Minggu, 29 Januari 2012

Hidup Dari Pusat


Masalah besar dengan kehidupan sebagian besar kita adalah bahwa kita hidup pada tingkat yang luar biasa dangkal. Kita cenderung untuk lebih memperhatikan apa yang baru, apa yang terakhir.  Alih-alih melihat hidup kita secara menyeluruh dan sebagai proses pertumbuhan, kedewasaan, dan peningkatan kedalaman, sebaliknya kita hanya berpindah dari satu hal ke hal yang lain. Kita kehilangan rasa adanya hubungan antara kejadian-kejadian tersebut, sehingga hidup kita dapat dengan mudah terganggu. Jika kita menghidupi hidup kita dengan berpindah dari satu hal baru ke hal baru yang lain, dengan cepat kebosanan akan menghampiri kita. Tampaknya tidak ada sesuatu yang dapat memuaskan kita jika kita hanya memperhatikan hal-hal yang ada di luar diri kita. Kita tidak dapat menemukan arti yang sebenarnya di luar diri kita.


Dengan bermeditasi, kita mencari untuk menemukan jalan menuju ke kedalaman dari keberadaan kita.  Kita meninggalkan tingkat dangkal kehidupan kita, dan memasuki sesuatu yang mendalam. Dalam bermeditasi, kita meninggalkan yang sudah lewat, meninggalkan hal-hal dalam hidup kita yang hanya sementara saja dan masuk dalam sesuatu yang abadi. Roh kita itu abadi. Roh kita abadi di dalam Allah.


Panggilan Kristianitas adalah panggilan setiap doktrin spiritual yang benar. Tujuan akhir dari semua agama adalah penghubungan kembali. Penghubungan kembali ini adalah penghubungan kembali dengan pusat diri kita. Dengan berada di pusat diri kita, kita berada dalam Allah. Seperti kata Yesus, “Kerajaan Allah ada di antara kamu.” (Lukas 17:21). Kita harus ingat bahwa Kerajaan itu bukan suatu tempat, tetapi sebuah pengalaman. Pengalaman itu adalah pengalaman kenyataan akan kuasa Allah. Dalam visi Kristiani,  kuasa itu adalah kuasa kasih. Itulah tujuan semua agama, bahwa kita terhubung kembali dengan pusat diri kita. Panggilan itu adalah untuk membuka diri anda pada roh abadi anda, terbuka pada keber-akar-an diri anda pada Keabadian.

Sekarang, apa jalan itu? Jalan itu adalah jalan kemiskinan, kesederhanaan. Inilah jalan meditasi. Duduk, duduk diam dan ucapkan kata-doa anda dengan setia. Kita mengucapkan kata tersebut karena pejiarahan itu adalah pejiarahan melampaui diri kita, melampaui keterbatasan kita. Untuk dapat melampaui diri kita, kita harus melampaui pikiran dan imajinasi kita. Kata itu adalah jalan, kendaraan yang membawa kita maju. Jalan menuju kekayaan adalah jalan kemiskinan. Jalan menuju pencerahan adalah jalan kegelapan. Kita harus melaluinya dengan disiplin yang lebih besar lagi, dengan kesetiaan yang lebih besar lagi.

Tetapi pahamilah hal ini. Jalan itu sederhana. Jalan itu tidak rumit. Hanya kesetiaan sederhana saja, kemiskinan roh yang sederhana; setiap pagi dan sore peruntukkan waktu anda, bukan untuk apa yang sudah lewat, tetapi untuk sesuatu yang abadi – roh anda hidup dan penuh cahaya dalam Allah.







 

John Main OSB, The Hunger of Depth and Meaning
Serial : Mengapa Kita Bermeditasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar