Kamis, 28 Juni 2012

Doa : Sebuah Transformasi Diri

Siriakus Maria Ndolu, OCarm.

Doa (relasi dengan Allah) dimulai dengan undangan Allah.
Inilah dasar sebuah doa (relasi) yang tidak pernah boleh dilupakan. Allahlah yang mulai berinisiatif mengundang kita dalam berbagai macam cara. Allah mengundang kita untuk melakukan sebuah perjalanan, sebuah perjalanan ke dalam diri-Nya. Sebab, memang sejak semula Allah ingin agar manusia mengambil bagian dalam hidup Ilahi-Nya. Jika kita menolak, Allah akan menanti dan pada saatnya, Ia akan sekali lagi mengundang kita dengan cara lain. Allah tidak pernah menyerah.


ketika kita menanggapi undangan-Nya, Allah mulai dengan lembut membimbing kita melakukan perjalanan, yang dalam tradisi rohani disebut perjalanan transformasi diri (mengubah diri) kita menuju Allah, untuk menjadi serupa dengan Dia.

Dalam perjalanan doa, kita mulai mengalami bahwa kata-kata kita secara perlahan mulai berkurang. Kita sudah dapat "ada bersama dengan Allah, Sang Sahabat" dengan tidak terlalu banyak kata lagi.

Pada saat ini, mendengarkan menjadi bagian penting dari doa (relasi), kita mulai berfokus pada kata doa kita.

Keheningan bukanlah berarti kita kekurangan kata-kata yang membuat situasi menjadi beku karena orang tidak tahu harus berkata apa pada sahabatnya. Keheningan adalah suatu cara komunikasi Allah yang paling unggul. 

Tujuan doa hening bukanlah menciptakan pikiran kosong. Tujuannya adalah untuk menenangkan suara-suara di dalam diri kita yang mengganggu, sehingga kita akhirnya dapat mendengarkan apa yang Allah katakan kepada kita.


(Diresume : Sr. Christera, ADM | Sumber : "Meditasi Kristiani", Jalan sederhana berjumpa Allah, Siriakus Maria Ndolu OCarm | Kanisius )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar