Minggu, 29 Maret 2015

MINGGU PALMA 2015



WCCM lent Reflections2015
Palm Sunday.
Mark 14:1-15-15:47 :
Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Mereka yang merawat orang yang akan meninggal mengatakan bahwa unsur paling penting untuk meninggal dengan baik adalah makna. Dan makna berarti hubungan. Rasa memiliki, rasa dihubungkan dengan yang lain atau dengan ke-lain-an itu sendiri.
Makna lebih dari sekedar penjelasan. Penjelasan, dogma, menggemakan kekosongan pada saat pertemuan tak terhindarkan dengan realitas. (Kita melakukan segala cara untuk menghindari realitas!). Pada saat itu kita benar-benar tak berdaya dan terbuka di hadapan pengadilan realitas. Konsep berubah menjadi kebenaran dan kita ingin berlari darinya sejauh mungkin.


Yang terpenting adalah totalitasnya dan inilah yang membuat Sengsara Kristus begitu absolut dan menjadi gerbang seluruh kemanusiaan untuk memasuki realitas absolut, tak terbedakan dan apa adanya. Kemudian kita dituntun memasuki suatu bentuk pengalaman yang sangat berbeda dari dunia kenyamanan dan yang sudah kita kenal sebelumnya sehingga kita tidak dapat menjelaskan ataupun mengendalikannya.
Hal itu terjadi begitu saja – kehilangan atau kekecewaan yang membuat kita hancur, terbaliknya harapan atau impian, segala sesuatu jungkir balik. Pada saat-saat seperti itu satu-satunya pertahanan kita adalah rasa ketak berdayaan kita. Karena hanya itulah yang ada, hal itulah yang paling otentik yang dapat dikenali dari diri kita. Bukan hanya kelemahan kita, namun penerimaan kelemahan kita, terbukti – terhadap semua kemungkinan – menjadi kekuatan dan ketangguhan kita. Hal ini membawa kita dari semesta ego – yang merupakan cerminan dan gambaran palsu realitas – menuju dunia yang lain.

Namun bagaimana kita bisa berlindung dalam ketakberdayaan?

Sebuah tanda mewujud. Seorang wanita dengan reputasi meragukan memecah buli-buli dan menghamburkan minyak berharga dan menuangkannya ke atas kepala kita. Dalam dunia lain, bisa jadi minyak itu dijual dan uangnya digunakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dari suatu organisasi. Tapi dalam dunia ini minyak itu menjadi sebuah tanda. Kita diberitahu bahwa memecah dapat menjadi penyembuhan. Bahwa pengorbanan adalah penyembahan. Bahwa yang kelihatannya isyarat yang sia-sia dapat mengubah seluruh persepsi setiap orang yang memiliki mata untuk melihat.

Hari ini kita mulai memasuki sesuatu yang telah dipersiapkan bagi kita oleh empat puluh hari di padang gurun.

Pertama-tama meditasi membuat kita sangat menyadari semua cara-cara ego membajak reaksi kita dan mengendalikan keputusan-keputusan kita. Kemudian meditasi membuat kita sadar bahwa kita dapat mengubah pola-pola yang memenjarakan kita dan menyambung kembali seluruh ego system. Sekarang kita mulai melihat cara kerjanya.

Kapan terakhir kali seseorang menuangkan minyak berharga ke atas kepala anda? Seperti yang dikatakan oleh Rumi: Engkau adalah tanda, dan seorang pencari tanda; tidak ada tanda yang lebih baik daripada pencari tanda.

Salam kasih
Laurence Freeman OSB
Diterjemahkan : Sisca Indrawati H – WCCM Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar