Selasa, 28 Februari 2012

Selasa Prapaskah Minggu I


 Laurence Freeman OSB

Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6: 15)

Inilah contoh persamaan karma yang sederhana yang terlihat jelas dalam pengalaman kita pada tingkat psikologis. Hubungan antara dua bagian bukanlah suatu ancaman, hanya penjelasan saja. Bapa tidak menolak untuk mengampuni: hanya saja kita tidak dapat merasakan ampunan Bapa yang selalu menyelimuti kita jikalau kita tidak mengampuni. Jadi kita perlu memahami apa arti pengampunan itu.


Jika saya tidak dapat melepaskan tindakan-tindakan orang yang telah melukai saya, dengan sengaja, tanpa sadar atau bahkan hanya dalam khayalan kita, saya membeku dalam waktu. Saya bereaksi terhadap saat kini dari naskah yang tak berubah dan dari ingatan akan masa lalu yang terus berulang. Korban-korban kekerasan atau penganiayaan mengalami penderitaan traumatis ini. Yang kita sebut penyembuhan adalah benar-benar suatu hadiah besar dari pengungkapan masa lalu yang kita tutup rapat-rapat dan membuat obat pengampunan tersebut menyentuh tempat yang sakit.

Di luar dan di dalam tingkat psikologis, ada sebuah tempat/ruang rohani. Di sinilah kekuatan misterius yang sangat kuat berkeliling seperti galaksi-galaksi di kosmos. Meskipun mereka itu luas dan kosmik mereka itu ramah dan mereka mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri sendiri-walaupun mereka tidak memaksakan pengetahuan itu pada kita karena hal itu dapat menghancurkan kita.

Masing-masing kekuatan tersebut adalah emisi  dasar keberadaan (Bapa). Oleh karena itu pada intinya mereka adalah variasi dari energi kasih yang utama. Tujuan meditasi adalah untuk hidup sepenuh mungkin dalam ke kinian dan terbuka pada energi ini.

Belajar bermeditasi adalah belajar membiarkan kesadaran akan energi ini menjadi realitas tanpa putus yang memberi informasi setiap pemikiran, kata-kata dan aksi. Untuk mempelajari segala sesuatu kita harus memiliki kerendahan hati untuk mendengar dan kemudian memulai dengan tugas-tugas sederhana dengan keahlian yang kita miliki. Kita harus puas  dengan proses ini sama seperti  saat kita belajar untuk puas mengucapkan mantra.

Konsekuensi dari pembelajaran ini adalah transformasi/perubahan. Dengan diberi energi kasih kita mendapati diri kita dapat mengampuni karena pengampunan hanyalah istilah lain dari kasih yang berjumpa dengan penolakan oleh rasa sakit dan koyak dan membuatnya utuh kembali.

(Diterjemahkan oleh : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar