Minggu, 21 September 2014

Panggilan Untuk Mengenal Allah.

Kita harus melepaskan semua konsep kita tentang Allah. Kita harus melangkah lebih jauh melampaui bahasa dan tilikan pikiran karena ini semua membatasi Allah menurut pengalaman kita. Kita dipanggil untuk mengenal Allah tidak dengan pengertian kita yang terbatas melainkandengan pengertian Allah sendiri: Roh yang kita terima dari Yesus. Tetapi bagaimanapun sempurna atau terlatihnya akal budi manusia, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan seluruh misteri yang tak dapat dilukiskan tatkala kita memasuki jalan kesederhanaan.


Kesederhanaan Allah, kesatuan yang ilahi, yang memanggil kita untuk bermeditasi. Tetapi itu juga merupakan batu sandungan bagi kita. Bagaimana kita dengan segala keruwetan kita mengenali kesederhanaan yang absolut?

Mantra (kata-doa) adalah jalan untuk menuntun kita keluar dari batu sandungan tadi. Itu juga merupakan tanda atau simbol dari kesatuan dan kesederhanaan dar Allah. Dalam literatur klasik tentang doa, misalnya St Teresa dari Avila, St. Yohanes dari Salib, Meister Eckhart, kita menemukan gagasan yang sama bahwa jalan menuju kesatuan yang total dan hadirat yang abadi adalah jalan dari disiplin yang tidak mementingkan diri sendiri dan sederhana.


Tidak mementingkan diri sendiri adalah jalan mantra (kata-doa). Mantra (kata-doa) menuntun kita keluar dari labirin dari perhatian yang terpusat pada diri sendiri. Dengan mengulang-ulanginya secara terus menerus, mantra (kata-doa) membawa kita secara perlahan-lahan, dan dengan kesabaran, pada keheningan dimana semuanya dipecahkan dalam kesederhanaan dari Allah. Dalam kesatuan ilahi kita menjadi satu denganNya.

John Main, Word Made Flash.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar