Senin, 09 April 2012

Minggu Paskah

Daily Lent Reflections 
by Laurence Freeman, OSB

Malaikat berkata kepada para wanita bahwa Dia tidak ada di sana, tempat mereka mencari-Nya, karena Dia telah bangkit. Setelah kematian, kita tidak lagi mengenal Dia secara daging – termasuk secara gambaran. Seperti meditasi, Dia tidak seperti yang kita pikirkan. Seperti Kerajaan Allah, tidak di sini, tidak di sana.

Lalu malaikat itu memberitahu mereka bahwa Dia telah mendahului mereka ke Galilea dimana mereka akan bertemu dengan-Nya.  “Nah, sudah kukatakan kepadamu”, dia mengakhiri percakapan itu dengan sinis. Tidak ada penjelasan, hanya pengumuman. Kerjaan selesai. Bagaimana hal ini bisa dipahami atau dijelaskan dengan memuaskan?


Pekerjaannya adalah untuk menyampaikan dan berharap. Jika tidak benar, setelah melihat kemungkinan dan mendengar pengumuman tersebut, segalanya kehilangan warna dan tenaga.
Resiko kondisi manusia tiba-tiba naik secara dramatis.

Herannya, kita tidak dapat mengatakan dengan tepat apa yang disampaikan oleh umat Kristiani perdana dan yang telah membentuk rantai penyampaian yang terus berlanjut sejak saat itu. Hal itu adalah sebuah pengalaman tentang kehadiran-Nya yang tidak dapat ditampung dalam pikiran atau imajinasi atau dalam rasa, sebagaimana jelas-jelas telah menyentuh dan mengubah mereka, bukan sebagai sebuah kenangan atau teladan utama tetapi sebagai sebuah kehadiran pribadi.

Bagaimana kita dapat menjelaskan sebuah kehadiran yang paling penting dalam hidup kita?
Para wanita tersebut kembali, melakukan segala hal yang mereka bisa dalam situasi itu – membicarakannya dengan orang lain. Lalu Dia ada di sana. Berjalan ke arah mereka untuk menjumpai mereka. Bukankah malaikat berkata bahwa Dia akan menemui mereka di Galilea? Mereka tidak di Galilea. Mengapa Dia ada di sini saat mereka seharusnya melihat Dia di sana? Apakah Dia juga ada di sana?

Dengan melihat Dia, mereka mulai melihat bahwa mereka ada dalam pikiran-Nya tidak peduli (atau karena) semua yang telah Dia lalui. Kematian, kehampaan besar, tidak membuat-Nya melupakan mereka. Mereka pasti lebih berharga  daripada yang mereka pikirkan. Dia pasti lebih dari sekedar yang mereka bayangkan.

Jangan takut, kata-Nya pada mereka. Ketakutanlah yang mengecilkan pikiran dan membuat kita tidak memiliki kemampuan berkembang yang diperlukan untuk melihat-Nya dan menyadari ahwa kita sekarang dapat hidup dengan cara yang cukup berbeda dan tidak ada ketakutan. (Bahkan malaikat telah memberitahu mereka untuk jangan takut). Mungkin kita jauh lebih takut daripada yang kita tahu bahkan kepada diri kita sendiri.

Dia juga tidak memberi penjelasan apa-apa hanya pengalaman itu sendiri, tentang diri-Nya sendiri. Hal ini menimbulkan sebuah tindakan, sebuah prioritas baru dalam hidup, yang memberi identitas hidup sahabat-sahabat-Nya dan murid-murid-Nya sejak saat itu – untuk berbagi kabar yang mengubah hidup ini kepada orang lain.

Alleluia, Dia benar-benar telah bangkit. Pekerjaan selesai. Sebuah ciptaan baru. Mau kemana kita selanjutnya?
(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar