Minggu, 15 Oktober 2017

Kata doa


Ada seorang ibu dari Irlandia datang ke salah satu kelompok meditasi beberapa bulan yang lalu. Dan saya mengatakan kepada kelompok bahwa mantra yang saya anjurkan ialah "Maranatha". Saya menyarankan kata itu karena kata itu berasal dari bahasa Aramik, bahasa yang digunakan oleh Yesus, dan mungkin kata itu merupakan doa yang paling kuno dalam Gereja: St. Paulus mengakhiri suratnya pada jemaat di Korintus dengan kata itu, demikian pula Rasul Yohanes mengakhiri Kitab Wahyu dengan kata yang sama, kata itu juga dapat di temukan di ajaran para Rasul.


Pengarang buku "The Cloud of Unknowing" menyarankan kita untuk memilih sebuah kata yang mempunyai arti khusus (kudus): tetapi setelah kita memilihnya, kita tidak perlu memikirkan arti kata itu tetapi hanya mendengarkan dalam batin kata itu. "Maranatha" adalah kata yang tepat dari sudut pandang yang baru saya terangkan.  Ibu yang baik ini mendengarkan semua apa yang saya katakan dan kemudian kita bermeditasi bersama.

Dan kemudian setelah selesai meditasi dia berkata kepada saya: "Oh Romo, waktu kita mau mulai meditasi saya lupa mantra yang harus saya ucapkan". Dan dia berkata: "Saya duduk dan saya pikir, bagaimana saya bermeditasi kalau saya tidak tahu mantra yang saya harus ucapkan? Tetapi Romo, Tuhan sungguh baik hati, saya dapat mengingatnya setelah beberapa menit: Mocooshla, Macooshla!" Mantra itu suatu sarana yang amat sederhana dan yang membawa kita dengan segala kesederhanaan ke hadirat Allah.

Christian Meditation: The Gethsemani Talks – John Main, OSB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar