Sabtu, 30 April 2016

Jalan ke dalam hati kita

 Kalau kita bicara tentang doa, tradisi mengajarkan bahwa kekristenan pada dasarnya bukan semata-mata ajaran teologi maupun ideologi. Kekristenan adalah keterbukaan yang penuh pada pribadi Yesus. Dalam keterbukaan tersebut kita dibawa oleh-Nya kepada Bapa. Kekristenan adalah agama yang mengubah kehidupan kita yang mempunyai keterbatasan untuk memasuki kehidupan Allah yang tanpa batas.


Kita mengajar meditasi dari tradisi doa mulai dari Yohanes Kasianus dan Bapa Padang Gurun kemudian "The Cloud of Unknowing" pada abad empat belas dan sampai, misalnya, Abbas John Chapman di abad ke dua puluh. Tradisi ini mengajarkan bahwa jalan utama untuk menjawab panggilan Kristiani adalah untuk terbuka sepenuhnya pada kenyataan bahwa Yesus tinggal di dalam diri kita, kenyataan ini lebih dalam daripada pikiran dan kata-kata kita.

Tradisi ini juga mengajarkan bahwa jalan menuju ke dalam hati kita adalah jalan kedisiplinan rohani. Kita harus belajar untuk menjadi disiplin. Disiplin pokok adalah penyangkalan diri. Ini berarti meninggalkan segala keterbatasan kita dan belajar untuk terbuka pada Allah yang tanpa batas. Ajaran ini menerangi doktrin Kristiani.
"Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah" (2 Kor 4:13)

( Word Made Flesh – John Main, OSB )

sumber: www.wccm.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar