Minggu, 10 Desember 2017

Tinggal di dalam Allah


Untuk mulai bermeditasi tidak diperlukan apa-apa selain tekad untuk memulai. Untuk mulai menemukan akar dari diri kita, untuk mulai menemukan kekuatan kita, untuk kembali ke sumber dari diri kita. Dan Allah adalah sumber kita. Dalam kesederhanan meditasi, kita tidak perlu berpikir dan membayangkan sesuatu, kita mulai menemukan bahwa kita tinggal di dalam Allah. Kita mulai memahami bahwa kita tinggal di dalam Allah. Dalam keheningan dan komitmen meditasi harian kita, kita menemukan bahwa kesadaran kita tidak terpecah-pecah lagi. Kita melihat diri kita, sesama dan Allah sebagai suatu kesatuan.


Meditasi adalah keadaan dimana kita dituntun untuk menjadi sederhana yang merupakan tanda kematangan dari perkembangan dari kesederhanaan kita yang asli. Seperti yang dikatakan oleh St. Katarina dari Genoa: "Allah tinggal di lubuk hatiku, Aku tidak dapat mengenal diriku yang sebenarnya kecuali aku tinggal di dalam Allah". Keindahan dari pewartaan Kristiani adalah bahwa semua orang diundang untuk menjadi sederhana dalam ikatan cinta kasih dengan Allah. Kristus datang untuk mewartakan kabar gembira ini dan agar kita dapat mengalaminya. Kita semua diundang untuk terbuka pada pewartaan ini: "Allah tinggal di lubuk hatiku, Aku tidak dapat mengenal diriku yang sebenarnya kecuali aku tinggal di dalam Allah".

Seperti yang kita telah ketahui dari pengalaman kita yang menyedihkan bahwa perhatian kita mudah sekali beralih ke hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Cinta kasih Allah diberikan kepada kita semua secara cuma-cuma, tanpa syarat dan tanpa perkecualian. Kasih Allah mengalir berlimpah-limpah di dalam hati kita. Tetapi, seperti kisah Marta dalam Injil, kita semua begitu sibuk dengan banyak hal.

Kita semua harus mengakui bahwa kita kurang disiplin. Kita harus menuntun pikiran kita yang penuh dengan kegelisahan untuk menjadi tenang. Ini adalah salah satu pelajaran pertama untuk menjadi rendah hati, ketika kita menyadari bahwa kita memperoleh kearifan dan ketenangan, karena kita dapat mengatasi pelanturan ini hanya melalui anugerah Allah. Doa-Nya adalah karunia-Nya pada kita dan apa yang harus kita lakukan adalah menyediakan diri kita dan menjadi hening. Keheningan adalah tanggapan manusia pada misteri Allah, Allah yang tanpa batas. Kita belajar menjadi hening dengan mengucapkan mantra kita dalam kesetiaan dan kerendahan hati.


Moment of Christ – John Main,OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar