Sabtu, 12 April 2014

JUMAT MINGGU KELIMA PRAPASKA

WCCM Lent Reflections - Friday Lent Week Five.



Membuka topeng penyangkalan adalah salah satu hal yang paling sulit yang harus kita lakukan dalam perjalanan rohani. Hal tersebut terjadi seringkali dikarenakan oleh suatu peristiwa yang menyakitkan – sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, mengecewakan kita atau mengubah rencana-rencana kita. Untuk saat yang manis namun pahit kita melihat bagaimana kita menghalangi kebenaran nyata dari suatu situasi, relasi atau pendapat. Kedok tipu daya terbuka dan kita tersisa dengan kebenaran apa adanya tanpa pertahanan ataupun ilusi-ilusi.


Namun begitu hidup konseptual dimulai kembali – saat kita mulai berpikir bagaimana kita dapat keluar dari posisi tersebut – kejernihan kebenaran yang menyakitkan kembali keruh. Tak lama kemudian kita sudah menggantikan penyangkalan realitas yang lama dengan versi penyangkalan baru yang memudahkan kita untuk hidup. Mungkin inilah sebabnya terkadang ada hari-hari kita menolak bermeditasi.

Karena meditasi, sementara mengajarkan kita kekuatan menerima dan mengampuni, sangat tidak berkompromi dengan penipuan diri. Namun, penyangkalan adalah suatu tindakan refleks yang kuat. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, reaksi pertama kita adalah ‘oh, tidak’. Dan kita secara mental mulai mencari tombol putar ulang. Perlahan-lahan kita mengganti reflex tersebut dengan kebiasaan menerima dan kita menemukan bagaimana kita dapat mengubah racun menjadi obat, kemunduran menjadi pertumbuhan.

Laurence Freeman OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar