Kamis, 02 Agustus 2012

Sekali lagi tentang Pengenalan Meditasi Kristiani


Meditasi adalah sebuah bentuk doa kuno.

Doa ini dapat ditemukan sepanjang jaman dalam tradisi Kristiani, dalam jemat Gereja perdana. 


Fr. John Main, OSB seorang rahib Benediktin kelahiran London 1926, menemukan tradisi doa ini dalam ajaran Yohanes Kasianus dan para bapa dan ibu Padang Gurun dari abad ke 4, yang semuanya kemudian mempengaruhi ajaran St. Benediktus tentang doa.

Selanjutnya Dom John Main membawa dan mengenalkan kembali kepada kita  bentuk doa ini dan dikenal sebagai sebuah bentuk doa yang relevan dan sangat diperlukan oleh orang-orang modern.


Meditasi adalah doa hening, diam dan perhatian. Seringkali disebut sebagai doa hati.

Kita melepaskan perhatian dari pikiran-pikiran kita – kita melepaskan segala sesuatu yang seharusnya kita lakukan dan kita capai – kita menerima diri kita seperti apa adanya – dan menyerah – membuka hati kita akan kehadiran Allah – dalam keheningan dan kediaman saat kini.

Meditasi sangat damai dan sederhana.

Meditasi tidak menggantikan bentuk-bentuk doa yang lain, sebaliknya meditasi dapat memperdalam bentuk-bentuk doa yang lain. Yang akan kita lakukan setiap minggu adalah belajar sedikit mengenai tradisinya, mendengarkan pengajaran singkat – belajar bermeditasi – dan kemudian sharing periode meditasi. Jika anda mencari-cari sedikit waktu tenang untuk berdoa dengan damai atau jika anda hanya ingin tahu seluk beluk meditasi – anda sangat kami harapkan untuk bergabung selama dalam pertemuan-pertemuan tersebut, yang biasanya enam kali, atau datang saja kapan anda bisa jika anda tidak dapat menghadiri semuanya.

Pertemuan yang akan kami selenggarakan

Minggu 05 Agustus 2012, Pukul 10.oo-14.oo, Bertempat di Gereja St Albertus Agung Jetis, Ruang Sayap Timur, Jl. AM Sangaji, Yogyakarta
        dan 
Minggu 12 Agustus 2012, Pukul 10.oo-14.oo, Bertempat di Kapel Susteran  ADM (Amalkasih Darah Mulia), Jl. AM Sangaji 58, Yogyakarta.



Inilah bacaan dari Fr. John Main:

“Saat kita bermeditasi, kita diam, tubuh dan jiwa….tubuh dan roh….seluruhnya terbuka akan kehadiran Allah, mengetahui bahwa kehadiran tersebut adalah kasih sejati…kelembutan sejati….pengampunan sejati, dan dalam kehadiran itu kita menjadi diri kita yang sebenarnya….makhluk yang diciptakan oleh Allah, makhluk yang ditebus oleh kasih Yesus, makhluk yang adalah bait Roh Kudus. Dan dalam pengalaman tersebut, kita dibuat benar-benar bebas, bebas menjadi diri kita sendiri, bebas untuk mencintai diri kita sendiri…sesama kita…dan Allah.” (Fr. John Main, OSB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar