Rabu, 05 Maret 2014

TERBUKA PADA HADIRAT ILAHI

...Dalam hadirat Allah, kita menjadi diri kita yang sesungguhnya, sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah, mahluk yang ditebus oleh kasih Yesus, mahluk yang menjadi bait Roh Kudus...

Ingatlah bahwa perjalanan rohani adalah perjalanan memasuki hadirat Allah, memasuki misteri hadirat Allah itu sendiri. Perjalanan ini hanya membutuhkan iman kita - iman untuk kembali pada meditasi kita dari hari ke hari dengan perhatian seperti anak kecil, tidak menuntut sesuatu, tidak meminta sesuatu, tetapi hanya meminta kehadiran kita. Pada waktu-waktu itu kita diam, hening, sehingga kita dapat meninggalkan hal-hal dangkal di permukaan dan masuk menuju pusat. 

Sekarang saya akan menerangklan cara meditasi itu sendiri. Dengan mengucapkan kata-doa anda mengikuti suatu tradisi, tradisi dari orang-orang yang bermeditasi selama berabad-abad dan mereka menemukan bahwa dengan bermeditasi, mereka dapat melampaui keterbatasan-keterbatan mereka sendiri untuk memasuki keagungan Tuhan, masuk kedalam hati mereka sendiri. Ketika kita bermeditasi, kita tetap sebagai tubuh dan jiwa, dan roh, yang terbuka sepenuhnya pada hadirat Ilahi, menyadari bahwa hadirat tersebut adalah cinta yang murni, kelemahlembutan dan pengampunan. Dalam hadirat Allah, kita menjadi diri kita yang sesungguhnya, sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah, mahluk yang ditebus oleh kasih Yesus, mahluk yang menjadi bait Roh Kudus dan dalam pengalaman itu kita akhirnya menjadi bebas, bebas menjadi diri kita sendiri, bebas untuk mencintai diri kita sendiri, orang lain dan Tuhan.

Meditasi ialah meninggalkan semua bentuk perbudakan, semua keterbatasan. Itu berarti masuk ke dalam kebebasan Tuhan, ke dalam kemerdekaan dari hidup Tritunggal. Semua yang kita perlukan ialah membuka hati kita pada realitas dengn cara ketaatan kita pada mantra.

(JohnMain, OSB, In The Beginning)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar