Selasa, 26 November 2013

MAKNA YESUS YANG SEBENARNYA

Weekly Teaching 
24 November 2013

THE REAL MEANING OF JESUS


Meskipun kita sudah mendengarkan baik dari John Main maupun dari Laurence Freeman yang menegaskan pentingnya sejarah tentang Yesus, sekalipun segi ini penting namun keduanya juga menekankan bahwa Dia jauh lebih penting daripada itu. Melihat dia hanya dari sudut sejarah saja dapat mengakibatkan kita tidak melihat sifat sejatiNya sama sekali - kita hanya melihat yang kita gambarkan tentang Dia, yang diwarnai oleh budaya kita sendiri, dengan saringan psikologis dan teologis. Tidak hanya itu, tapi kita juga diyakinkan bahwa hanya gambaran kita sajalah yang benar.



Semua yang dilakukan itu adalah penyebab pertentangan, seperti yang kita lihat dari perdebatan akhir akhir ini dan dari orang-orang di permulaan abad Kristiani tentang siapakah Dia, mengapa Dia datang, apa maksudnya Dia. Setiap penafsiran dan anggapan tentang kehidupan Yesus adalah suatu prasangka pribadi yang lebih menyatakan tentang yang dibicarakan atau dituliskan seseorang daripada tentang diri seorang Yesus yang sebenarnya.

Secara keseluruhan kita tidak banyak memikirkan tentang siapa sebenarnya Yesus itu. Laurence Freeman dalam 'Yesus, Guru didalam diri kita' mengatakan: "Bagi kebanyakan orang Kristen, inilah suatu pertanyaan yang tidak pernah mereka dengarkan dengan sungguh-sungguh ataupun disimak secara pribadi". Satu-satunya cara kita dapat menemukan makna dan keberadaan sebenarNya adalah dengan memasuki keheningan melalui doa hening yang dalam: "Menemukan jati diri Yesus” agar kita mengenalnya karena ini tidak dapat dicapai berdasarkan penyelidikan yang cerdas ataupun dari sejarah.
Ini terjadinya ketika terbukanya kedalaman ilham kita, secara lebih dalam dan lebih lembut untuk mengetahui dan melihat bukannya karena kita sudah terbiasa dengan hal itu. Ini adalah doa ... suatu jalan masuk ke dalam ruang batin yang hening, tempat kita terpuaskan tanpa ada jawaban, penilaian maupun gambaran. ... Ini adalah keheningan yang tak dapat dijabarkan yang berada di jantung misteri Yesus yang pada akhirnya menghubungkan jati dirinya pada orang-orang yang menemukan hal itu ". Dia lanjutkan dengan mengatakan bahwa bagi orang Kristiani yang mengikuti cara doa hening yang dalam yaitu meditasi, hal ini" akan mempunyai dampak pemahaman diri sendiri yang mendalam selain itu mereka juga dapat merasakan siapa Dia itu".

Bagi Laurence Freeman dan orang-orang Kristiani perdana "pemahaman bahwa kita tidak dapat mengetahui apa-apa, biarkanlah Allah sendiri saja, tanpa kita tahu tentang diri kita sendiri" adalah sangat penting. Ini adalah salah satu segi penting dari meditasi yang sering kita abaikan: "Dengan meditasi saya maksudkan bukan hanya karya dari doa murni saja  tetapi keseluruhan bidang kehidupan yang digerakkan oleh pengenalan diri sendiri ". Dengan cara yang sama kita mengabaikan siapa diri Yesus sebenarnya, kita mengabaikan siapa diri kita sebenarnya. Dalam kedua contoh ini kita merasakan bahwa kita sudah mengetahuinya. 

Jadi, mengapa cemas untuk lebih banyak memikirkan tentang hal itu? Bagi Anda yang telah membaca seluruh rangkaian 'Pengajaran Mingguan' dari Tahun pertama sampai sekarang, tahu bahwa yang kita pikirkan tentang siapa kita adalah gambaran khayalan, yaitu 'ego', permukaan diri kita sendiri, yang dibangun dari pikiran dan gambaran kita sendiri dan dari orang lain. Kita telah membaca kata-kata John Main: "Ego pada dasarnya gambaran tentang diri kita sendiri, gambaran tentang diri kita sendiri yang kita coba untuk merancangnya". Seperti yang ditunjukkan oleh ahli filsafat Wittgenstein secara mengejek: "Tidak ada yang sesulit seperti tipuan pada diri sendiri". Tidak hanya tentang siapa diri Yesus, tetapi juga siapa kita sebenarnya hanya dapat ditemukan dikeheningan dari doa kontemplatif yang dalam.


Ditulis Oleh: Kim Nataraja , 
Diterjemahkan Oleh: Sri Angka Lestari 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar