Sabtu, 09 November 2013

MEDITASI SEBUAH DOA IMAN



Bila kita menemukan roh kita, diri kita yang sejati, maka ini merupakan sebuah pengalaman sukacita yang tak terlukiskan, sukacita yang mebebaskan. Agar kita dapat secara berangsur-angsur menanggalkan segala imajinasi yang sudah melekat dengan kita, memerlukan sikap tertentu yang sangat ditekankan dalam ajaran St Paulus yaitu keberanian, iman, komitmen dan ketekunan. Sifat-sifat inilah yang memampukan kita untuk bertahan dengan komitmen harian kita dalam peziarahan rohani, ketekunan untuk bermeditasi dua kali sehari dan 'semangat kemiskinan' yang terjadi karena kita dengan setia mengucapkan mantra kita. Buah-buah roh ini tidak muncul dengan sendirinya tetapi merupakan buah-buah cinta kasih, anugerah dari Roh Kudus yang membawa kita kepada diri-Nya, kepada cinta yang lebih mendalam. Tidak ada jalan menuju kebenaran atau Roh yang bukan jalan cinta. Allah adalah cinta.


Ketika kita semakin masuk ke dalam keheningan, kita mulai memahami dan mengalami arti sesungguhnya dari kata-kata Yesus ini: "Barangsiapa ingin menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya" (Mrk 8:35). Demikian juga, "Barangsiapa yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal dirinya" (Mrk 8:34). Kita berusaha untuk dapat duduk dengan tenang. Kita belajar untuk mengucapkan mantra kita. Untuk belajar mengucapkan mantra dibutuhkan ketekunan dan kemauan untuk melepaskan semua pikiran kita waktu kita bermeditasi.

 Bila kita tekun bermeditasi maka kita akan menemukan bahwa kemiskinan mantra membawa kita kepada kerendah hatian dan kesederhanaan, yang memampukan kita untuk tetap bertekun bermeditasi melebihi perkiraan kita sebelumnya. Meditasi adalah doa iman, karena kita harus menyangkal diri kita sendiri sebelum kita merasakan kehadiran Diri yang absolut yang adalah Allah sendiri. Setelah kita menyangkal diri, tidak ada janji bahwa kita akan mengalami hadirat-Nya. Hakikat dari kemiskinan itu sendiri membawa risiko bahwa kita merasa seolah-olah tidak ditanggapi, risiko yang sama pada semua orang yang mencinta.

Word into Silence -John Main, OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar