Sabtu, 19 April 2014

SABTU MALAM PASKAH

WCCM Lent Reflections - Holy Saturday



Tak terlihat, tak masuk akal. Mereka yang telah kehilangan yang dikasihinya seringkali terkejut – dan jauh lebih sakit – saat menyadari betapa banyak dan cepatnya mereka melupakan orang yang telah meninggalkannya. Tetapi cara kita mengasihi tergantung pada tempat dan keadaan kita mencintai. Ketika mereka meninggalkan dunia fisik kita, dan ada jurang pemisah yang membatasi dunia kita dengan dunia mereka, tak dapat diubah lagi pelepasan besar terjadi makin cepat. Kesan kuat yang pernah kita nikmati bersama dengan terus menerus berelasi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari menjadi pudar. Menipisnya kenangan membuat jiwa-jiwa orang yang pernah kita rangkul tampak sebagai bayangan. Tidak ada kenangan baru yang terbentuk.


Dengan berlalunya waktu, bahkan pisau putar kesedihan berhenti berputar dengan kejamnya. Yang mati tetap mati dan kita melihat bagaimana kematian selalu  dan dimanapun mengelilingi kita. Tidak seorang pun yang dilahirkan belum atau tidak akan pernah mati. Inilah klub tempat kita semua berasal, pajak yang tak seorangpun dapat menghindarinya.

Saat batu digulingkan untuk menutup kubur, Dia mulai menggelinding menuruni lereng gelap. Masih di hari Sabtu, hari Sabbath duka cita gelisah, kita mendengar dan mendengarkan suara yang muncul dari kematian tersebut. Kita mengintip ke dalam  malam tak berbulan dan tak berbintang untuk mendapat secercah pesan. Kita berdiri di tengah-tengah persimpangan dan masing-masing arah tidak membawa kita kemana-mana. Hanya dalam kegelapan tanpa harapan ini kita dapat menemukan harapan yang tak dapat mati. Tidak ada apa-apa sekarang selain dasar yang kita pijak untuk terus maju. Yang tersisa hanyalah bagi harapan untuk berubah menjadi iman. Dan mungkin iman akan terbuka menjadi kasih.

Laurence Freeman OSB
Sumber : WCCM Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar