Minggu, 08 Oktober 2017

Perjalanan rohani


Tujuan dari meditasi ialah untuk mendorong kita untuk menjadi manusia yang utuh. Meditasi berarti menerima karunia penciptaan kita dan membuat kita semakin mampu untuk menanggapi karunia itu. Kehidupan kita tidak hanya kehidupan duniawi semata. Meditasi berarti meninggalkan kehidupan yang dangkal, yang di permukaan dan kita masuk ke dalam diri kita, memulai perjalanan rohani untuk menemukan Allah.


Tradisi Kristiani mempunyai alasan mengapa kita harus bermeditasi, yaitu karena kita percaya bahwa Yesus telah mengirim Roh-Nya untuk tinggal di hati kita, di kedalaman diri kita. Atau dengan kata lain, Roh Allah, Roh Pencipta alam semesta tinggal di dalam hati kita dan di dalam keheningan Roh Allah mencintai kita semua. Dalam tradisi Kristiani, meditasi berarti kita terbuka pada Roh yang maha Pengasih, Roh Allah sendiri. Salah satu yang kita peroleh dari meditasi, yaitu setelah kita menjadi cukup matang, atau setelah kita berjalan cukup lama dalam perziarahan kita, adalah kita mendapat kepuasan yang sama waktu kita berada dalam hadirat Allah maupun waktu kita tidak merasakan kehadiran Allah.

Memang pada awalnya sulit bagi kita untuk memahami hal ini karena waktu kita mulai meditasi, kita belum mengerti apa yang dimaksud dengan bebas-lepas. Kita belum mencapai tahap dimana kita merasa puas baik dengan kehadiran maupun ketidak hadiran Allah, tetapi juga karena kita selalu melihat meditasi kita sebagai sesuatu yang dapat memuaskan kehausan rohani kita. Kita selalu ingin membuktikan bahwa meditasi berguna untuk kita, misal kita sekarang mengenal Allah dengan lebih baik, kita sekarang tinggal dalam hadirat Allah. Tetapi sisi lain keheningan, yaitu kita tidak merasakan kehadiran Allah, ialah untuk memurnikan hati kita sehingga kita dapat mencintai Allah tanpa pamrih sama seperti Dia yang telah mencintai kita tanpa pamrih. Ia mengajarkan kita untuk tetap mencintai, tetap setia. Kita mencintai Allah karena Allah adalah Allah, bukan karena kita merasakan kehadiran-Nya yang dapat memuaskan hati kita.


The Way of Unknowing – John Main, OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar