Kamis, 23 Februari 2012

Kamis setelah Rabu Abu

Fr. Laurence Freeman OSB.

Menyadari bahwa anda benar-benar telah kehilangan sesuatu membuat shock seluruh sistem anda, sengat kedukaan bercampur dengan kemarahan dan kebingungan. Sesuatu yang hilang bisa jadi kunci mobil atau seseorang yang anda kasihi; intensitas dan jangka waktu shock itu berbeda-beda tetapi penolakan langsung atas kehilangan sesuatu yang kita (kira) miliki itu terbentuk dalam psikis kita.
Tetapi menemukan sesuatu yang telah hilang akan memenuhi kita dengan suka cita dan syukur pada tingkat yang lebih tinggi. Milik yang kita kira telah hilang, kita temukan kembali seperti karunia dan setiap saat kita mengalami pemberian (dari atau kepada diri kita), kita menjadi lebih hidup, lebih murah hati dan lebih menjadi diri kita sendiri.

Bagaimanapun juga hidup mengajar kita kebenaran akan penemuan dan kehilangan ini. Tetapi kita dapat menerapkan kebenaran dan pada tingkat tertentu dapat mengantisipasi rasa sakit dan shock atas kehilangan tersebut. Lebih jauh lagi disebut melepaskan. Jika kita lebih melekat dan lebih merasa memiliki maka rasa sakit atas kehilangan tersebut lebih parah. Melepaskan adalah semacam kerelaan untuk hilang – suatu paradox yang mengubah kehilangan menjadi penemuan.

Prapaskah – dan disiplin pengendalian diri sederhana apapun yang kita jalankan selama 40 hari mendatang – mengajar kita cara untuk melepaskan setiap saat, dengan setiap tarikan napas, setiap perjumpaan, dalam setiap relasi. St. Benediktus berkata bahwa berdasarkan hal tersebut hidup seharusnya menjadi masa prapaskah yang berkesinambungan. 
Masa prapaskah memberi kita kekuatan untuk hidup dengan kebebasan dan spontanitas dan yang terutama ketidak takutan yang membuat kepenuhan kemanusiaan kita berbuah. Kita cukup hanya percaya dan melambung. “Siapa saja yang ingin menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya.” Kita melakukannya secara bertahap – pergeseran arah yang lembut yang direalisasikan oleh latihan harian meditasi kita.
 
(Diterjemahkan oleh : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yogya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar