Sabtu, 10 Desember 2011

Roda Doa


Doa adalah pergerakan hidup kita, perjalanan kita, menuju Tuhan. Simbol yang bagus bagi doa adalah Roda karena roda menunjukkan pergerakan, memutar seluruh hidup kita kepada Tuhan. 

Ada banyak bentuk doa. Kita berdoa dengan cara yang berbeda-beda, pada waktu yang berlainan, dan menurut perasaan kita. Kita masing-masing memiliki cara berdoa yang kita sukai. Pembicaraan mengenai roda dapat mewakili bentuk-bentuk doa yang berbeda ini - Ekaristi, sakramen, doa Kitab Suci, doa permohonan dan doa-doa karismatik, devosi, rosario,dll.


Tetapi yang menyebabkan berbagai bentuk doa kristiani yang berbeda-beda ini adalah bahwa mereka harus berpusat pada Kristus. Semua doa verbal yang berbeda-beda ini, bertemu di porosnya, ditengah-tengah roda. Apa yang kita temukan di pusat? Dalam istilah Kristen, kita menemukan doa Kristus, pikiran Kristus. Yang kita bicarakan adalah bentuk-bentuk ungkapan doa yang pas di poros roda dimana kita menemukan doa Yesus itu sendiri. 

Dalam pemahaman doa ini, semua bentuk doa mengalir ke dalam dan keluar dari roh Yesus yang menyembah Tuhan mewakili ciptaannya. Doa-Nya adalah kesatuan kasihNya dengan Bapa dalam Roh Kudus, dan kasihNya bagi dunia. Oleh karena itu bentuk-bentuk doa kita tidaklah sepenting doaNya. DoaNya berisi dan melengkapi semua bentuk-bentuk doa.

St. Paulus berkata: "Hidupku bukannya aku lagi, tapi Kristus yang hidup dalamku." Ini sustu ungkapan yang luar biasa tentang hubungan umat Krsitiani dengan sosok Kristus. Dengan kata lain, kita masuk melampaui dan diluar dunia ego kita yang sempit dan kita bergerak ke dalam roh, pikiran dan sosok Kristus. Disanalah kita menemukan identitas kita disempurnakan dan dikembangkan.

Kita dapat menggubah perkataan St. paulus dan berkata: "AKu tidak lagi berdoa, tetapi Kristus yang berdoa dalamku."
Ini berarti, Doa-doa kita laksana doa-doa kecil yang mengalir menuju samudra doa Kristus yang luas. 

Bagaimana kita menemukan jalan kita menuju poros roda?
Dalam tradisi rahib Kristiani awal, dan dalam tradisi kita yang diajarkan oleh John Main, kita menemukan suatu metode yang sangat sederhana, suatu bentuk doa hati yang amat sederhana.

Bentuk itu adalah bentuk mantra.
Kita mengambil satu kata atau satu frase sederhana, kudus menurut iman kita, dan kita mengulang kata atau frase ini terus menerus dalam pikiran dan hati kita. Kita mendengarkan kata tersebut saat kita mengucapkannya; kita memusatkan perhatian kita pada kata tersebut.

Kita mengijinkan kata tersebut membimbing kita melewati pikiran, urusan, kekuatiran dan godaan kita. Dan membawa kita dengan lembut di sepanjang jalan keheningan dan kesederhanaan menuju ke-diam-an yang kita dapati pada pusat keberadaan kita.

Pada poros roda, pada pusat doa, anda akan menemukan ke-diam-an. Tanpa ke-diam-an porosnya, roda tidak dapat berputar. Tanpa ke-diam-an pada pusatnya, tidak akan ada pergerakan atau pertumbuhan di sekelilingnya. Kualitas dari aktifitas kita - hidup yang aktif dan sibuk - tergantung pada kediaman yang kita temukan pada pusat tersebut.

Meditasi adalah usaha untuk menemukan dan menjadi satu dengan kediaman itu. "diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan". (Maz 46:10)

Semakin dalam kita masuk kedalam doa Kristus, ke dalam keheningan dan kediaman di pusat keberadaan kita, kita menemukan bahwa bentuk-bentuk doa yang lain dengan waktu yang berbeda-beda jadi diperkaya. Pembacaan Kitab Suci kita, doa kita dalam komunitas, perayaan sakramen, semua bentuk doa yang berbeda-beda ini, diubah/ditransformasi dan diperdalam, dan arti spiritual mereka ditingkatkan dengan latihan meditasi kita.


Laurence Freeman OSB, The Inner Pilgrimage : The Journey of Meditation.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar