Sabtu, 21 Maret 2015

SABTU MINGGU KEEMPAT PRAPASKAH



WCCM Lent Reflections 2015

Saturday 4th  Week Lent
Yoh 7:40-53:
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.

Untuk menimbulkan masalah, anda hanya perlu jujur. Tapi ada jenis masalah lain jika anda tidak jujur. Anda harus memutuskan untuk menjadi pembuat masalah macam apa.  Mungkin banyak orang ingin menghindar untuk menjadi pembuat masalah karena mereka takut dicambuk; tapi pada akhirnya kita semua harus memutuskan. Apakah kita akan mengatakan kebenaran, menghidupi kebenaran atau menyembunyikannya di balik omong kosong dan setengah kebenaran?


Masalah berarti konflik dan konflik berarti pertentangan. Pertentangan seringkali berarti kekerasan. Kesadaran tingkat tinggi dapat mencegah munculnya rangkaian kejadian tersebut dan memampukan kita untuk membuat keputusan yang tepat untuk menjadi jujur meskipun resikonya tinggi. Kebenaran akan membebaskan anda. Ketika para meditator mengalami pembebasan secara bertahap dari rasa takut dan rasa disingkirkan, mereka lebih siap untuk mengungkapkan secara terbuka apa yang sebenarnya mereka maksudkan. Dan mereka akan berpihak pada orang yang membutuhkan daripada orang-orang yang sepertinya akan memenangkan pertentangan tersebut.

Pertama-tama rasanya tidak nyaman, seperti keluar dari kehangatan rumah di musim dingin. Anda bisa saja memakai jaket tebal tapi rasa dingin tetap menjalar masuk melalui celah-celahnya atau membuat gigi anda gemerutuk saat anda berjalan terengah dengan mulut terbuka. Tapi tak lama kemudian, jalan-jalan anda di tengah cuaca dingin itu akan menghasilkan kehangatan dan rasa dingin itu sendiri akan menjadi pemicu. Anda bersahabat dengan musim dingin dan anda terkejut oleh ketangguhan anda sendiri.

Dalam misteri paradoks realitas, sering terjadi pertentangan itu dibutuhkan untuk menciptakan kesembuhan dan persatuan yang lebih kuat. Kita memecah roti untuk berbagi dan disatukan. Misterinya adalah tentang perpisahan, yang kita perlukan untuk mengenal diri kita sendiri sebelum kita dapat memberikan diri kepada orang lain, kepada Allah. Kita mengetahui hal ini karena kita seperti Allah dan Allah mengetahuinya seperti hari-hari mendatang akan mengingatkan kita.

Salam kasih
Laurence Freeman OSB
Diterjemahkan: Sisca Indrawati H – WCCM Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar