Rabu, 28 November 2012

Mantra Membawa Kita Keheningan


Nasihat praktis dari para guru doa dapat disimpulkan dalam petunjuk sederhana: 'Ucapkan mantra anda', 'Gunakanlah kata-kata sederhana ini'. The Cloud of Unknowing menasihatkan, 'berdoa bukanlah banyak berkata-kata tetapi cukup dengan mengucapkan sebuah kata pendek. Tanamkanlah kata ini ke dalam hati anda sehingga ia selalu ada disana. Dengan kata ini anda akan menekan semua pikiran'. 

Abbas Chapman, dalam suratnya kepada Michaelmas tahun 1920, menjelaskan bahwa penggunaan mantra yang sederhana dan diucapkan dengan setia, ia temukan sendiri berdasarkan pengalamannya bertekun dalam doa dan bukan ia dapatkan dari ajaran para guru. Ia telah menemukan kembali sebuah tradisi doa yang telah lama ada dan yang memasuki dunia Barat melalui kehidupan membiara. Pertama kali dipelopori oleh Yohanes Kasianus di akhir abad keempat. Kasianus sendiri menerimanya dari Bapa-bapa padang gurun yang merupakan warisan hidup sejak zaman para Rasul.

Doa dengan mantra dalam tradisi doa Kristiani diminati orang terutama karena kesederhanaannya. Doa ini menjawab segala persyaratan doa dari nasihat para guru doa karena mantra membawa kita pada keheningan dan keselarasan antara pikiran, tubuh dan roh. Kita tidak membutuhkan bakat atau anugerah khusus kecuali kemauan yang serius dan tekad untuk tetap tekun berdoa. Kasianus berkata bahwa 'Tidak ada seorang pun yang tidak dapat memiliki hati yang murni oleh karena ketidakmampuan membaca atau karena orang sederhana. Setiap rintangan yang ada dapat mereka atasi kalau saja mereka mau menjaga pikiran dan hati untuk tetap penuh perhatian kepada Allah dengan mengulangi kalimat ini secara terus menerus'. Mantra kita adalah doa dalam bahasa Aram kuno, 'Maranatha, Maranatha'. 'Datanglah Tuhan. Datanglah Tuhan Yesus'. 

The Way Into Silence - John Main, OSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar