Rabu, 22 Juli 2020

Pertobatan



Bacaan Harian Bersama John Main
22 Juli 2020.

Pertobatan dalam pengertian alkitabiah mempunyai dua segi. Ada segi upacara, suatu pertobatan yang tampak dari luar, misalnya, menaruh abu dan memakai baju yang koyak. Tetapi tema yang tetap dari ajaran para nabi dan sepanjang sejarah alkitabiah adalah bahwa pertobatan eksternal sama sekali tidak ada manfaatnya kecuali jika pertobatan itu timbul dan berasal dari pertobatan hati yang terdalam. Nabi Yesaya berseru, “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku” (Yes 29:13)


Meditasi adalah tentang pertobatan hati yang mendalam. Agama tidak ada artinya bila hanya berisi ritual dan penyembahan eksternal. Liturgi dan ritual hanya mempunyai makna bila tumbuh dari pertobatan dari hati. Saat kita belajar untuk menjadi diam, kita berbalik ke arah pertobatan hati ini.

Dalam kediaman, kesadaran menjadi matang bahwa Allah yang telah menyatakan diri-Nya menjadi manusia di dalam diri Yesus dan bahwa Yesus telah menyatakan diri-Nya kepada kita di dalam hati kita, melalui Roh-Nya yang Dia utus untuk tinggal di dalam diri kita. Hidup kita, tidak kurang dari liturgi, menemukan maknanya ketika kita benar-benar terbuka pada Roh ini.

Word Made Flesh




Refleksi Bacaan Harian Bersama John Main
22 Juli 2020.

Pertobatan yang sejati adalah pertobatan hati. Dalam pertobatan hati, kita bertobat bukan karena untuk memenuhi suatu aturan keagamaan, agar kita nampak suci secara eksternal, melainkan kita bertobat atas dasar niat yang tulus untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Pater John Main mengatakan bahwa meditasi adalah tentang pertobatan hati yang mendalam.

Dalam meditasi, kita memurnikan diri, dengan memberikan perhatian sepenuhnya pada Tuhan, pada Yesus yang tinggal dalam hati kita. Kita melepaskan semua rancangan, keinginan dan pemikiran kita, dan tinggal sepenuhnya dalam hadirat-Nya. Maka kita akan hidup sepenuhnya baru. Hidup yang diubah oleh Kristus. Kita hidup bukan untuk memenuhi kelaparan sang ego, melainkan kita hidup sepenuhnya, hidup yang selaras dengan kehendak Bapa-Nya.

Tuhan memberkati. 🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar