Kamis, 10 April 2014

RABU MINGGU KELIMA PRAPASKA

Daily Lent Reflections - Wednesday Lent Week Five


Aku tidak lagi memanggil engkau pelayan. Aku memanggilmu sahabat karena Aku telah berbagi segala hal yang telah Aku dapat dari Bapa. Saya sadar bahwa kita mengantisipasi kutipan tersebut, tetapi saya tidak sabar. Wahyu dari kodrat relasi-Nya dengan kita dan dengan semua kemanusiaan dalam banyak cara menjelaskan keseluruhan makna misteri Paskah yang sedang kita persiapkan selama masa Prapaskah – dan untuk sedikit lebih memahami putaran waktu ini. (Kita mempunyai jumlah Paskah yang sudah dipastikan dalam hidup kita dan (mari kita berharap) masing-masing membawa kita lebih dalam lagi.


Masa-masa sulit akan menyaring teman-teman palsu dari yang sejati. Terkadang kita terkejut pada orang yang tetap setia bersama kita saat kita kehilangan status atau pengaruh ataupun tidak punya kekuasaan lagi. Mereka yang kita kira hanya kenalan saja ternyata dapat menjadi pendamping yang tulus pada kedalaman yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Dan mereka yang kita yakin akan berdiri bersama kita sampai akhir malah mulai membuat alasan-alasan sesegera mungkin; dan perubahan halus dalam nada suara mereka menunjukkan kebenarannya.

Ada saat yang canggung dan menyedihkan dalam film tentang hari-hari terakhir Hitler dalam bunker ketika kita melihatnya meneteskan air mata saat salah satu sekutu terdekatnya memutuskan untuk meninggalkannya sendiri tergantung pada nasib. Hal tersebut menunjukkan betapa universal rahmat persahabatan dan betapa rapuh maknanya di dalam semua urusan manusia. Manusia monster yang terburuk sekalipun pasti mampu akan rahmat persahabatan ini yang pada akhirnya menunjukkan kemampuan kita untuk mengenal Allah lewat partisipasi. Bagaimanapun juga, apakah Yesus menolak persekutuan diri-Nya dalam bentuk roti dan anggur – bahkan dengan Yudas?

Laurence Freeman OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar