Laurence Freeman, OSB
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapmeninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Sungguh
sebuah ideal yang tak masuk akal dan tak bisa diterapkan. Bagaimana mungkin sistem
pemerintahan atau organisasi dapat benar-benar beroperasi berdasarkan prinsip
ini?
Setiap
orang yang diberi kepercayaan dengan kuasa dan otoritas akan menyatakan bahwa
mereka melayani. Kita semua berpura-pura lebih rendah hati dari diri kita yang
sebenarnya. Tetapi dalam semua relasi, ada
proyeksi-proyeksi/perkiraan- perkiraan, bermain peran dan permainan-permainan
yang dimainkan bersama atau saling melawan. Dalam kebanyakan permainan, orang
ingin menang.
Jadi,
sebelum anda tahu apa yang sedang terjadi, pelayanan itu menjadi sebuah langkah
awal untuk memanipulasi dan kerendahan hati menjadi sebuah bentuk dominasi.
Topeng-topeng terlepas, seperti di Suriah sekarang ini atau di Libia beberapa
bulan yang lalu – atau dimana saja kasih yang terdistorsi kekuasaan atas orang
lain terancam. Menari Tango perlu dua orang, dan puluhan tahun bisa berlalu
sebelum mereka yang diekploitasi bereaksi dan memberontak. Keluarga,
perusahaan, bangsa-bangsa, kita semua memainkan permainan kekuasaan yang sama.
Lalu
dari mana datangnya ajaran Yesus ini dan menunjuk pada apa?
Relasi
yang sehat tentu saja sebuah proses dua arah dan unsur kimia dari multi relasi
mempunyai banyak dimensi. Tetapi prinsip dasar dari kesehatan relasi adalah
kesendirian. Jika kita tidak dapat menemukan dan duduk di dalam ‘kamar’ batin
kita atau membiarkan kita ‘dibimbing ke padang gurun’ kita tidak dapat menahan
pelepasan yang diperlukan bagi relasi yang baik. Kesendirian adalah penemuan
dasar keberadaan kita yang adalah dasar samudra bagi semua relasi. Hanya pada
saat kita direndah hatikan oleh penemuan itu, kita dapat menyadari bahwa setiap
relasi manusia berakar pada dasar keberadaan tersebut. Setiap relasi dalam
kosmos mencerminkan relasi sentral makluk itu sendiri.
Yesus
tidak hanya memberi tahu kita bagaimana kita harus bersikap. Dia memberi tahu kita
Tuhan itu seperti apa.
(Diterjemahkan : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar