan dan penilaian dari para ahli.

Pada waktu itu ribuan banyaknya orang yang secara fisik memang berdiri dalam cuaca dingin dan hujan sambil bernyanyi. Suka cita dari kerumunan orang di alun-alun St. Petrus sangat berbeda dari komentar-komentar para cendekiawan dan tanggapan berhati-hati dari para pengamat jarak jauh. Ini adalah upacara agama, dan semua upacara agama membutuhkan kehadiran dan keikut sertaan secara fisik. Ada semacam pengetahuan dan pemahaman yang hanya diterima oleh mereka yang ikut serta dalam upacara agama, meskipun mereka tidak dapat menyaksikan dengan baik ataupun mendengar dengan jelas saat namanya disebutkan. Mereka lega karena mengetahuinya secara langsung - tidak seorangpun mau berada di kapal tanpa nahkoda. Tetapi juga ada harapannya.

Paus Fransiskus I membangkitkan kembali banyak harapan luar biasa dengan sikap sederhananya - kelakarnya, pemilihan namanya, dia minta diberkati sebelum dia memberkati, ketenangannya berhadapan dengan khalayak yang mengelu-elukannya dan bungkukannya yang dalam sambil doa hening.

Kita tidak dapat hidup dengan baik tanpa harapan dan kunci kebaikan kehidupan ini dapat terkikis dan lemah termakan waktu. Kita sangat menginginkan ini dibangkitkan kembali oleh para pemimpin kita yang sebenarnya merupakan bagian dari pekerjaan dan pelayanan mereka. Namun kita dengan mudah menonjolkan harapan-harapan yang tidak masuk akal pada mereka. Kita bahkan mungkin mendewakan mereka ketika mereka berdiri di hadapan kita. Itulah sebabnya kata-kata Fransiskus I yang lembut dan anggun tentang harapannya pada pendahulunya - pengunduran diri seorang paus mengembalikan secara manusiawi lembaga tersebut. Dan sikap simbolis yang pertama dari Fransiskus I sepertinya ingin mengingatkan kita tentang kemanusiaan Kristus - oleh karena itu juga kemanusiaan kita.

Dalam pengertian ini, pemilihan Paus Fransiskus I bukanlah pelanturan dari masa Prapaskah melainkan mengagungkan maknanya.

Oleh Laurence Freeman OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar