Minggu, 23 April 2017

Kita adalah Peziarah

Tantangan yang kita hadapi semua jika kita ingin hidup secara utuh, jika kita ingin menanggapi kedalaman dari kemanusiaan kita, ialah mengenal sumber dari kekuatan yang ada di dalam hati kita. Kita dipanggil untuk menjadi matang, hidup secara utuh. Kita semua , dalam perjalanan menuju kematangan diri, harus belajar untuk bertanggung-jawab secara pribadi untuk diri kita masing masing. Kita tidak dapat menghindari tanggung jawab ini.


Kita menjadi peziarah dan mengikuti perziarahan atau kita tinggal ditempat. Kita tidak dapat membayar orang lain untuk menggantikan kita melakukan perziarahan ini. Tantangan yang di sampaikan oleh Kristus pada semua dari kita ialah undangan yang bersifat pribadi; tinggal dalam cinta-Ku. Tantangan kedua dari perziarahan berangkat dari fakta bahwa kita tidak melakukan perziarahan ini seorang diri. Undangan untuk menjadi satu dengan Allah, hidup yang utuh diberikan pada kita semua.

Jalan memang sempit tetapi pandangan kita tidak terbatas. Itu bukan saja perziarahan "saya". Itu selalu "suatu" perziarahan. Itu bukan saja "kesempurnaan saya" atau "kekudusan saya". Panggilan yang diberikan pada kita semua, ialah untuk menjadi satu dengan Allah yang mahakudus. Panggilan yang bersifat universal ini dan tanggapan kita pada panggilan ini adalah dasar dari semua komunitas yang sejati.

Ketika kita saling berbagi pengalaman hening meditasi, setiap dari kita akan berubah dalam perjalanan kita menuju pusat diri kita dan bersatu dengan Allah. Kita semua menjadi satu dengan Dia. Semua penghalang budaya, sosial, pendidikan dan agama kita dapat dilewati dengan kekuatan dari cinta-Nya.

( Being On The Way – John Main, OSB)

sumber: wccm.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar