Minggu, 29 Mei 2016

Kehadiran Allah

Meditasi berkaitan dengan dua hal penting yaitu: kehadiran Allah, dan menaruh perhatian pada kehadiran itu. Dua hal ini sama kuno atau modern sama dengan kesadaran manusia itu sendiri. Kehidupan manusia tidak dapat dikatakan kehidupan yang penuh tanpa kita harus belajar dan menaruh perhatian pada hidup itu sendiri. Mengabaikan atau menunda kehidupan yang penuh adalah suatu kebodohan dari dosa.


Kearifan itu sendiri berbeda:
"Jika engkau mau, hai anakku, niscaya engkau akan diajar, dan kalau menaruh perhatian, maka engkau menjadi arif. Jika engkau rela mendengarkan, maka engkau akan belajar, dan kalau kau condongkan telinga pasti menjadi bijaksana" (Sir 6: 32-33)

Tujuan meditasi adalah kita mendengarkan dan kita menaruh perhatian. Kita menaruh perhatian pada kehadiran Allah, yang menyebut Diri-Nya dalam kitab Keluaran sebagai "Aku adalah Aku" (Kel 3:14). Nabi Yesaya, yang memberi kita nama Mesias, memanggil-Nya Imanuel, Tuhan beserta kita. Berulang kali diungkapkan dalam kisah di Kitab Suci bagaimana Allah menyatakan Diri-Nya kepada mereka yang berjalan dengan-Nya, kepada mereka yang hidup "penuh iman akan penyertaan-Nya".

Sekali lagi inilah apa yang mau dikatakan dalam meditasi kita: tinggal dihadirat Allah yang bersama kita. Kita menjalani perziarahan kita dibawah penyertaan-Nya. Meditasi  adalah perziarahan dimana kita masuk ke dalam hati kita sendiri, disana kita menemukan Yesus. Menemukan Roh-Nya adalah langkah pertama perziarahan kita. Kemudian kita meneruskan perziarahan dengan Yesus kepada Bapa.


(The Way of Unknowing – John Main, OSB) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar